PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM SURVEILANS-RESPONS DALAM PROGRAM ELIMINASI MALARIA ( Studi Kasus di Kabupaten Kulon Progo )
SUTJIPTO, SKM.,M.KES.,DAP&E., Prof. dr. Hari Kusnanto, SU, Dr.PH ; Prof. dr. Laksono Trisnatoro, M.Sc., PhD
2015 | Disertasi | S3 Ilmu KedokteranLatar Belakang: Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Di Indonesia masih terdapat 80% kabupaten endemis, dengan perkiraan sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria. Penyakit malaria mempengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita dan ibu hamil di Indonesia. Kabupaten Kulon Progo adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan wilayah endemis malaria. Angka kesakitan malaria di Kabupaten Kulon Progo fluktuatif, tahun 1998 angka kesakitan malaria 0,19 per 1000 penduduk, dan puncaknya pada tahun 2000 ditemukan 37.967 penderita positif malaria, tetapi kemudian pada tahun 2009 hanya ditemukan 93 orang penderita positip malaria bahkan dari 88 desa di Kabupaten Kulon Progo, 82 desa (93%) sudah bebas malaria. Tetapi kasus penularan setempat masih merupakan masalah utama, dalam tahun 2009 diantara 93 penderita positif malaria, 15 orang (16%) merupakan kasus indigenous. World Health Organization (WHO) merekomendasikan 4 tahapan menuju eliminasi malaria, yaitu pemberantasan, pra-eliminasi, eliminasi dan pencegahan penularan kembali. Pada tahap eliminasi ada 4 hal yang harus dicapai yaitu: 1) API (Annual Parasite Incidence) kurang dari 1 per 1000 penduduk; 2) Kegiatan surveilans yang baik; 3) Tidak ditemukan kasus indigenous; 4) Re-orientasi program menuju tahap Pencegahan Penularan Kembali. Agar Kabupaten Kulon Progo dapat mencapai Eliminasi Malaria maka harus mencapai 4 hal tersebut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menghasilkan pengembangan prototipe surveilansrespons dalam program eliminasi malaria di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk itu perlu dicari informasi tentang: 1).bagaimana pelaksanaan surveilans malaria dan kondisi menjelang tahun 2015; 2).bagaimana pola penularan malaria dan mengapa masih terjadi penularan setempat; 3).bagaimana prototipe surveilans-respons dalam program eliminasi malaria. Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi deskriptif untuk mendapatkan gambaran distribusi dan determinan penyakit malaria menurut populasi, letak geografi dan waktu, unit pengamatan adalah populasi dalam bentuk studi korelasi populasi dan rangkaian berkala. Pendekatan penelitian kualitatif untuk memperoleh jawaban tentang bagaimana surveilans malaria rutin dilaksanakan di tingkat kabupaten dan Puskesmas. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena penelitian ini sifatnya penelitian eksplanatoris, untuk melacak pelaksanaan kegiatan eliminasi malaria. Kesimpulan: Surveilans malaria di Kabupaten Kulon Progo belum dilaksanakan secara optimal, terutama upaya deteksi kasus malaria dan analisis, interpretasi data masih lemah. Fokus penularan malaria berada di wilayah Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, dengan pola penularan terjadinya introduce kasus import dan peran penderia malaria dalam fase gamet
Background: Malaria is an infectious disease that is still a public health problem in Indonesia. In Indonesia there is still 80% endemic districts, with an estimated 45% of the population live in areas that are at risk of contracting malaria. Malaria affects the high death rate of babies and pregnant women in Indonesia. Kulon Progo Regency is one of regencies in the special region of Yogyakarta (DIY), which is a region of endemic malaria. The number of malaria illness in Kulon Progo fluctuates, in 1998 the number of pain malaria 0,19 per 1000 inhabitants, and its peak in 2000 found a positive malaria sufferers 37.967, but then in 2009 found only 93 people positive malaria sufferers even from 88 villages in the Regency of Kulon Progo, 82 villages (93%) were already free of malaria. But the case of local transmission is still a major problem, in 2009 among the 93 positive malaria sufferers, 15 people (16%) were indigenous cases.The World Health Organization (WHO) recommends 4 stages towards the Elimination of malaria eradication, i.e., pre-elimination, elimination and prevention of transmission back. At this stage of elimination there are 4 things that must be achieved, namely: 1) API (Annual Parasite Incidence) of less than 1 per 1,000 inhabitants; 2) a good surveillance activities); 3) indigenous cases were not found); 4) Re-orientation of the programme towards the Prevention of transmission back. In order for the Regency of Kulon Progo can achieve the Elimination of Malaria then must reach 4 it. Objective: this study aims to produce a prototype development of surveillanceresponse in the program of elimination of malaria in Kulon Progo Regency, Yogyakarta special region. It was necessary to look for information about: 1). how the implementation of malaria surveillance and conditions towards the year 2015; 2). how and why malaria transmission pattern is still going on, local transmission; 3. How does the prototype) surveillance-response in malaria elimination programmes. Methods: the design of this research is a descriptive study to get a description of the distribution and determinants of malaria disease according to population, geography and layout of the time, the unit of observation is the population in the form of the correlation study population and a series of periodicals. Qualitative research approaches to obtain answers about how the malaria surveillance routine is implemented at the level of counties and clinics. The strategies used in this research is a case study, because the study is a research eksplanatoris, to track the implementation of the activities of the malaria elimination. Conclusion: the malaria surveillance in Kulon Progo Regency not yet implemented optimally, especially malaria case detection efforts and analysis, interpretation of the data is still weak. The focus of the transmission of malaria in the Districts Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang, transmission patterns of occurrence role and introduce import cases and malaria cases in the gametocytes stage, which is supported by a large number of an Anopheles mosquito-breeding places.
Kata Kunci : Eliminasi Malaria, Surveilans respons, kasus import, gametosit ; Elimination of Malaria Surveillance, response, the case of import, the gametocytes