Komunis Eklektik: Pemikiran Politik Dipa Nusantara Aidit 1923-1965
RAJIF DRI ANGGA, Longgina Novadona Bayo, S.IP, MA
2014 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Studi ini berupaya mengungkap dan memahami pemikiran politik Aidit tentang Marxisme dalam menjelaskan Indonesia. PKI di bawah Aidit telah menunjukkan fakta menarik tentang partai politik yang hanya dalam kurun waktu beberapa tahun mengalami perkembangan yang signifikan dan kemudian menjadi salah satu kekuatan politik yang patut diperhitungkan. PKI yang sebelum Peristiwa Madiun 1948 beranggotakan hanya ribuan orang dengan faksionalisasi antar elit yang begitu kentara berhasil menduduki posisi keempat dalam Pemilu yang digelar hanya empat tahun setelah kubu Aidit meraih posisi puncak Politbiro. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah biografi interpretif yang memungkinkan peneliti memperoleh temuan penelitiannya dengan melakukan interpretasi atas pemikiran politiknya sekaligus menelusuri epifani (titik balik/turning point) dalam kehidupannya. Epifani ini diperlukan agar peneliti tidak buta akan konteks dan setting sosial politik yang mempengaruhi nalar berpikir seorang Aidit. Pemikiran politik Aidit ini dikerangkai dengan penjelasan sosiologi pengetahuan Karl Mannheim yang melihat aspek sosio-historis dari perkembangan pemikiran. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Aidit berkontribusi dalam upaya kontekstualisasi gagasan Marxisme, terutama konsep kelas dan ide tentang revolusi untuk menjelaskan Indonesia sebagai negara pasca kolonial. Selain itu, studi ini juga menunjukkan bahwa komunisme seorang Aidit juga berbalut dengan nasionalisme yang telah mengada dalam dirinya sejak masa mudanya. Hal ini yang membuat Aidit nampak sebagai seorang komunis yang eklektik. Latar sosio-historis keterlibatan dirinya dalam pergolakan politik nasionalis dalam masa pendudukan Jepang dan proses menuju kemerdekaan memberi pengaruh proses pembentukan pemikiran seorang Aidit.
This study tries to examine and understand political thinking of Dipa Nusantara Aidit dealing with Marxism explanation toward Indonesian reality. Indonesian Communist Party (PKI) under Aidit has shown an interesting fact in case of the development of political party which only in several years has come to significant development and later become a prominent political power. PKI before Madiun 1948, however, had only thousands of members with obvious factionalisation among elit. But, four years after, PKI ranked fourth in 1955 general election. The study used interpretive biography which allow the researcher to obtain research findings by conducting an interpretation of political thought at once discover epiphany (turning point) in his life. Epiphany is necessary so that the researcher are not blind historical and political context influence the way of thinking Aidit. Aidit's political thinking is framed by Mannheim sociology of knowledge that analyzed the socio-historical aspects of the development of thinking.The findings of in this study show that Aidit had contributed to contextualization ideas of Marxism, especially the concept of class and the idea of revolution to explain Indonesia as a post-colonial state.In addition, this study also shows that Aidit's communism had also wrapped with a nationalism that has been fabricated in him since his youth. This makes Aidit had appear as an eclectic communist. Socio-historical background of his involvement in nationalist political upheaval during the Japanese occupation and the process towards independence influence Aidit's thinking.
Kata Kunci : komunisme, Marxisme-Leninisme, kelas, revolusi, front persatuan nasional