Laporkan Masalah

Angklung Dogdog Lojor Pada Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Kasatuan Adat Banten Kidul

DINDA SATYA UPAYA BUDI, Prof. Dr. R.M. Soedarsono; Prof.Dr. Timbul Haryono, M.Sc.; Prof. Dr. Tati Narawati, M.Hum

2015 | Disertasi | S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian ini mengkaji angklung dogdog lojor pada masyarakat Kasepuhan Ciptagelar di Kasatuan Adat Banten Kidul. Penelitian kualitatif ini menggunakan performance studies sebagai teori utama dan teori systematic network organologi yang memiliki tiga ranah kajian: klasifikasi, analisis, dan aplikasi. Oleh karena angklung dogdog lojor memiliki berbagai bentuk penampilan, sehingga pengkajiannya perlu melibatkan metode, teori-teori, maupun konsep-konsep dari disiplin lainnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan angklung dogdog lojor, organologi angklung sebagai jaringan sistematik, fungsi, dan perkembangannya dalam tatanan serta siklus kehidupan masyarakat pendukungnya. Angklung dogdog lojor bukan hanya sebagai pelengkap sebuah upacara ritual. Angklung dogdog lojor dalam kegiatan upacara ritual ngaseuk dan tandur, mipit, ngunjal, serta seren taun merupakan sebuah produk budaya yang tangible dan intangible, memiliki fungsi sebagai salah satu media doa, serta menjadi identitas yang khas bagi masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar. Angklung dogdog lojor yang sudah mentradisi di kalangan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, telah mengalami beberapa perkembangan dengan bertambahnya fungsi sebagai sarana hiburan serta kepentingan presentasi estetis. Hal ini terjadi karena perubahan paradigma masyarakat Kasepuhan, terutama sejak berpindah dan berubah nama menjadi Kasepuhan Ciptagelar yang memiliki konsep keterbukaan, sehingga Kasepuhan Ciptagelar semakin dikenal oleh masyarakat yang lebih luas. Kesimpulan dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa, penampilan angklung dogdog lojor yang pada awalnya hanya untuk kepentingan upacara ritual dan terbatas hanya dalam komunitasnya saja, kini penampilannya telah mengalami banyak bentuk pengadaptasian serta dijadikan sebagai media kreativitas oleh masyarakatnya. Angklung dogdog lojor juga telah dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan perekat seluruh masyarakat adat Kasepuhan yang tergabung dalam Kasatuan Adat Banten Kidul, sehingga terciptanya kerukunan di antara mereka. Penampilan angklung dogdog lojor telah menjadi identitas yang khas bagi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dalam mencari jati diri yang selama ini nasib legalitas wilayah adatnya masih belum ditentukan oleh pemerintah, meskipun dalam kenyataannya angklung dogdog lojor selalu dijadikan simbol kekayaan budaya Banten Kidul Jawa Barat dan Banten hanya demi kepentingan pariwisata.

This research studied angklung dogdog lojor music instrument and it's performance studies on Kasepuhan Ciptagelar community in Kasatuan Adat Banten Kidul.This qualitative research use performance studies as grand theory and organology discipline as a systematic network that had the branches:classificatory, analytic, and applied. So, angklung dogdog lojor have many of performance form, until it's study need other discipline approach and method, theories,also other discipline concept. This study was intended to determine the position of the angklung dogdog lojor, organology angklung as systematic network, function, and its development in order and cycle life supporters. Angklung dogdog lojor not only as a complement to a ritual. Angklung dogdog lojor in rituals ngaseuk and tandur, mipit (harvest), ngunjal, and seren taun is a product of the tangible and intangible culture, have a function as a medium of prayer, as well as a distinctive identity for Kasepuhan Ciptagelar indigenous peoples. Angklung dogdog lojor already a tradition in the community Kasepuhan, has several developments with increasing function as a means of entertainment and aesthetic presentation purposes. This occurs because the paradigm changing of Kasepuhan society, especially since moved and changed its name to Kasepuhan that has the concept of openness, so Kasepuhan increasingly recognized by the wider community. Conclusions from this study have shown that the development of the angklung dogdog lojor initially just for the ritual event and limited only for the community, now its performance has many adaptation form and serve as media creativity by society. Angklung dogdog lojor also been used as a gathering place and bind the Kasepuhan indigenous joined in unity of Southern Banten Indigenous peoples, and thus the harmony between them. Performance of angklung dogdog lojor has become a distinct identity for the Kasepuhan community in search of identity for the fate of the legality of their traditional territory has not been determined by the government, despite the fact that the angklung dogdog lojor always be a symbol of wealth and culture of South Banten, West Java, and Banten just for the tourism program.

Kata Kunci : Angklung dogdog lojor, Kasepuhan Ciptagelar, Banten Kidul