KARAKTERISTIK PEMAKAMAN KOTA YOGYAKARTA DAN PROSPEKNYA
MAULIDINA DWI KUMALA DIEN, Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.
2015 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota wisata menjadi daya tarik masyarakat luar kota untuk menetap di kota Yogyakarta, baik itu menetap sirkuler maupun permanen. Sedangkan luas wilayah Kota Yogyakarta yang tetap, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi perencana dalam merencanakan kota guna memenuhi kebutuhan penduduk didalamnya. Makam sebagai fasilitas sosial merupakan komponen utama dalam siklus kehidupan kota yang harus dipertahankan keberadaannya dan tidak bisa ditawar ditengah tengah kehidupan perkotaan (Budiharjo, 1999). Kematian sebagai proses kehidupan, tidak dapat diprediksi kedatangannya oleh manusia, sehingga sudah selayaknya pemerintah sebagai pelayan masyarakat menyediakan petak makam yang diperlukan oleh masyarakat. Dari gambaran kondisi diatas, dapat disimpulkan bahwa makam merupakan salah satu masalah khusus bagi perkotaan. Hal ini dikarenakan ketersediaan lahan yang terbatas ditengah kebutuhan lahan untuk aktivitas perkotaan lainnya. Itu sebabnya dalam memberi solusi terhadap pemakaman ini, peran perencana dalam merencanakan kota di tuntut untuk bisa melihat prospek makam kedepannya. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan mengevaluasi kondisi saat ini dan memberi gambaran prospek makam di masa depan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif dengan metode analisis kuantitatif kualitatif. Adapun unit amatan yang diteliti adalah kondisi yang meliputi sebaran, jenis, kondisi dan penataan makam, fasilitas pendukung dan liputan vegetasi didalamnya serta kapasitas pemakaman yang berada di kota Yogyakarta terutama yang pengelolaannya tanahnya berupa pemakaman umum dan makam desa di tahun 2014. Adapun unit analisisnya adalah karakteristik, kapasitas dan prospek makam. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pemakaman di Kota Yogyakarta ternyata didominasi jenis pemakaman campuran yang memiiki luasan lahan kurang dari satu hektar dengan kondisi yang cukup terawat dan penataan yang kurang teratur. Adapun karakteristik lainnya yakni liputan vegetasi yang kurang dari 30% dan ketersediaan fasilitas identitas yang lebih banyak dijumpai dibandingkan fasilitas amenities. Dengan kondisi eksisting kapasitas pemakaman saat ini yang yang hampir penuh, yakni dengan tingkat keterisian diatas 90%, maka prospek makam kedepannya meliputi penggunaan kembali pemakaman yang tidak aktif dan tidak terurus, pemakaman susun, pembuatan kebijakan dalam pemakaman, perluasan pemakaman serta pembuatan pemakaman baru. Dari kelima prospek makam tersebut ternyata menggunakan persepsi agama sebagai upaya penentuan prospek masa depannya. Selain itu prospek-prospek makam tersebut ternyata merujuk kepada ketiga teknik pengalokasian pemenuhan kebutuhan fasilitas sosial dengan cara intensifikasi, penjalaran dan loncat katak.
Yogyakarta as city of education and tourism has attracted people from outer Yogyakarta to live circularly or permanently. At the same time, area of the city that keep remaining same become a challenge for the planner to plan city to fulfill the need of its people. Cemetery as social facilities is a main component in the circle of urban life which must be protected and can not be bargain amid of urban life (Budiharjo, 1999). Mortality as life cycle can not be predicted by human being, thus, government as public servant righteously must has provided burial ground for its people. From that point of view, we can conclude that cemetery pose a special problem in a city because of land scarcity while there is a desperate need for other activities in city. Consequently, planner is forced to plan much further into the future with some possibilities that may be happened in the future. Therefore this research will focus to evaluate existing condition and explain prospect of cemetery in the future. This research was conducted using deductive approach with quantitative qualitative analytical method. Unit observation of this resarch is existing condition of cemetery like distribution, type, condition and its order, facilities, vegetation coverage and also the capacity of public and village cemetery in 2014. Meanwhile unit analysis of this research are to describe the characteristic of existing cemetery, explain the capacity and prospect of cemetery in the future. This research finding bring out the characteristics of cemetery in Yogyakarta City which are not only dominated by mixed type cemetery with its wide less than one hectar but also fairly well maintained condition with lack orderly. Besides that, the vegetation coverage in cemetery still less than 30% and cemetery facilities support in identity are majority than in amenity. The crowded capacity of cemetery which is filled up to 90%, creating few prospects to fullfil the cemetery land requirement, such as reuse of inactive cemetery and grave, sharing graveyard or by stacking in a cemetery building, cemetery policy planning, cemetery expansion and creating new cemetery land. In this case, prospects of cemetery depend on the faith as the main influence perception. Those prospects also turn out to be three techniques to allocate land requirements for social facilities that consist of intensification, spill over and leap frog technique.
Kata Kunci : Kapasitas Pemakaman, Prospek