Laporkan Masalah

KLASIFIKASI DIALEKTOLOGIS BAHASA MADURA SECARA KUANTITAFIF DI PULAU MADURA, BAWEAN, SAPUDI, DAN KANGEAN

AWALUDIN RUSIANDI, S.S., Dr. Inyo Yos Fernandez

2015 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Penelitian ini membahas tentang klasifikasi bahasa Madura secara kuantitatif yang ditinjau dari sudut pandang dialektologi secara sinkronis. Secara kuantitatif, penghitungan dialektometri didasarkan pada perbedaan leksikal untuk menentukan status dialek dan subdialek bahasa Madura di Pulau Madura, Bawean, Sapudi, dan Kangean. Perbedaan tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan variasi fonologis dan leksikal bahasa Madura, baik secara keseluruhan maupun secara khusus di masing-masing daerah pengamatan (DP). Selain itu, perbedaan leksikal dihitung menggunakan teknik dialektometri untuk menentukan klasifikasi dialek dan subdialek bahasa Madura secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Guiter. Metode pengumpulan data menggunakan teknik cakap semuka pada tiga orang informan atau lebih dalam tiap DP diiringi teknik catat dan rekam. Selanjutnya data yang diperoleh ditranskripsi ke dalam huruf fonetis, kemudian perbedaan leksikal yang ada dihitung menggunakan teknik dialektometri. Perbedaan yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 146 perbedaan fonologis dan 147 perbedaan leksikal. Perbedaan fonologis memuat satu buah kaidah korespondensi sangat sempurna, yaitu pelesapan bunyi [h] pada posisi ultima. Pengklasifikasian bahasa Madura di pulau Madura, Bawean, Sapudi, dan Kangean secara kuantitatif menggunakan teknik dialektometri menghasilkan tiga dialek, yakni dialek pulau Madura, Bawean, dan Kangean serta empat subdialek, yakni subdialek Sumenep-Pamekasan, Sampang, Bangkalan, dan Sapudi.

This research disscusses the quantitative dialectological classification of bahasa Madurese based on lexical differences in the Madura, Bawean, Sapudi, and Kangean islands. Quantitatively, the dialectometry technique is based on the lexical differences to determine the dialect or subdialect classification of bahasa Madura. The differences among phonology and lexicon aspects are used to describe the variation on each DP. From those differences, the dialectometri technique is applied to classify bahasa Madura quantitatively using Guiter’s formula. The data is acquired through interviewing three or more informants on each DP, followed by field note and recording techniques. After the data is collected, the next step is to transcribe the utterance into phonetics alphabets. After the transcription process is done, the differences found in the tabulations are measured using dialectometry technique. There are approximately 146 differences in phonology and 147 differences in lexicon. Within the phonological differences, there is a very perfect formula, namely the deletion of [h] sound in the ultimate position. The classification of bahasa Madura quantitatively resulting to three dialects, namely Pulau Madura, Bawean, and Kangean. Moreover, there are also four subdialects, namely Sumenep-Pamekasan, Sampang, Bangkalan, and Sapudi.

Kata Kunci : dialektologi, kuantitatif, dialektometri, perbedaan fonologi, perbedaan leksikon


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.