EVALUASI TERHADAP STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL PRODUSEN BIODIESEL STUDI PADA PT ETERINDO WAHANATAMA, Tbk.
AGUS CHANDRA, Dr. Harsono, M.Sc.
2015 | Tesis | S2 ManajemenSebagai salah satu pelopor produsen biodiesel berbasiskan kelapa sawit di Indonesia PT. Eterindo Wahanatama, Tbk. (Eterindo) memiliki keyakinan bahwa pertumbuhan perusahaan di masa depan bertumpu pada keberhasilan integrasi antara sektor industri hilir dan hulu dalam mata rantai bisnis kelapa sawit. Sejumlah tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi antara lain: permintaan biodiesel yang meningkat, peningkatan harga bahan baku, bahan penolong, dan biaya transportasi, serta kebutuhan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk berkualitas dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Sedangkan dinamika perubahan lingkungan eksternal Eterindo meliputi: perubahan peraturan pemerintah terkait pemanfaatan biodiesel dan besaran subsidi BBN akan mempengaruhi permintaan di dalam negeri dan harga domestik biodiesel, penerapan anti-dumping policies dan non-tariff trade barrier oleh Uni Eropa akan mempengaruhi permintaan pasar ekspor dan harga ekspor biodiesel Indonesia ke Eropa, serta faktor competitiveness antara basis bahan baku untuk biodiesel (soybean oil, rapeseed oil, dan CPO). Untuk menyikapi situasi dan kondisi tersebut maka strategi yang dipilih perusahaan adalah memperoleh cost advantage melalui backward vertical integration. Sasaran integrasi adalah turunnya kos produksi biodiesel dengan efisiensi operasi, peningkatan produktivitas, dan pengamanan pasokan bahan baku. Agar strategi tersebut berhasil, maka diperlukan landasan yang kuat dan orkestrasi elemen strategi yang komprehensif dan terpadu. Strategi integrasi vertikal selain dapat menciptakan nilai sekaligus juga berisiko tinggi, rumit, dan mahal serta sulit untuk dikoreksi. Oleh karena itu penelitian ini didedikasikan untuk melakukan evaluasi terhadap strategi integrasi vertikal Eterindo. Evaluasi didahului dengan mengkaji ulang landasan strategi. Pendekatannya dengan menganalisis lingkungan industri dan faktor internal Eterindo. Kemudian dilanjutkan dengan analisis VRIO untuk mengetahui sejauh mana perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan yang menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage). Selain itu dilengkapi pula dengan analisis SWOT. Setelah kajian landasan strategi selesai maka dilanjutkan dengan evaluasi untuk menguji apakah strategi integrasi vertikal tepat dalam membangun competitive advantage, khususnya dalam rangka memperoleh cost advantage. Langkah pertama adalah dengan melakukan analisis struktur biaya untuk masing-masing mata rantai industri. Kemudian mengintegrasikan struktur biaya berdasarkan analisis value chain untuk keseluruhan mata rantai industri biodiesel. Hasil struktur biaya untuk setiap mata rantai dibandingkan dengan pesaing terdekat Eterindo untuk mengetahui posisi kompetitif perusahaan dalam memperoleh cost advantage. Akhirnya dilakukan cost-benefit analysis antara produsen biodiesel yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit sendiri dan produsen biodiesel yang memperoleh CPO dari pasar. Dengan melakukan serangkaian analisis strategis dan evaluasi tersebut secara berurutan, maka dapat dielaborasi semua elemen strategis yang diperlukan untuk memformulasikan strategi bisnis yang terpadu dan komprehensif menggunakan diamond strategy framework. Hasil kajian terhadap lingkungan industri dan faktor internal Eterindo menunjukan bahwa industri biodiesel sedang dalam tahap rapid growth and take off. Industri biodiesel di Indonesia juga masih cukup atraktif dalam menghasilkan keuntungan bagi produsen biodiesel. Sedangkan secara keseluruhan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki Eterindo merupakan sumber daya dan kemampuan yang berharga, langka, tidak mudah ditiru, dan terorganisir. Oleh karena itu sumber daya dan kemampuan yang dimiliki Eterindo merupakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hasil analisis keekonomian value chain menunjukan bahwa struktur biaya Eterindo dalam jangka panjang menghasilkan kos biodiesel yang paling optimal dibandingkan jangka pendek dan menengah. Sehingga Eterindo akan memperoleh cost advantage yang paling optimal jika pengembangan sektor industri hulu dilihat sebagai investasi jangka panjang sesuai umur produktif tanaman kelapa sawit. Rantai nilai juga memperlihatkan secara jelas penciptaan nilai sepanjang aktivitas bisnis. Sedangkan hasil simulasi perhitungan secara kuantitatif mengenai pengaruh biaya input terhadap profitabilitas Eterindo dalam cost-benefit analysis adalah: (1) lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk memilliki kebun sendiri yang terintegrasi dibandingkan dengan memperoleh CPO dari pasar; (2) pengaruh biaya input untuk kebun sendiri yang terintegrasi dalam jangka panjang akan lebih menguntungkan dibandingkan jangka pendek dan menengah. Dengan demikian strategi integrasi vertikal yang dipilih Eterindo sudah tepat dalam membangun keunggulan bersaing khususnya dalam memperoleh cost advantage. Apalagi keunggulan bersaing yang dibangun memenuhi kriteria berkelanjutan yang telah diuji dalam analisis VRIO. Selanjutnya dibutuhkan upaya untuk mempertahankannya melalui orkestrasi strategi yang utuh dan terpadu sesuai diamond strategy framework.
