KATOLIK DI TANAH KARO: KABANJAHE, 1942 SAMPAI 1970-AN
RANIKA BR GINTING, Dr. Sri Margana
2015 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAHPenelitian ini mempunyai tiga tujuan dasar yaitu ingin melihat proses masuk dan berkembangnya Katolik, kehidupan masyarakat setelah menjadi Katolik, dan bagaimana Katolik bertahan di Tanah Karo khususnya tahun 1942 sampai 1970-an. Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana proses misi pada masyarakat Batak Karo dan dinamika sosial penduduk Karo setelah masuknya Katolik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Penelitian ini menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer berupa arsip dan foto-foto yang mendokumentasikan setiap peristiwa yang berkaitan dengan penelitian. Sumber sekunder penelitian ini adalah buku, artikel, dan internet. Pemilihan periode 1942 hingga 1970-an karena pada periode ini merupakan awal dan tumbuh berkembangnya Katolik di Tanah Karo. Tahun 1942 merupakan masa krisis karya misi karena pada masa penjajahan Jepang para misionaris ditahan dan adanya paksaan menyembah Dewa Matahari. Sedangkan tahun 1950 hingga 1970an agama Katolik berkembang dan jumlah umat katolik berkembang pesat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Katolik dapat berkembang di tengah-tengah masyarakat Batak Karo khususnya di Kabanjahe sejak tahun 1942 sampai 1970an. Kesuskesan misi yang diadakan di Tanah Karo khususnya di Kabanjahe didukung oleh beberapa faktor. Pertama adalah usaha para misionaris yang mampu berbaur dan beradaptasi dengan masyarakat Batak Karo. Kedua, pendirian sekolah-sekolah yang berbasis kepada iman Katolik.
This study has three main objectives. They namely to understand the entry and development of Catholicism, the change of society way of life after converting into Catholicism and how the religion survived in Karoland especially between 1942 and 1970. Major concern of this research are the process how Batak Karo society converted into Catholicism and how was the social dynamics of Karo people after the entry of the religion. Historical method is used in this study by using primary and secondary sources. Archives and photographs which documented every event related to the study are considered as primary source. In the other hand, books, articles, and internet are considered as the secondary ones. The period between 1942 until 1970 is selected as the main period of this research because this was the decisive time when Catholicism grew and developed in Karoland. Nineteen forty two was a time of crisis for the mission work because a lot of missionaries were arrested and being forced to worship god of the sun as the result of Japanese invasion. While 1950s to 1970 the Catholic rapidly grown and gained a lot of mass. This research concludes that Catholicism can thrive in the midst of Batak Karo society, especially in Kabanjahe from 1942 to 1970. The success of mission held in Karoland, especially in Kabanjahe are supported by several factors. The first is the efforts of missionaries who are able to blend and adapt to the Batak Karo. Second, the establishment of schools based on the Catholic faith.
Kata Kunci : Kabanjahe, Misi, Katolik, Karo
