ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTARKABUPATEN/KOTA DI WILAYAH KALIMANTAN, 2000 - 2012
MARIA CHRISTINA YULI, Prof. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc, Ph.D
2015 | Tesis | S2 Ekonomika PembangunanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kabupaten/kota mana saja yang menjadi pusat pertumbuhan dan tidak meratanya pembangunan antarwilayah di Pulau Kalimantan. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode kuantitatif deskriptif, yang terdiri dari: (1) Tipologi Kabupaten/Kota, Autokorelasi Spasial (Moran's I dan Statistik G), Location Quotient (LQ), Metode Rasio Pertumbuhan (MRP), Analisis Overlay, Transformasi Struktural, Analisis Faktor, Analisis Cluster, dan Analisis ketimpangan (Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil). Penelitian ini menggunakan data sosial ekonomi 55 kabupaten/kota selama periode 2000-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat 4 kota sebagai pusat pertumbuhan di Pulau Kalimantan, yaitu Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, Kota Banjarmasin, dan Kota Samarinda. Terdapat 2 daerah yang akan menjadi pusat pertumbuhan baru, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kota Balikpapan; (2) konsentrasi pertumbuhan ekonomi di Pulau Kalimantan tersebar di bagian timur dan barat, dimana di bagian timur merupakan hot spot dan di bagian barat adalah cold spot; (3) sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor unggulan dan kompetitif di Pulau Kalimantan; (4) transformasi struktural tidak terjadi di seluruh kabupaten/kota dan perubahan struktural tercepat terjadi Kabupaten Malinau; (5) Hipotesis Kuznets berlaku di Pulau Kalimantan; (6) ketimpangan pembangunan di Pulau Kalimantan selama periode penelitian cenderung meningkat.
The paper aims to analyze which districts in Kalimantan that become the growth poles and the uneven development across districts in Kalimantan. The secondary data of social-economic data were collected for 55 districts in all provinces of Kalimantan during 2000-2012. Using quantitative-deskriptive methods, in particular: (1) Typology of Regent/City, spatial autocorrelation (Moran's I and G Statistics), Location Quotient (LQ), Growth Ratio Model (MRP), Overlay analysis, structural transformation, factor analysis, cluster analysis, and inequality analysis with Williamson Index dan Entropy Theil Index. The result of study shows that: (1) there are 4 cities as the growth poles in Kalimantan, involving Pontianak City, Palangkaraya City, Banjarmasin City, and Samarinda City. Moreover, there are 2 regions which will be new growth poles, in particular Kotawaringin Barat Regent and Balikpapan City; (2) the concentration of economics growth in Kalimantan concentrated geographically in the eastern and western, where in the eastern of Kalimantan is hot spot and in the western is cold spot; (3) the mining sector is a leading and competitive sector in Kalimantan; (4) structural transformation does not occur in all districts and the fastest structural transformation occurs in Malinau district; (5) Kuznets hypothesis is applies in Kalimantan; (6) regional inequality in Kalimantan shows an increasing trend for the period of observation.
Kata Kunci : ketimpangan, pusat pertumbuhan, Tipologi Kabupaten/Kota, autokorelasi spasial (Moran's I dan Statistik G), Location Quotient (LQ), overlay, transf