Problematika dalam Perkembangan Wisata Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) di Daerah Istimewa Yogyakarta
ANISA ULFA ARRAYAN, Ario Wicaksono, S.IP, M.Si
2015 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)INTISARI Pariwisata merupakan salah satu aspek yang memiliki posisi cukup kuat dalam perkembangan ekonomi dan pembangunan masyakarat. Dampak yang dihasilkan membawa keuntungan berlipat ganda atau bersifat multiplier effect pada setiap penyelenggaraannya. Trend pariwisata saat ini membawa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang potensial di Yogyakarta. Faktor utama yang melatarbelakangi kondisi tersebut adalah ketersediaan infrastruktur dan fasilitas sebagai sarana penyelenggaraan kegiatan MICE, sepertimeeting room dan ballroom di hampir seluruh hotel berbintang di Daerah Isitmewa Yogyakarta. Aksesibilitas untuk menjangkau Yogyakarta melalui berbagai jalur juga menyebabkan wisata MICE mengalami peningkatan. Hal tersebut tentu diimbangi dengan keunikan dan keragaman atraksi/daya tarik wisata yang menjadi komponen penarik para wisatawan untuk mengunjungi Yogyakarta. Namun tidak dapat dipungkiri dalam perkembangannya, terdapat beberapa problematika yang dihadapi. Faktor promosi yang kurang optimal karena Badan Promosi yang belum terbentuk dan BPIPY yang mati suri, koordinasi yang belum bersinergi antar stakeholder dan faktor pertumbuhana komodasi yang overlapping hingga munculnya kebijakan Menpan-RB yang membatasi kegiatan rapat di luar instansi. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melihat dan menelaah lebih dalam mengenai persoalan yang dihadapi dan tanggapan dari setiap aktor terkait hal-hal tersebut, dengan tujuan untuk menjadikan wisata MICE di Yogyakarta sebagai salah satu wisata andalan dan bisa memberikan kontribusi besar bagi dunia pariwisata tidak hanya Yogyakarta namun juga Indonesia. Sehingga perlu adanya pemahaman yang komprehensif terhadap perkembangan wisata MICE yang terjadi di Yogyakarta.
ABSTRACT Tourism is one aspect who has a strategic position in economy and society development. The impact from tourism brings the multiplier effect in every event. Today's trend brought MICE tourism became one of the potential tourism in Yogyakarta. The main factor behind this condition is facilities and infrastructure availability to organizing MICE activities, include meeting room and ballroom in almost all star hotels in Yogyakarta. Access to reach Yogyakarta through various channels also cause an increase MICE tourism. Those certainly balanced by the uniqueness and divers performing arts/tourism interests which became a main factor reason to many tourist to visit Yogyakarta. But it is undeniable in the development, there are some problems ahead. Promotion is less than optimal because Badan Promosi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta has not been formed and less attention from Badan Pengembangan Industri Pariwisata Yogyakarta, unsynergistic coordination between stakeholders and also an overlapping accommodation growth factors, even the policy decision from minister of state instrument utilization and bureaucracy reformation (MenPAN-RB) that restrict meeting activities outside the agency office. Therefore, it is important to look and examine more deeply about the problems and response from each actor to related issues, with a purpose to making MICE tourism in Yogyakarta as one of the main tourism and could make a major contribution to tourism world not only in Yogyakarta but also Indonesia. Thus it needs a comprehensive understanding for the development of MICE tourism in Yogyakarta.
Kata Kunci : perkembangan, wisata MICE, problematika