Analisis Daya Saing Cabai Merah Keriting di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang

AMANDA DEBY KARUNIA, Dr. Ir. Any Suryantini, M.M.; Dr. Ir. Slamet Hartono, M.Sc.

2015 | Skripsi | S1 SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGROBISNIS)

Kebutuhan cabai merah selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan beragamnya kebutuhan. Di sisi lain harga cabai merah selalu fluktuatif seiring dengan ketersediaan cabai merah di pasar. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling. Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang adalah sentra produksi cabai merah yang produktivitasnya mencapai 112,87 kuintal per Ha. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) untuk menganalisis tingkat daya saing cabai merah keriting dengan menghitung keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif cabai merah keriting, dan (b) untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting di Kecamatan Borobudur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix (PAM). PAM digunakan untuk menganalisis intervensi pemerintah dan dampaknya pada sistem komoditas. Metode yang digunakan untuk menentukan factor-faktor produksi adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani cabai merah keriting di Kecamatan Borobudur memiliki keuntungan finansial dan keunggulan kompetitif, serta memiliki keuntungan ekonomi dan keunggulan komparatif. Nilai Private Profitability (PP), Social Profitability (SP), Private Cost Ratio (PCR), dan Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) bernilai positif, artinya komoditas cabai merah keriting memiliki daya saing sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani cabai merah keriting di Kecamatan Borobudur memiliki prospek diprioritaskan untuk dikembangkan. Faktor produksi yang meningkatkan produksi adalah jumlah benih, sedangkan tingkat pendidikan petani berpengaruh negatif terhadap produksi cabai merah keriting di Kecamatan Borobudur.

The need of red chili increases along with growth of population and their needs. On the other hand, price of red chili is always fluctuating along with the availability of red chili in the market. Purposive methods used to select location. Borobudur subdistrict, Magelang regency is red chili production centers which its productivity reached 112,87 quintals per hectare. The aims of this research are (a) to analyze the rate of competitiveness of red chili by calculating red chili's competitive and comparative advantage, and (b) to determine factors affecting the production of red chili in Borobudur subdistrict. The method used in this research is Policy Analysis Matrix (PAM). PAM used to analyze government intervention and its impact on the commodity system. Furthermore, the methods used to determine the production factors is multiple linear regression analysis. The result shows that red chili cultivation in Borobudur subdistrict has financial advantage and competitive advantage, it also has economic advantage and comparative advantage. The value of Private Profitability (PP), Social Profitability (SP), Private Cost Ratio (PCR), and Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) are positive, its mean red chili commodity has high competitiveness. It indicates that red chili cultivation in Borobudur subdistrict should be a priority choice to be developed. The factor that increasing the production is the number of seed, meanwhile the education level of the farmer is negatively affecting to the red chili production.

Kata Kunci : keunggulan kompetitif, keunggulan komparatif, produksi, cabai merah/ competitive advantage, comparative advantage, production, red chili