POLA DISTRIBUSI SPASIAL DAN TINGKAT KERENTANAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUBANG
TANTAN HADIANSYAH, Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng.,Ph.D ; Ratna Eka Suminar, S.T., Ms.c
2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahPenyakit menular berbasis lingkungan masih merupakan masalah di Indonesia. Di Kabupaten Subang, penyakit ISPA dan diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menempati urutan pertama dan kedua dalam sepuluh besar penyakit yang diperparah dengan masih buruknya kondisi sanitasi dasar. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan peta untuk menggambarkan pola sebaran penyakit, mengetahui keterhubungan dan mengukur tingkat kerentanan penyakit berbasis lingkungan terhadap kondisi sanitasi dasar. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik. Analisis data sekunder terhadap penyakit berbasis lingkungan dan kondisi sanitasi dasar yang kemudian dipetakan dengn Arc GIS.10. Perhitungan autokorelasi spasial indeks Moran dan metode high-low clustered untuk melihat korelasi antara variabel dengan dirinya sendiri berdasar ruang dan waktu dan derajat pengelompokan.Uji statistik dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dengan menggunakan SPSS 20. Pada tahap akhir, menumpangsusunkan informasi spasial penyakit berbasis lingkungan dengan kondisi sanitasi dasar. Hasil dari penelitian ini adalah tidak adanya pola sistematik yang mengindikasikan kejadian penyakit tidak berkaitan dengan daerah tetangga dan juga tidak terjadi konsentrasi kejadian di suatu wilayah tertentu. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara incidence rate (IR) penyakit berbasis lingkugan dengan cakupan sanitasi dasar kecuali di daerah dataran dengan pengaruh yang lemah. Terdapat hubungan bermakna positif antara jumlah kasus dengan jumlah sarana sanitasi dasar dengan pengaruh yang lemah. Tingkat kerentanan penyakit berbasis lingkungan terhadap kondisi sanitasi dasar adalah sebanyak 43,4 % kecamatan termasuk dalam kategori rentan dengan komposisi 6,7 % sangat rentan dan 36,7 % rentan. Kategori tidak rentan sebanyak 53,3 % dengan komposisi 13,3% sangat tidak rentan dan 40% tidak rentan, sementara hanya 1% termasuk kategori sedang.
Environmental-based infectious disease remains a problem in Indonesia. In Subang, ARI (Acute Respiratory Infection) and diarrheal disease is a disease of the environment based on the first and second ranks in the top ten diseases exacerbated by poor basic sanitary conditions. The purpose of this research is to utilize a map to illustrate the distribution pattern of the disease, knowing connectedness and measure the level of environmental disease susceptibility based on basic sanitary conditions. This is a quantitative study using descriptive analytic method. Secondary data analysis of environmentally-based disease and basic sanitation conditions, then mapped using Arc GIS.10. Moran spatial auto correlation index calculation and the methods of high - low clustered used to detect the correlation between variables with itself based on space and time and the degree of clustering. Statistical test performed to see the correlation between varable uing SPSS 20. In the final stage is to overlay environtmental-based disease and basic sanitary conditions based on existing information. The results of this study is the absence of a systematic pattern which indicates the incidence of disease is not associated with neighboring regions and also the concentration of incident does not happen in a particular region. There was no significant correlation between the incidence rate (IR) of environmental-based disease with basic sanitation coverage except in plain areas but the correlation strength is weak. There is a significant positive correlation between the number of case with the number of basic sanitation but the correlation strength is weak. Environmental-based disease vulnerability levels to basic sanitary conditions as much as 6,7% are included in the "very vulnerable" category and and 36.7% for "vulnerable". There are 13.3% are included in the category "non very vulnerable" and 40% for "very vulnerable", meanwhile 1% are "medium" category.
Kata Kunci : Penyakit berbasis lingkungan, SIG, autokorelasi, tingkat kerentanan