Laporkan Masalah

KUALITAS HIDUP PENDERITA PARAPLEGIA PASKA PERAWATAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

MURSID EFFENDI, Dr. Sumarni DW, M.Kes.; Dra. Retna Siwi Patmawati, M.A.

2015 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/PPK

Latar Belakang: Paraplegia adalah kelumpuhan pada kedua anggota gerak bawah tubuh atau kedua belah kaki, karena cedera parah pada spinal cord level bawah. Akibatnya penderita paraplegia kehilangan fungsi motorik dan sensorik di bawah area yang rusak, kehilangan kekuatan, menjadi lemah dan layu, kehilangan kendali buang air kecil dan buang air besar (blader and bowel control). Perubahan ini menjadi stressor yang sangat berat bagi individu yang bersangkutan, untuk bisa menghadapi hal itu diperlukan program rehabilitasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga. Tujuan program tersebut selain sebagai pengobatan atau pemberian bantuan medis maupun non medis, yang terpenting adalah pencapaian kualitas hidup dari penderita paraplegia. Dengan kata lain, pemberdayaan keluarga menjadi salah satu hal yang menunjang pencapaian kualitas hidup paraplegia. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dalam pencapaian kualitas hidup penderita paraplegia, dan untuk mengetahui bagaimana penderita paraplegia memaknai peran keluarga dalam mendukung proses penerimaan diri dan pencapaian kualitas hidupnya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis dengan sampel 4 orang penderita paraplegia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi, serta didukung data-data sekunder lainnya yang terkait. Analisis data menggunakan pendekatan kualitatif analisis. Hasil: Penyandang paraplegia yang tinggal bersama keluarga yang memahami dan menindaklajuti tindakan rehabilitasi dan memaknai positif keterlibatan keluarga akan mencapai kualitas hidup yang lebih baik daripada yang kurang mendapat dukungan keluarga. Selain itu, semakin luas dukungan sosial yang dipeoleh, maka semakin baik pula kuakitas hidup yang dicapai penyandang paraplegia. Kesimpulan: Program pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup terhadap penyandang paraplegia sebaiknya dilakukan secara sinergi, antara pihak keluarga, masyarakat sekitar, pemberi pelayanan kesehatan, aparat pemerintah desa dan lembaga sosial agar pencapaian kualitas hidup penyandang paraplegia semakin baik.

Background: Paraplegia is paralisys in both lower lymb because of severe injury on lower spinal cord. As a consequence, paraplegic sufferers lost their sensory and motor functions in the broken area. Lost their strenghts, becoming weak and paralyzed, lost their bladder and bowel controls. This changes may become big stressor for the individual suffering from paraplegia to be able to face this situations, a rehabilitation program involving many parties including the family is needed. The objective of this rehabilitation program is not only giving treatment or medical and non-medical help but most importanly is also the achievement of quality of life of paraplegic sufferers. In other words, family empowerment is one thing that can support the achievement of paraplegic sufferers’ quality of life. Objective: this study is aimed to understand the role of the family in achieving paraplegic sufferers’ quality of life, and to understand how the paraplegic sufferers give meaning to the role of the family in supporting self acceptance process and in achieving quality of life. Methods: This is a qualitative study bya using phenomenological approach by using 2 samples of paraplegic sufferers. Data gathering was done by deep interview and observation, and supported by secondary data. Analized qualitative approach was used for data analyses. Result: Paraplegic sufferers who lived with their family that understood and followed up the rehabilitation treatment and gave positive meaning to the involvement of family would achieve better quality of life than those who got less support form the family. Beside that, the wider the social support gained the better the quality of life would be achieved. Conclusion: Empowering Program to increase the paraplegic sufferers’ quality of life was better done synergically among family, society, health care providers, village officer and social institutions so that the paraplegic sufferers got better quality of life.

Kata Kunci : paraplegia, kualitas hidup, pemberdayaan keluarga


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.