Isolasi dan Karakterisasi Avibacterium paragallinarum pada Puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang Menunjukkan Gejala Snot di PT. Peksi Gunaraharja di Kalasan

SADUNG ITA RAJAGUKGUK , Prof. Dr. drh. A. E. T. H. Wahyuni, M. Si

2015 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Infectious coryza atau snot adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan bagian atas pada unggas, termasuk puyuh yang disebabkan oleh Avibacterium paragallinarum. Gejala klinis snot antara lain pembengkakan pada daerah fasial, leleran dari sinus nasalis dan berbau busuk, lakrimasi. Di lapangan dilaporkan banyak puyuh yang menunjukkan gejala snot namun belum ada penelitian mengenai snot pada puyuh. Pertumbuhan Avibacterium paragallinarum membutuhkan faktor V/NAD yang diperoleh dari Staphylococcus sp. yang mengikuti bersama bakteri tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi Avibacterium paragallinarum dan mengetahui prosentase serta sifat dependent Avibacterium paragallinarum yang ditemukan pada puyuh terdiagnosis snot. Penelitian ini menggunakan sembilan ekor puyuh yang menunjukkan gejala snot yang berasal dari peternakan puyuh PT. Peksi Gunaraharja di Kalasan. Leleran dari sinus nasalis ditanam pada plat agar coklat (PAC) diinkubasi dengan suhu 37 °C selama 24 jam di dalam candle jar. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi koloni dugaan, pengecatan Gram, dan uji biokimia (uji katalase, oksidase, urease, pepton serta fermentasi karbohidrat: maltosa, manitol, laktosa dan sorbitol). Untuk mengetahui terbentuknya koloni satelit maka dilakukan kultur Staphylococcus sp. pada media plat agar darah (PAD) yang sudah dikultur dengan Avibacterium paragallinarum. Hasil penelitian menunjukkan 5 isolat dari 9 isolat (55,5%) teridentifikasi Avibacterium paragallinarum dengan karakteristik Gram negatif berbentuk kokobasil, non motil, katalase negatif, oksidase negatif, produksi indol dan urease negatif. Dalam fermentasi karbohidrat terdapat perbedaan yaitu 3 isolat (60%) dapat memfermentasi keempat karbohidrat sedangkan 2 isolat (40%) bersifat variabel untuk fermentasi laktosa. Hasil penanaman pada media plat agar darah (PAD) dengan Staphylococcus sp. tidak terbentuk koloni satelit. Hal ini menandakan bahwa isolat yang berasal dari puyuh di peternakan Kalasan tidak tergantung terhadap NAD (NAD-independent). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tidak semua puyuh yang menunjukkan gejala snot teridentifikasi Avibacterium paragallinarum.

Infectious coryza (also known as snot) is highly infectious disease of chickens/fowl, including quail, characterized by catarrhal inflammation of the upper respiratory tract, especially nasal and sinus mucosae. The other symptom can be found in infected animals are excessive lacrimation and stinky nasal mucus.Reports that this snot disease attacks quails, is already proven in real life. But the research of this disease has not been done to a quail yet. The growth of Avibacterium paragallinarum need V-factor that produce by Staphylococcus sp that growth with Avibacterium paragallinarum. The purpose of this research is to isolate, identify Avibacterium paragallinarum, and to determine the percentage with dependence characteristic of Avibacterium paragallinarum found in infected quail. This research uses nine quails (that show the symptoms) derived from the quail farms Peksi Gunaraharja company in Kalasan. The nasal mucus was planted to PAC with then incubated for 24 hours in a 37 °C candle jar. The next processes are observation of colony morphology, Gram staining, biochemistry test (catalase test, oxidase, urease, peptone and fermentation of carbohydrates such as maltose, mannitol, lactose and sorbitol and Staphylococcus sp. addition to identify the forming of the colony. The result of this research shows that the bacteria Avibacterium paragallinarum has the characteristics: Gram negative, cocobasil shaped, non motil, catalase negative, oxidase negative, indol and urease production negative, Based on the research, there are 5 out of 9 isolates (55,5%) has been identified infected by Avibacterium paragallinarum. There are some difference to fermented carbohydrate, three isolates (60%) can fermented all carbohydrate and two isolate (40%) are variable to fermented lactose. The addition of Staphylococcus sp. is necessary to keep the PAD from forming the colony sattelitsm. This prove that the isolates from the quail farm in Kalasan are not depends to NAD (NAD-independent). The conlusion of this research is quail that shows the snot symptoms can possibly uinfected by Avibacterium paragallinarum.

Kata Kunci : infectiousa coryza, Avibacterium paragallinarum, NAD-independet, Staphylococcus sp. / infectious coryza, Avibacterium paragallinarum, NAD-independent, Staphylococcus sp