Laporkan Masalah

Variasi Bahasa Jawa Di Kabupaten Tangerang Kajian Geografi Dialek

AMALIA AMANAH, Drs. Ridha Mashudi Wibowo, M.Hum.

2015 | Skripsi | S1 SASTRA INDONESIA

Terdapat beberapa tujuan dalam penelitian �Variasi Bahasa Jawa Di Kabupaten Tangerang� ini. Tujuan yang pertama adalah mengidentifikasi sistem fonologi, morfologi, dan leksikal bahasa Jawa yang digunakan di Kabupaten Tangerang. Tujuan yang kedua adalah mengklasifikasikan variasi fonologi, morfologi, dan laksikal yang terdapat dalam bahasa Jawa di Kabupaten Tangerang. Adapun tujuan berikutnya adalah menguraikan tingkat kekerabatan yang terjalin di titik pengamatan. Data diambil dari empat kecamatan di Kabupaten Tangerang. Keempat kecamatan yang dipilih merupakan kecamatan yang menggunakan bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah 200 kosakata dasar Swadesh yang dikembangkan menjadi 400 glos. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan simak bebas libat cakap, catat, dan rekam. Analisis data menggunakan metode padan refrensial, metode komparatif, dan metode dialektometri. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BJT memiliki leksikon yang lebih bervariasi dibandingkan dengan leksikon yang dimiliki oleh BJDY. Selain itu, leksikon BJT mempunyai karakteristik perpaduan dari dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Pemetaan BJT yang terdiri atas 400 glos terdapat 225 peta isoglos, 172 glos memiliki berian yang sama, dan 3 isoglos tak terpetakan. Data unik terdapat di TP 3, yaitu Kecamatan Rajeg yang secara lokatif berada di dekat wilayah pakai bahasa Sunda di sebelah selatan dan di sebelah barat wilayah pakai bahasa Melayu. Hasil perhitungan dialektometri meliputi perbedaan dialek dan perbedaan bahasa di keempat titik pengamatan.

This research had several purposes. The first purpose of this research was to identify the phonology, morphology, and lexical system in Tangerang Javanese language. The second purpose was to classified the phonology, morphology, and lexical differences in four areas. The last purpose was to analyse the genetic relationship level in all observation points. The data of this research were collected from four sub-districts in Tangerang Regency. The data were 200 Swadesh basic words which were developed into 400 gloses. They were collected by employing listening method. This method used tapped technique and free listening technique. The data were analyzed with refrential equal method, comparative method, and dialectometry method. In the end, formal method and informal method were used as the presentation of this research. The result of this research showed that lexicon of BJT had more lexicon variations compared to the lexicon variations of BJDY. Furthermore, BJT lexicon had certain characteristic. This characteristic combained two languages, Javanese Language and Sundanesse Language. This characteristic apeared because BJT was located between Javanese Language user area and Sundanesse Language user area. The result of BJT mapping showed that there were 225 isoglos maps of 400 gloses, 172 gloses of 400 gloses had the same data, and 3 isogloses were unmapped.The unique data found in observation point 3. This observation point was Rajeg sub-district. It is located in the south of Sundanesse Language user area and in the west of Malayan Language user area. The dialectometry calculation found that the genetic relationship of BJT included dialect and language differences in the four observation points.

Kata Kunci : dialektologi, geografi dialek, Kabupaten Tangerang.

  1. S1-2015-299884-abstract.pdf  
  2. S1-2015-299884-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-299884-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-299884-title.pdf