As one of the pioneers of palm oil-based biodiesel producer in Indonesia PT. Eterindo Wahanatama, Tbk. (Eterindo) believe that the company's growth in the future will rely on the successful integration of downstream and upstream of the palm oil industry chain. A number of challenges and problems that must be faced, among others: the increasing demand for biodiesel, an increase in the price of raw materials, auxiliary materials, and transportation costs, as well as the needs of research and development to produce quality products with high productivity. Meanwhile dynamics changes of the Eterindos external environment include: the changes in government regulations related in usage of biodiesel and biofuel subsidy will affect domestic demand and domestic price of biodiesel, the application of anti-dumping policies and non-tariff trade barriers by the European Union will affect the demand for the export market and the price of biodiesel Indonesian exports to Europe, as well as factors of competitiveness between raw material base for biodiesel (soybean oil, rapeseed oil, and palm oil). To address the situation and the conditions of the chosen strategy of the company is to obtain a cost advantage through backward vertical integration. Integration target is the reduction of cost of production biodiesel by the operating efficiency, increased productivity, and security of supply of raw materials. In order for this strategy is successful, it would require a strong foundation and an orchestration of elements of a comprehensive and integrated strategy. Vertical integration strategy in addition to creating value as well as high-risk, complex, expensive, and also difficult to be corrected. Therefore, this study is dedicated to evaluate Eterindos vertical integration strategy. Evaluation was preceded by reviewing the foundation of strategy. The approach is to analyze the Eterindos external environmental and internal factors. Then proceed with VRIO analysis to determine the extent to which companies have the resources and capabilities that generate sustainable competitive advantage. Additionally equipped with a SWOT analysis. Once the study of the cornerstone of strategy is completed, followed by an evaluation to examine whether the vertical integration strategy generate competitive advantage, particularly in order to gain a cost advantage. The first step is to perform the analysis of the cost structure for each industry chain. Then integrate the cost structure is based on the analysis of the value chain for the entire of biodiesel industry chain. The results of the cost structure for each chain as compared to its closest Eterindos competitor to determine the competitive position of the company in obtaining a cost advantage. Finally, do a cost-benefit analysis between biodiesel producers are integrated with their own palm oil plantations and biodiesel producers who obtain CPO from the market. By conducting a series of strategic analysis and evaluation in sequence, it can be elaborated all the strategic elements necessary to formulate a comprehensive and integrated business strategies using diamond strategy framework. The results of the study on Eterindos industrial environment and internal factors shows that the biodiesel industry in the stage of rapid growth and take off. Biodiesel industry in Indonesia is still attractive enough to generate profits for producers of biodiesel. Meanwhile overall Eterindos resources and capabilities is a valuable, rare, inimitable, and organized. Therefore the resources and capabilities of Eterindo form a sustainable competitive advantage. The results of the economic analysis of the value chain shows that the Eterindos cost structure in the long run produce the most optimal cost of production of biodiesel compared to short and medium term. So Eterindo to obtain the most optimal cost advantage if the development of the upstream industry is seen as a long-term investment according to the productive age of palm oil plantations. Value chain also shows clearly the creation of value throughout all business activities. While the quantitative results of the simulation calculations on the effect of input costs on Eterindos profitability in cost-benefit analysis are: (1) more profitable for the company to own integrated plantations itself compared with obtaining CPO from the market; (2) the effect of input costs for the integrated plantations themselves in the long run will be more profitable than the short and medium term. Thus vertical integration strategy chosen by Eterindo is right to build a competitive advantage, especially in gaining a cost advantage. Moreover, competitive advantage is built meets the sustainability criteria that have been tested in the VRIO analysis. Furthermore, it takes effort to maintain it through orchestration comprehensive and integrated strategy with appropriate diamond strategy framework.
Kata Kunci : backward vertical integration, competitive advantage, cost advantage, sustainable competitive advantage, value chain, cost-benefit analysis, diamond strategy framework.