Laporkan Masalah

EVALUASI EFIKASI DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT ARTESUNAT INJEKSI DAN DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN SERTA PRIMAKUIN PADA PENYAKIT MALARIA BERAT DI RSUD JAYAPURA

SULASTRI, Prof. Dr. Mustafa, M.Kes., Apt; Dr. dr. Rina Handayani, M.Kes

2015 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama masyarakat di Kabupaten Jayapura. Pada tahun 2010 data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan terdapat 21.971 kasus malaria di Kota Jayapura. Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura (RSUD) merupakan rumah sakit rujukan tipe B dengan jumlah pasien rata-rata yang terdiagnosis malaria berat berjumlah 30-40 pasien perbulan dan diberikan pengobatan menggunakan kombinasi artesunat injeksi dan dihydroartemisinin-piperaquin (DHP) serta primakuin (PQ), namun belum pernah dilakukan evaluasi penggunaannya di Kota Jayapura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efikasi dan efek samping penggunaan kombinasi obat artesunat injeksi dan DHP serta primakuin pada malaria berat di RSUD Jayapura. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan evaluasi dilakukan selama bulan November 2014 sampai Februari 2015 yang dilakukan di RSUD Jayapura. Pengukuran efikasi artesunat injeksi+DHP+PQ adalah dengan menghitung angka parasit dan suhu aksila pada hari ke-1 (H1), hari ke-2 (H2), hari ke-3 (H3), hari ke-7 (H7), hari ke-14, hari ke-21 (H21), hari ke-28 (H28), hari ke-35 (H35), dan hari ke-42 (H42). Sesuai dengan protokol WHO, efikasi artesunat injeksi+DHP+PQ ditandai dengan tidak adanya parasitemia dan suhu aksila lebih dari 37 derajat celcius sampai H42. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 kasus malaria berat tidak ditemukan kegagalan pengobatan dini dan kegagalan klinik kasep. Pada penelitian ini ditemukan kegagalan parasitologis kasep pada 4 orang (5%) sehingga memiliki efikasi 95%. Efek samping yang muncul akibat penggunaan kombinasi obat artesunat injeksi+DHP+PQ adalah anemia ada 4 orang (5%), selain efek samping tersebut di atas kemungkinan masih terdapat efek samping berupa mual, muntah, sakit kepala dan nyeri pada tulang yang merupakan overlapping dengan respon klinis.

Malaria remains a major public health problem in Jayapura. Data 2010 from the Papua Provincial Health Office showed that there were 21.971 cases of malaria in the city of Jayapura. Jayapura District General Hospital is a type B referral hospital. Average patient diagnosed with severe malaria accounted to 30-40 patients per month and given treatment using a combination of artesunate injection and dihydroartemisinin-piperaquin (DHP) and primaquine (PQ), but it has not evaluated yet in Jayapura. The purpose of this study was to determine the efficacy and side effects of the drug combination artesunate injection and DHP and PQ of severe malaria in Jayapura Hospital. This study is an observational and evaluation study conducted in Jayapura during November 2014-Februari 2015. The efficacy of drug combination artesunate injection+DHP+ PQ was analyzed based on number of parasites and axillary temperature on day 1 (H1), day 2 (H2), day 3 (H3), day 7 (H7), day 14, day (H14) 21 (H21), day 28 (H28), day 35 (H35), and day 42 (H42). According to the WHO protocol, the efficacy of artesunate injection+DHP+PQ is characterized by the absence of parasitaemia and axillary temperature of 37celcius to H42. The results showed that there were 80 cases of severe malaria which was not early treatment failure and late clinical failure. There was 4 people (5%) with late parasitological failure while the efficacy was 95%. The Side effects of drug combination treatment was 4 people (5%) is anemia. Additionally there was a possible side effects such as nausea, vomiting, headache and pain in the bones which is overlapping with clinical response.

Kata Kunci : malaria berat, artesunat injeksi, DHP, primakuin/severe malaria, artesunate injection, DHP, primaquine.