Osteoporosis Self-Assessment Tool for Asian (OSTA) sebagai Predictor terhadap FRAX pada Wanita di Poliklinik Usila pada Puskesmas di Kota Yogyakarta
MUHAMMAD MA'RUF, dr. Sugeng Yuwana, SpOT (K)
2014 | Tesis | SP ORTHOPAEDIK DAN TRAUMATOLOGILatar Belakang Hilangnya kepadatan tulang akibat pengaruh usia sering tidak bergejala dan morbiditas yang terjadi akibat osteoporosis adalah sekunder berupa patah tulang. Patah tulang panggul memiliki morbiditas dan mortalitas terbesar, dan menimbulkan biaya tertinggi untuk pelayanan kesehatan. Dual energy x-ray absorptiometry (DEXA) merupakan gold standard untuk diagnosis osteoporosis, akan tetapi belum terjangkau dan tidak tersedia secara luas. Sementara itu, WHO mengembangkan OSTA untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko dengan hanya berdasarkan usia dan berat badan. Selain itu, juga dikembangkan FRAX® yang memberikan probabilitas 10 tahun untuk kejadian patah tulang. FRAX® sesuai untuk program pencegahan dalam kesehatan masyarakat. Tujuan Untuk mengevaluasi OSTA Score sebagai prediktor untuk FRAX ® untuk wanita di klinik Usila Puskesmas di Kota Yogyakarta. Metode Desain penelitian ini adalah prospektif cross sectional yang melibatkan wanita yang mengujungi klinik usila di 18 Puskesmas di Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dari September 2013 - Februari 2014. Skor OSTA dan FRAX dievaluasi dan dianalisa dengan SPSS 22 dengan korelasi Spearman. Hasil Sebanyak 540 perempuan dari 18 Puskesmas yang terlibat dalam penelitian ini, usia rata-rata adalah 67,85 ± 7,75. Skor OSTA berkisar dari -10,76 sampai dengan 4,14 (rata-rata -3,24 ± 3,55 ) , FRAX ® untuk Osteoporosis Utama berkisar antara 1,9 % sampai dengan 11 % (rata-rata 4,71 % ± 1,71 % ) dan FRAX ® untuk Fraktur panggul berkisar dari 0,2 % sampai dengan 6,2 % (rata-Rata 1,88% ± 1,44 % ). Korelasi Spearman dari OSTA Score ke FRAX ® untuk Osteoporosis utama adalah -769 dengan p = 0,000, dan untuk FRAX ® untuk Fraktur Hip adalah -914 dengan p = 0,000 . Diskusi Skor OSTA lebih sederhana dibandingkan FRAX® yang perlu koneksi internet saat dilakukan penghitungan. Skor OSTA berkorelasi secara signifikan terhadap FRAX®. Dengan demikian, keduanya OSTA Score dan FRAX® berguna secara klinis untuk mengidentifikasi wanita berisiko osteoporosis di klinik Usila di Puskesmas Kota Yogyakarta . Kesimpulan Skor OSTA dapat memprediksi 10 tahun risiko fraktur berdasarkan FRAX® di Puskesmas Kota Yogyakarta
Background Age-related bone loss is asymptomatic and the morbidity of osteoporosis is secondary to the fractures that occur. Hip fractures have the greatest morbidity and mortality, and give rise to the highest direct costs for health services. Dual energy x-ray absorptiometry (DEXA) is the gold standard for diagnosis of osteoporosis, but it remains expensive and is not widely available. Meanwhile, WHO develops OSTA to identify women at risk and is based simply on age and weight. Furthermore, the FRAX® algorithms give the 10-year probability of fracture. FRAX® are appropriate for prevention programmes in public health. Objective To evaluate OSTA Score as predictor for FRAX® for women in elderly clinic of Public Health Center in Yogyakarta City. Methods The design of the study is prospective cross sectional involving women who attended elderly clinic in 18 PHC in Yogyakarta City. The study was conducted from September 2013 - February 2014. OSTA Score and FRAX Assessment was evaluated and analize with SPSS 22 for Spearman Correlation. Result A total of 540 women from 18 PHC were involved in the study, mean age was 67.85 ± 7.75. OSTA score ranges from -10.76 to 4.14 (mean -3.24 ± 3.55), FRAX®for Major Osteoporosis ranges from 1.9% to 11% (mean 4.71% ± 1.71%) and FRAX®for Hip Fracture ranges from 0.2% to 6.2% (mean 1.88% ± 1.44%). Spearman correlation of OSTA Score to FRAX® for Major Osteoporosis is -769 with p=0.000, and to FRAX®for Hip Fracture is -914 with p=0.000. Discussion OSTA score was more simple than FRAX that need internet connection to performed the test. OSTA score was strongly correlate to FRAX®. Thus, Both OSTA Score and FRAX® were useful in clinical setting to identify women at risk for osteoporosis in elderly clinic in PHC of Yogyakarta City. Conclusion OSTA score can predict 10 year fracture risk assessment according to FRAX® in PHC of Yogyakarta City.
Kata Kunci : OSTA Score, FRAX®, Osteoporosis, Public Health Center (PHC), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)