INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOGAS DALAM KAJIAN ETIKA LINGKUNGAN EKOSENTRISME (Studi Kasus Pengrajin Tahu Ngudi Lestari di Bantul Yogyakarta)
RICHA WATI S.R, Dra.Sri Widayanti, M.S.
2015 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFATPencemaran limbah cair merupakan masalah lingkungan yang sangat berbahaya dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. Teori etika lingkungan Ekosentrisme diharapkan memberi pemahaman kepada manusia sebagai makhluk yang bermoral untuk menjaga dan menyelesaikan masalah lingkungan. Sembilan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas milik kelompok pengrajin tahu Ngudi Lestari jika dilihat dari teori etika lingkungan Ekosentrisme sebagai solusi dalam mengatasi limbah cair tahu di dusun Gunung Saren. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang proses pengolahan limbah cair tahu pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas pada Kelompok Pengrajin Tahu Ngudi Lestari di dusun Gunung Saren, menjelaskan tentang teori etika lingkungan Ekosentrisme, dan menganalisis penerapan pemikiran teori etika Ekosentrisme dalam pengendalian pencemaran limbah cair tahu melalui instalansi pengolahan air limbah (IPAL) biogas kelompok pengrajin Tahu Ngudi Lestari. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan model penelitian masalah aktual dilakukan melalui studi pustaka dan diperkuat dengan wawancara dan observasi lapangan. Langkah-langkah penelitian dilakukan melalui tahapan yaitu inventarisasi dan kategorisasi, klasifikasi, analisis-sintesis, evaluasi kritis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan verstehen, interpretasi, hermeneutika, dan holistika. Hasil dari penelitian ini yaitu terjadi pencemaran air sumur, sungai, dan udara di dusun Gunung Saren disebabkan oleh limbah cair tahu dari industri kelompok pengrajin tahu Ngudi Lestari. Pencemaran dapat diatasi dengan adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) biogas. Ekosentrisme memaksa manusia untuk juga menerapkan prinsip moralitas dan hubungan etika dengan alam yang terdiri dari hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung air, dan lain-lain. Kelompok pengrajin tahu Ngudi Lestari mengatasi pencemaran limbah cair tahu di dusun Gunung Saren dengan 9 IPAL biogas yang berada di beberapa lahan milik kelompok pengrajin tahu Ngudi Lestari. Ekosentrisme merupakan salah satu teori etika lingkungan yang memandang bahwa selain manusia dan makhluk hidup, benda mati juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri sehingga Ekosentrisme dijadikan dasar oleh kelompok pengrajin tahu Ngudi Lestari dalam mengatasi pencemaran limbah cair tahu. IPAL biogas merupakan aksi nyata dari Ekosentrisme. IPAL biogas mengandung prinsip-prinsip Deep Ecology yang merupakan gerakan dari Ekosentrisme. Pengendalian pencemaran di dusun Gunung Saren dengan IPAL biogas merupakan suatu upaya pengelolaan lingkungan agar lingkungan terjaga. Upaya pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1 ayat 2 yaitu berupa: a) Perencanaan, b) Pemanfaatan, c) Pengendalian, d) Pemeliharaan, e) Pengawasan f) Penegakan hukum.
Liquid waste pollution is an environmental issue that is very dangerous in the short term and long term. Ecocentrism environmental ethics theory is expected to give an understanding to humans as moral beings to maintain and solve environmental problems. Nine Waste Water Treatment Plant (WWTP) Biogas belongs to a group of craftsmen know Ngudi Lestari when viewed from the theory of environmental ethics Ecocentrism as a solution in addressing wastewater know in the hamlet of Gunung Saren. This study aims to explain the process of waste water treatment out on the Waste Water Treatment Plant (WWTP) Biogas in Group Craftsmen Know Ngudi Lestari in the hamlet of Gunung Saren, describes the theory of environmental ethics Ecocentrism, and analyze the application of ethical theory Ecocentrism thinking in pollution control wastewater know through waste water treatment plants (WWTP) Biogas craftsmen Know Ngudi Lestari. This is a qualitative study using a model of the actual problem of library research and reinforced with interviews and field observations. Step-by-step through the stages of research are inventory and categorization, classification, analysis-synthesis, critical evaluation. Analysis of the data in this study using verstehen, interpretation, hermeneutics, and holistika. Results from this research that there is contamination of water wells, rivers, and the air in the hamlet of Gunung Saren caused by waste water out of the industry group tofu Ngudi Lestari. Pollution can be overcome with the waste water treatment plant (WWTP) biogas. Ecocentrism force people to also apply the principles of morality and ethical relationship with nature consisting of animals, plants, mountain water, and others. Group tofu Ngudi Lestari tackle waste water pollution out in the hamlet of Mount Saren with 9 WWTP biogas which are in some land owned by a group of craftsmen know Ngudi Lestari. Ecocentrism is one of the theories of environmental ethics that considers that in addition to human and living beings, inanimate objects also have value in itself so Ecocentrism relied upon by a group of craftsmen know Ngudi Lestari in dealing with pollution of wastewater know. WWTP biogas is a real action of Ecocentrism. WWTP biogas contains the principles of Deep Ecology is a movement of Ecocentrism. Pollution control in the hamlet of Gunung Saren with WWTP biogas is an environmental management efforts so that the environment is maintained. Environmental management actions stipulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 32 of 2009 article 1 paragraph 2 of which are: a) Planning, b) utilization, c) Control, d) Maintenance, e) Monitoring f) law enforcement.
Kata Kunci : IPAL biogas, Pencemaran, Ekosentrisme/ WWTP biogas, Pollution, Ecocentrism