Laporkan Masalah

Studi Kasus Rujukan Maternal di Puskesmas Seba, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur

ELFRIDE RUTH, Prof. dr. M. Hakimi, Sp.OG, Ph.D; dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA

2015 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/MMR

Latar Belakang : Angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi di daerah pedesaan, terutama di kawasan timur Indonesia, serta pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah, sehingga diperlukan penyusunan strategi rujukan yang baik dan benar, yang diharapkan dapat mengurangi hal tersebut. Permasalahan penting dalam pembangunan kesehatan nasional yaitu masih terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, penduduk yang berdomisili di daerah terpencil, perbatasan serta kepulauan. Masalah ini memang kompleks karena banyaknya wilayah kepulauan yang pada umumnya memiliki masalah terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Tujuan : Untuk mengetahui praktek dan manajemen rujukan maternal dari puskesmas ke rumah sakit terkait dengan transportasi rujukan, kerjasama dengan rumah sakit yang dirujuk, siapa yang merujuk dan kualitas rujukan pasien di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Metode : Penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah kepala puskesmas, dokter puskesmas, perawat dan bidan pendamping yang merujuk, dokter jaga IGD dan bidan rumah sakit, supir ambulance, keluarga pasien yang dirujuk. Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel dependent (kualitas ibu hamil/melahirkan sampai ke rumah sakit) dan variabel independent (sarana transportasi rujukan, manajemen rujukan puskesmas, pengelolaan layanan rujukan). Penelitian ini dilakukan di puskesmas Seba dan RSUD Kupang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam yang dibantu dengan lembar observasi dan pengecekan dokumen/arsip yang ada di puskesmas dan rumah sakit. Hasil : Pelaksanaan sistem rujukan di Kabupaten Sabu Raijua telah berjalan dengan baik walaupun masih banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam proses rujukan tersebut. Transportasi yang digunakan dalam proses rujukan maternal adalah ambulance, kapal fery, kapal PELNI serta pesawat terbang dan rujukan maternal sering mengalami penundaan karena harus menunggu jadwal dari transportasi tersebut. Puskesmas dan rumah sakit telah menjalin kerjasama dalam penanganan rujukan maternal tetapi komunikasi secara antara puskesmas dan rumah sakit belum ada sehingga pasien yang sampai di kupang tidak pernah dijemput oleh ambulance rumah sakit. Walaupun demikian kualitas rujukan maternal sampai di rumah sakit baik karena telah didampingi oleh petugas. Kesimpulan : Pelaksanaan sistem rujukan di Kabupaten Sabu Raijua belum sepenuhnya sempurna karena masih banyak kendala yang mempengaruhi. Transportasi rujukan sangat berperan penting terutama untuk daerah kepualauan dan pemerintah Kabupaten Sabu Rajua belum menyediakan transportasi khusus untuk rujukan. Belum adanya komunikasi secara langsung antara puskesmas Seba dan RSUD Kupang dalam penanganan rujukan maternal. Untuk kualitas rujukan meternal sampai ke rumah sakit sudah cukup baik kerena telah didampingi oleh petugas kesehatan.

Background: Infant mortality rates and maternal mortality rate is higher at rural areas, especially in eastern Indonesia, well as on the population with low education levels, so that the necessary preparation referral strategy is good and right, which is expected to reduce it. Critical issues in the development of national health that is the limited accessibility to quality health care, people who live in remote areas, frontier well as archipelago. This problem is complex because of the archipelago, which generally have the problem of limited access to health services. Objective: To know the practice and management of maternal referral from health centers to hospitals associated with referral transport, cooperation with hospitals referred, who refers and quality of patient referrals at Sabu Raijua District, East Nusa Tenggara. Method: This study is a using qualitative methods with case study design. This research subject is head of health center, health center doctors, nurses and midwife companion which refers, emergency room doctor and hospital midwives, ambulance drivers, families of patients referred. Results: Implementation of referral system in Sabu Raijua has been running well although there are still many barriers faced in the referral process. Transportation used in the referral process maternal ambulance, ferry boat, ships PELNI as well aircraft and maternal referral is often delayed because they have to wait for the schedule of the transportation. Health centers and hospitals have been cooperating in the handling of maternal referral but communication between health centers and hospitals have not been there, so patients who arrived at Kupang was never picked up by ambulance hospital. Nevertheless, quality of maternal referral until hospital is good because it has been accompanied by officers. Conclusion: Implementation of referral system at Sabu Raijua not completely perfect because there are still many obstacles that affect. Referral transport plays an important role especially for archipelagic region and the government Sabu Rajua not provide special transportation for referral. The absence of direct communication between Seba health centers and hospitals Kupang in the treatment of maternal referral. For the quality of maternal referral to hospital is good enough because they have been accompanied by a health worker.

Kata Kunci : Praktek rujukan maternal, Transportasi rujukan maternal, Manajemen rujukan maternal.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.