Laporkan Masalah

DINAMIKA DAN DISTRIBUSI SPASIAL GEJALA PENYAKIT BUSUK BATANG PADA TEGAKAN Acacia decurrens DI DEMPLOT RESTORASI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

RAHMAN GILANG PRATAMA, Dr. Ir. Sri Rahayu, M.P.; Dr. rer. silv. M. Ali Imron, S.Hut. M.Sc.

2015 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Asosiasi kumbang ambrosia dan jamur Ceratocystis spp. telah menyebabkan gejala busuk batang pada A. decurrens di Taman Nasional Gunung Merapi. Penelitian mengenai dinamika dan distribusi spasial gejala penyakit busuk batang pada tegakan Acacia decurrens di demplot restorasi TNGM, Yogyakarta bertujuan untuk 1). mengevaluasi laju perubahan luas serangan dan intensitas gejala penyakit busuk batang pada A. decurrens di TNGM dan 2). memetakan pola distribusi spasial penyebaran gejala penyakit busuk batang yang disebabkan oleh jamur Ceratocystis spp. pada A. decurrens di TNGM. Penelitian dilakukan dengan metode systematic sampling. Plot pengamatan berbentuk jalur dengan ukuran tiap plot sebesar 175 m2. Terdapat tiga sub plot dalam setiap plot dengan ukuran sub plot 25 m2. Penentuan letak plot pertama dilakukan dengan jarak 10 m dari tepi batas demplot. Jarak antar plot 20 m sedangkan jarak antar sub plot 10 m. Pengamatan dilakukan secara berkala setiap dua bulan sekali selama delapan bulan, dengan karakter yang diamati meliputi: gejala berupa jumlah luka pada batang serta ada tidaknya getah pada luka yang diamati pada tiga unit pengamatan yaitu pada batang bawah (0-1/3 tinggi batang utama), tengah (1/3-2/3 tinggi batang utama), dan atas (2/3-3/3 tinggi batang utama); jarak tiap pohon yang bergejala dengan pohon terdekat yang bergejala; serta data sekunder unsur iklim bulanan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa luas serangan berangsur-angsur meningkat dari waktu ke waktu (R2 = 87,5%). Luas serangan pada bulan Februari sebesar 73,3%; April 89,3%; Juni 95,7%, dan Agustus 98,3%. Peningkatan waktu pengamatan mengakibatkan intensitas gejala semakin meningkat, namun intensitas gejala di areal pengamatan tidak lebih dari 25%. Semakin ke bagian bawah intensitas gejala semakin besar pada semua bulan. Intensitas gejala sangat dipengaruhi oleh banyaknya lubang gerek yang mengeluarkan getah, perilaku serangga, dan kondisi lingkungan. Secara vertikal, distribusi gejala busuk batang sebesar 49,3% dimulai dari batang bagian bawah, batang bagian tengah, dan terakhir menyerang batang bagian atas. Jarak antar pohon yang rapat berkisar 0-2 m, maka akan meningkatkan resiko terserang serangga penggerek maupun jamur patogen. Distribusi spasial secara horizontal menunjukkan pola logistik.

Association of ambrosia beetle and fungus Ceratocystis spp. caused stem rot symptom in A. decurrens at Merapi Volcano National Park (MVNP). The aims of the research are 1). To evaluate the change of incidence and severity of stem rot symptom and 2). To record spatial distribution pattern of stem rot symptom at MVNP. The systematic sampling were used to record data. Line plot made with 175 m2 and consisted of three sub plot with each size 25 m2. First plot was determined by the distance 10 m from the edge of boundary area. The distance between sub plot was also 10 m, while the distance between plot was 20 m. Data collection were collected once in two months from Februari until August such as : the number of wound with dried or wet gum were conducted at 0-1/3 lower part of stem, 1/3-2/3 middle stem, and 2/3-3/3 upper stem; distance between two infected trees with closed neighbor trees; and monthly secondary climate data from Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Yogyakarta. The results showed that the incidence as well as severity of stem rot symptom were increase gradually. The incidence of stem rot symptoms with R2 = 87,5% on February as big as 73,3%; April 89,3%; June 95,7%, and August 98,3%. However, severity of stem rot symptom in observation area was no more than 25%. Base on spatial distribution stem rot symptom, the vertical distribution of the symptom was indicated the wound spread from lower stem to middle and upper stem. However, horizontal spread of symptoms were extended on 0-2 m distance. The pattern of spatial distribution horizontal showed logistic pattern.

Kata Kunci : Acacia decurrens, TNGM, busuk batang, Ceratocystis, distribusi