Krisis Air Cina: Strategi Penyelesaian dan Dampak Kebijakan yang Dibuat oleh Pemerintahan Hu Jintao
MOHAMMAD RIDWAN R., Randy Wirasta Nandyatama, M.Sc.
2015 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALDengan total penduduk hampir 20 persen dari populasi dunia namun hanya empat persen dari pasokan air tawar dunia, Cina berada dalam pergolakan krisis air yang mengancam kondisi dalam negerinya. Dengan rerata pertumbuhan ekonomi lebih dari sembilan persen per tahun, kebutuhan air Cina pun meningkat secara tajam. Penggunaan air secara berlebihan dan tidak efisiennya sistem manejemen air, ditambah dengan polusi yang sangat parahterhadap sumber daya air, telah mengakibatkan pasokan air yang berkurang padaair tanah dan air permukaannya. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana Cina pada masa pemerintahan Hu Jintao melakukan penanganan terhadap krisis air yang telah sangat buruk melalui strategi penyaluran air dari wilayah selatan ke wilayah utara yang kering. Tesis ini juga membahas tentang bagaimana strategi tersebutmembawabanyak dampak negatif pada sektor lingkungan, sosial, dan politik internasional Cina.
With almost 20 percent of the world's population but only four percent of the world's freshwater supplies, China is in the throes of a water crisis that threatens their domestic conditions. With economic growth at an average rate of more than nine percent per year, China's water demand is skyrocketing. Water overuse and systemic inefficiencies, combined with persistent pollution of water resources have resulted in depleted supplies of both ground and surface water. This thesis discusses how China during Hu Jintao era dealt with its perilous water crisis through water transfer strategy that moves water from fertile south to the country's parched north. This thesis also discusses about how that strategy resulted many negative impacts on China's environmental, social, and international political sectors.
Kata Kunci : krisis air, penyaluran air, sumber daya air, Cina, Hu Jintao, lingkungan