Laporkan Masalah

PRAKTEK SKRINING TUBERKULOSIS DI LAPAS WIROGUNAN YOGYAKARTA

SISWATI E. TARIGAN, Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.P.H.; Dr. Dr. Mubasyisyir Hasanbasri, M.A.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Lapas di dunia, termasuk di Indonesia, merupakan salah satu tempat berisiko tinggi terjadinya transmisi TB. Salah satu upaya pengendalian TB di lapas adalah dengan penemuan kasus. Pemerintah RI telah menetapkan skrining sebagai salah satu strategi penemuan kasus di lapas/rutan. Lapas Wirogunan Yogyakarta sudah melakukan integrasi pelayanan TB dengan stakeholder terkait dalam pelayanan skrining. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui praktek skrining TB di Lapas Wirogunan Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi kasus. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Subyek penelitian ini orang-orang yang mengetahui informasi tentang skrining TB di Lapas Wirogunan Yogyakarta. Responden penelitian ini berjumlah 11 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara mendalam dengan bantuan alat perekam elektronik, pengamatan, observasi, dan telaah dokumen. Hasil: Skrining TB terlaksana melalui skrining ‘masuk’ (2013 dan 2014) dengan cakupan 100%, serta skrining massal (2014) dengan cakupan 94%. Dalam pelaksanaan skrining TB ditemukan bahwa pemberian konseling sangat terbatas, tidak adanya informed consent, pesimistis petugas terhadap kolaborasi program TB/HIV, serta tindakan isolasi yang belum memenuhi ketentuan. Dalam pelaksanaan skrining, lapas berintegrasi dengan stakeholder lain, sekalipun terbatas pada level pengelola teknis. Menurut informan, motivasi utama lapas untuk berintegrasi keterbatasan sumber daya, sekalipun tidak terbukti. Mekanisme organisasi menunjukkan bahwa hubungan informal mendominasi integrasi. Alokasi sumber daya dana dan SDM masih tergantung kepada stakeholder lain. Kesimpulan: Skrining TB telah terlaksana secara terintegrasi, sekalipun belum sepenuhnya. Faktor yang mempengaruhi integrasi adalah motivasi, mekanisme organisasi, dan alokasi sumber daya. Perlu upaya mengatasi masalah pelaksanaan skrining, antara lain mengintensifkan pelaksanaan surveilans TB di lapas dan memperat hubungan kerja sama.

Background. Prisons in the world, including in Indonesia, is one of the high risk for transmission of TB. One of the efforts to control TB in prisons is case-finding. The Government of Indonesia has set screening as one of the case-finding strategies in prisons/detention centers. Prison Wirogunan Yogyakarta have establhised integration of TB screening services with relevant stakeholders. The purpose of this study is to determine the TB screening practices in Wirogunan Prison, Yogyakarta. Methods. This is a descriptive study used case study design. The sampling method is purposive sampling. The subjects of this study people who know information about TB screening in Wirogunan Prison, Yogyakarta. Total respondents of this study are 11 people. This study used in-depth interview guide as instruments tool supporting by electronic recording devices, observation, and document review. Results. TB screening done by entry screening (2013 and 2014) with 100% coverage, as well as mass screening (2014) with coverage of 94%. This study found that the implementation of TB screening had limited in counseling, lack of informed consent, officers’ pessimistic to collaborative TB/HIV program, and isolation which have not been complied with standard. Prison have been integrated with other stakeholders, even limited by the technical staff level. According to informants, the main motivation for integration is limited resources, though not proven. The mechanism of the organization shows that informal relationships dominate integration. Allocation of funds and human resources are still dependent on other stakeholders. Conclusion. Screening for TB has been implemented in an integrated manner, though not fully. Factors influence the integration is motivation, organizational mechanisms, and resource allocation. Necessary efforts to address the problem of screening implementation, such as intensify TB surveillance in prisons and strengthen the relationship.

Kata Kunci : tuberkulosis, lapas, integrasi, motivasi, mekanisme organisasi, sumber daya


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.