Environmental Conflicts in Balikpapan Bay
MAHDALENY, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A,.Ph.D
2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahPesatnya pertumbuhan ekonomi di Teluk Balikpapan dalam bentuk ekspansi industrialisasi, mengakibatkan rusaknya kondisi lingkungan, yang akhirnya menyebabkan tidak hanya konflik lingkungan tetapi juga konflik sosial. Kondisi terbaru dari berbagai konflik yang terjadi di Teluk Balikpapan ditangkap dalam penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian yang diambil ditekankan pada bagaimana pesatnya pertumbuhan pembangunan di Teluk Balikpapan, yang memegang peran ekologis penting, tidak direncanakan secara konstruktif dengan para pemangku kepentingan. Melalui penelitian dari empat kasus konflik lingkungan: limbah dari kawasan industri yang telah ada, pengembangan KIK, WINA dengan janji zero-deforestation nya, dan reklamasi sungai Somber oleh Dok Perkapalan Inc., penelitian ini bertujuan untuk menemukan tipologi konflik, bagaimana peran masing-masing pemangku kepentingan pada resolusi konflik, dan bagaimana perspektif pemangku kepentingan konflik, terutama peran pemerintah sebagai pembuat keputusan. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2013 sampai Januari 2015. Data dan informasi yang diperoleh melalui observasi lapangan, pengumpulan data sekunder, dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak. Temuan ini menunjukkan bahwa konflik lingkungan terjadi karena dampak lingkungan yang disebabkan oleh ekspansi industrialisasi. Beberapa dampak lingkungan yang muncul: reklamasi hutan mangrove, pencemaran air, dan kehilangan keanekaragaman hayati laut. Dampak ini menunjukkan bahwa pemerintah gagal untuk mengenali nilai lingkungan dan keanekaragaman hayati di teluk, dan juga tidak menuangkan perencanaan pengelolaan pesisir yang tepat. Selain itu, pada proses perencanaan ditemukan kurang partisipatifnya proses perencanaan. Pendekatan partisipasi yand ada tidak secara khusus menargetkan orang-orang lokal sebagai partisipan yang harus diayomi. Akhirnya, mengarah ke masalah yang lebih kompleks yaitu masalah sosial dan ekonomi. Temuan ini direkomendasikan kepada pemerintah untuk mendorong perencanaan partisipasi untuk mengurangi kemungkinan konflik di masa depan akibat meningkatnya pembangunan di daerah.
The rapid growth of economic pursuant in Balikpapan Bay in the form of industrialization expansion is inherently degrading the environmental conditions, which lead to both environmental and social conflicts. That recent condition of various conflict happens in Balikpapan Bay are captured in this research. The discussion in the research taken is emphasized on how the rapid growth of development at Balikpapan Bay, which hold an important ecological roles, was not planned constructively by the stakeholders. Through research of four environmental conflicts cases: the waste from the existing industrial area, KIK development, WINA zero-deforestation promise, and the reclamation of Somber riverbank by Dok Perkapalan Inc., the research aims to finding the nature of the conflict, how is the role of each stakeholder on the conflict resolution, and how the perspectives of stakeholder of the conflicts, especially government role as the decision-maker. This research was carried out from June 2014 to January 2015. Data and information obtained by field observation, secondary data collection, and deep interview with diverse stakeholders. This findings reveal that the environmental conflicts occurred because of the environmental impacts caused by the industrialization expansion. Some of the environmental impact that emerged: mangrove forest reclamation, water pollution, lost of marine biodiversity. This impacts indicate that the government is failed on recognizing the value of the environmental and biodiversity in the bay, and also did not deploy the proper coastal management. In addition, on the planning process is found less participative, because the participation based approach is not specifically target to local people leading to more complex of social and economical problems. This findings recommended to the government to encourage the participation planning as the sharing knowledge tools to reduce the possible conflicts in the future as the increasing development in the area.
Kata Kunci : environmental conflict, bay, participatory planning