PENGARUH KERUSAKAN SEL BETHA PANKREAS TERHADAP JUMLAH ASTROSIT DI CA1 HIPPOCAMPUS Rattus norvegicus

DWI HARJANTO, SKP., Prof.dr.Soedjono Aswin, PhD; dr. Harijadi, SpPA(K)

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Pengantar: Diabetes mellitus menyebabkan terjadinya perubahan morfologi di hippocampus disertai penurunan fungsi, keadaan tersebut bisa dilihat pada penurunan jumlah, perubahan bentuk dan warna astrosit di CA1 hippocampus. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kerusakan sel β pankreas terhadap jumlah astrosit di CA1 hippocampus Rattus norvegicus. Metode: Subyek penelitian jumlah 30 ekor tikus, dengan kriteria: jantan, berat badan 200-300 gram, galur Wistar, dibagi 2 kelompok ( n=5 ekor ) yakni: 1) Kelompok 4 minggu terdiri: kelompok kontrol 1(K1) tikus diinduksi placebo, kelompok (P1), tikus diinduksi streptozotocyn 70 mg/kg bb dan kelompok (P3), tikus diinduksi streptozotocyn 100 mg/ kg bb; 2) Kelompok 8 minggu terdiri: kelompok kontrol 2(K2), tikus diinduksi placebo, kelompok (P2), tikus diinduksi streptozotocyn 70 mg/kg bb dan kelompok perlakuan (P4), tikus diinduksi streptozotocyn 100 mg/kg bb. Pengambilan darah dilakukan dengan pemotongan vena ujung ekor tikus.Pemeriksaan gula darah dengan sentrifugal dilakukan hari ke 0, 28 dan 56 sebelum dekapitasi berlangsung.Sediaan histologis dengan memasukkan tikus ke dalam lodong terisi eter, dilanjutkan dekapitasi dengan pengambilan pankreas dan otak yang difiksasi ke dalam formaldehyde phosphate buffer salin. Pemeriksaan histologi dengan melakukan processing, embedding, pengirisan, inkubasi, staining dan penghitungan jumlah sel β pankreas dan astrosit di CA1 hippocampus di bawah mikroskop cahaya pembesaran 400x dengan bantuan optilab. Data dianalisis dengan uji Anova dan t- test, nilai p < 0,05 menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil: Nilai kadar gula darah dianalisis dengan uji t-test (P < 0,05) terjadi meningkat pada tikus kelompok perlakuan dibandingkan tikus kelompok kontrol. Evaluasi histologis didapatkan jumlah sel β pankreas kelompok kontrol waktu 4 minggu dan 8 minggu lebih besar dibandingkan tikus kelompok perlakuan P1 dan P2, demikian pula jumlah sel β pankreas lebih besar jika dibandingkan tikus kelompok perlakuan P3 dan P4 waktu 4 minggu dan 8 minggu. Astrosit di CA1 hippocampus tikus kelompok kontrol waktu 4 minggu dan 8 minggu didapatkan jumlahnya lebih besar di bandingkan kelompok perlakuan P1 dan P2, demikian pula jumlahnya lebih besar jika di bandingkan kelompok perlakuan P3 dan P4 waktu 4 minggu dan 8 minggu, artinya didapatkan bahwa ada pengaruh kerusakan sel β pulau Langerhans pankreas terhadap jumlah astrosit pada kelompok perlakuan P1, P2, P3 dan P4 waktu 4 minggu dan 8 minggu. Hubungan antara kerusakan sel β pulau Langerhans pankreas dengan jumlah astrosit di CA1 hippocampus dengan uji ANOVA diperoleh koefisien korelasi dengan signifikansi 0,00 dimana (p < 0,05). Kesimpulan: Hubungan antara kerusakan sel β pankreas terhadap penurunan jumlah astrosit di CA1 hippocampus Rattus norvegicus dengan uji corelasi Product Moment. Hasilnya ada hubungan antara kelompok kontrol terhadap kelompok PI, P2, P3 dan P4 waktu 4 minggu dan 8 minggu, tetapi antara kelompok kontrol 4 minggu dan kelompok kontrol 8 minggu tidak ada hubungan.

Background: Diabetes mellitus may cause morphological and functional changes in the hippocampus as showed by decreasing of astrocytes in hippocampus. The aim of this study was to examine the effect destruction of β cell pancreas on the number of astrocytes in CA1 hyppocampus in Rattus norvegicus, Methods: The objects of this study were 30 rats with the following criteria: male (2,5-3month), 200-250 gram of body weight, Wistar strain. The objects were distributed randomly into 6 groups (each group consisted of 5 rats): Group four weeks was not treated with streptozotocyn as control group (K1), treated (P1) group was given streptozotocyn 70 mg/kg body weight and group (P3) treated streptozotocyn 100 mg/kg body weight and group eight weeks: was group (K2) wenever was given placebo and group (P2) was the group given streptozotocyn 70 mg/kg body weight and group (P4) was the group treated streptozotocyn dosis 100 mg/ kg body weight. Histology specimens was stained by crome-alum for scoring β cell Langerhans and cresyl-violet for scoring the number of astrocyte in the CA1 hyppocampus in three high fields magnification. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and t - test comparison, values are represented as mean ± standard deviation (StDev), with a probability level of p < 0.05 as the criterion for statistical significance. Results: The data was analyzed by using analysis of variance (ANOVA) and t - test comparison. The results showed that there were no difference in the number of maze’s paths which were taken by rats before & after the treatment in group four weeks : K1, P1 and P3 (p < 0,05), so there was same in this number in group eight weeks : group P2 with P4, so (p < 0,05). Histological evaluation is the evaluation related to the number of astrocytes in the CA1 hippocampus. Same in the number of astrocyte in group four week too, P1 were treated streptozotocyn 70 mg/kg body weight and P3 were the group treated streptozotocyn dosis 100 mg/kg body weight compared to group eight weeks (p < 0,05), so group P2 were given streptozotocyn 70 mg/kg body weight and P4 were the group streptozotocyn dosis 100 mg/kg body weight to group eight weeks, and ANOVA test so (p < 0,05). Conclusion: It is concluded that in rats, the effects of β cells Langerhans pancreas caused decreasing of the number of astrocytes in the CA1 hippocampus Rattus norvegicus. It is concerned there are positive correlation between number of astrocytes of the CA1 hippocampus of the rats after induced streptozotocyn.

Kata Kunci : Sel β, pulau Langerhans pankreas, astrosit, hippocampus, Rattus norvegicus