Mengais Rezeki di Usia Senja Pada Orang Jawa
IQAMAH DYAH MUMPUNI, Prof. Drs. Koentjoro, MBsc., Ph.D
2015 | Tesis | S2 PsikologiPerjalanan kehidupan seorang individu pada akhirnya akan sampai pada tahap lanjut usia (lansia). Pada fase lansia seseorang mengalami penurunan fungsi tubuh baik yang berupa biologis, psikologis, maupun sosial oleh karenanya kehidupan lansia sering dipersepsikan dengan keadaan renta, tidak berdaya, dan kapasitas rendah. Hal ini menyebabkan lansia kurang memiliki kesempatan untuk tetap beraktifitas saat usia telah lanjut. Di Yogyakarta, tempat penelitian ini berlangsung yang terjadi tidaklah demikian, di kota ini masih banyak lansia yang bekerja meskipun dalam budaya Jawa beranggapan bahwa lansia merupakan tahap seseorang meniggalkan hal yang bersifat keduniaan dan lebih mempersiapkan diri untuk mengahadapi kematian (mungkur). Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi yang bertujuan untuk dapat mengetahui bagaimana lansia Jawa memaknai kerja sehingga dapat diketahui apakah kerja memberikan efek well-being pada kehidupan lansia. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa alasan lansia masih bekerja adalah ingin tetap mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagi lansia Jawa bekerja juga memberikan makna sebagai sebuah aktifitas, eksistensi diri, dan menjalin relasi sosial. Makna-makna tersebut sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat sosio-psikologis demi tercipta successful aging dan meningkatkan well-being di kala tua.
A human life-span development eventually will reach the stage of late adulthood (elderly). People in this phase will decline their body's function like biological, psychological, and social. Therefore the elderly's life often perceived as a frail, helpless, and low capacity. Those perceiving cause the elderly have less opportunity to keep doing their activity in the late adulthood stage. In Yogyakarta, where this research took place there are many elderly still work although their age is not young anymore, otherwise in Javanese culture believed that late adulthood is the stage where someone leaving the mundane things and preparing to face the death (mungkur). This research used a phenomenological method that aims to know how the Javanese elderly interpreting the meaning of work so that can be known does working effecting well-being for the elderly's life. The results of this research shows that the reasons of Javanese elderly still work in the late adulthood stage are to keep independent to fulfil their daily needs. Work for Javanese elderly also have meaning as an activity, existence, and social relation. Those meanings of work for elderly become the things that useful for fulfil their socio-psychological needs to create successful aging and increase well-being in the late adulthood.
Kata Kunci : Pekerja lansia, makna kerja, budaya Jawa