PERBANDINGAN REKOVERI TEMPERATUR TUBUH ANJING YANG DIANESTESI GAS ISOFLURAN DENGAN INDUKSI DAN TANPA INDUKSI KETAMIN-XYLAZIN
DINNI NURDYANTI, Dr. drh. R. Gagak Donny Satria, M.P., M.Pd.
2014 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANPenurunan temperatur tubuh adalah suatu kejadian yang sering terjadi akibat tindakan anestesi. Perkembangan teknologi dalam hal menghasilkan beberapa inovasi dalam seleksi anestesi yang lebih potensial namun tetap aman digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kecepatan rekoveri temperatur tubuh anjing yang teranestesi gas isofluran dengan induksi dan tanpa induksi ketamin-xylazin. Penelitian menggunakan enam ekor anjing lokal dengan umur dan berat badan rata-rata sama serta dalam kondisi sehat. Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing tiga ekor anjing. Kedua kelompok anjing dianestesi dengan isofluran. Kelompok A teranestesi isofluran dengan diinduksi injeksi ketamin-xylazin sedangkan kelompok B tanpa induksi. Data yang dicatat meliputi suhu tubuh sebelum, selama dan setelah tindakan anestesi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama proses anestesi suhu tubuh mengalami penurunan. Pada anjing dengan induksi ketamin-xylazin terjadi penurunan dari suhu rata-rata 38,7 derajat Celsius menjadi 36,3 derajat Celsius, sedangkan kelompok anjing tanpa induksi dari rata-rata 38,2 derajat Celsius turun hingga mencapai 35,5 derajat Celsius. Tubuh memiliki kemampuan untuk melakukan rekoveri pasca anestesi. Anjing kelompok A (induksi ketamin-xylazin) memiliki waktu rekoveri rata-rata 212 menit, waktu tersebut lebih lama dibandingkan dengan anjing kelompok B (tanpa induksi) dengan waktu rekoveri selama 130 menit.
The body temperature decrease was an often-occur incidence due to anesthesia treatment. A technology development in case of producing some innovation in selecting a more potential anesthesia, however it was safe to use. This research was aimed to compare dog body temperature recovery speed anesthetized by isoflurane gas by induction and without induction. This research used six local dogs with average body weight and in health condition. The samples was divided into two groups each had three dogs. Both dog groups was anesthetized by isoflurane. Group A was isoflurane anesthesia induced by ketamine-xylazine injection while Group B without induction. Data recorded covered body temperature before, during and after anesthesia treatment. From the research result, it could be concluded that during anesthesia process the body temperature decreased. The dog with ketamine-xylazine induction decreased temperature average of 38.7 degree Celcius to 36.3 degree Cecius, while dog groups without induction from average of 38.2 degree Celcius decreased to 35.5 degree Celcius. The body had an ability to perform recovery post anesthesia. Group A dog (ketamine-xylazine induced) had recovery duration of 212 minutes in average, the time was longer than Group B dogs (without induction) with recovery duration of 130 minutes.
Kata Kunci : anjing, anestesi, isofluran, ketamin, xylazin, temperatur tubuh, rekoveri