Laporkan Masalah

KONSEP MANUSIA UTAMA ABDUL QADIR AL-JAILANI (1077-1166 M) DALAM PERSPEKTIF ETIKA RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN KARAKTER BANGSA INDONESIA

SITI MUSTAGHFIROH, Dr. Arqom Kuswanjono

2015 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Penelitian ini berjudul "Konsep Manusia Utama Abdul Qodir al-Jailani (1077-1166 M) dalam Perspektif Etika: Relevansinya dengan Pembentukan Karakter Bangsa Indonesia". Penelitian ini bertujuan untuk memahami konsep insan kamil dan relevansi pemikiran al-Jailani tentang konsep insan kamil terhadap pengembangan karakter bangsa Indonesia. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mewujudkan masyarakat madani Indonesia yang memperhatikan masalah kemajuan dan perkembangan zaman tanpa meninggalkan identitas diri sebagai makhluk yang bermoral dan bermartabat adalah suatu hal yang penting. Sementara itu, konsep manusia utama yang dirumuskannya dipandang relevan untuk pengembangan karakter bangsa Indonesia yang bermoral dan bermartabat. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan menggunakan objek formal etika dan objek material adalah pemikiran Abdul Qadir al-Jailani tentang konsep manusia utama. Penelitian ini menggunakan metode interpretasi, koherensi intern dan holistik, yaitu digunakan untuk menganalisis bagaimana konsep manusia utama Abdul Qadir al-Jailani yang akan dikaji dengan pisau analisis etika. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: konsep insan kamil dalam pandangan al-Jailani adalah manusia yang tidak tergantung pada hal-hal yang bersifat keduniawian. Untuk mewujudkan kesempurnaan dalam diri manusia, diperlukan adanya penyucian jiwa melalui tahapan-tahapan sifat tobat, zuhud, tawakal, sabar, jujur, syukur, dan ridha. Melalui tahapan tersebut, manusia akan mencapai derajat yang tinggi, yaitu makrifat kepada Allah SWT.. Pada kondisi ini, manusia akan merasakan kehadirat Allah SWT., dan di dalam hati (bashirah) akan terisi dengan sifat-sifat keilahian, maka perilaku yang timbul (akhlak) adalah perilaku yang bermoral sesuai dengan aturan agama. Pemikiran al-Jailani termasuk dalam aliran etika theologis. Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruk perbuatan manusia, didasarkan atas ajaran Tuhan. Etika dalam pemikiran al-Jailani tentang konsep manusia utama lebih condong pada etika normatif. Pada akhirnya etika normatif akan dispesifikkan pada etika teleologi, etika kewajiban dan etika keutamaan. Pemikiran al-Jailani tentu saja masih relevan digunakan dalam kehidupan modern saat ini. Salah satu untuk mengatasi dampak modernitas yang melanda hampir seluruh negara di dunia, adalah Indonesia. Modernitas tampil dalam dua wajah yang antagonistik. Di satu pihak, modernisme telah berhasil mewujudkan kemajuan yang spektakuler, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun kemakmuran fisik. Sementara di sisi lain, ia telah menampilkan wajah kemanusiaan yang buram berupa manusia modern berwujud kesengsaraan ruhaniah, jauh dari kesan religius, krisis moralitas, dan sikap hidup materialistik Sikap demikian tidak mendukung modernitas Pancasila. Pemikiran al-Jailani diharapkan mampu mewujudkan masyarakat Indonesia bermoral di era modern. Kata kunci: insan kamil, etika, penyucian jiwa

The study entitled "The Concept of the cPerfect Man of Abdul Qadir al-Gilani (1077-1166 M.) in the perspective of ethics: its relevance to the establishment of the Indonesia national character". This research aims to understand the concept of insan kamil and the relevance of the al-Gilani's thinking about the concept of the perfect man to the character development of the Indonesian nation. This research needs to be done on the grounds that embodies the new Indonesia community concerned about the progress and development of the times without leaving his identity as being moral man and dignity man is a thing that is important. In the meantime, the concept of perfect man that formulated is considered relevant to the development of Indonesia's moral character and dignity. This study is a literature study, using the formal object of ethics, and the material object of this study is thought of Abdul Qadir al-Jailani on primary human concept. This study used a method of interpretation, internal coherence and holistic. This method is used to analyze how the concept of Abdul Qadir al-Jailani perfect man which will be studied with an analysis of ethics. The results of this study are as follows: The concept of perfect man in the view of al-Jailani is a man who has been separated and removed himself from the things that are mundane. To realize perfection in man, it is necessary to purification of the soul through the stages of repentance, ascetic, trust, patience, honesty, gratitude, and pleasure. Through these stages, people will achieve a high degree, ie makrifat . In these conditions, people will feel the presence of God, and in the heart (bashirah) will be filled with divine attributes. If bashirah already filled by the nature of divinity, then the resulting behavior (morality) is moral behavior in accordance with the rules of religion. Al-Jailani's thinking included in the flow of theological ethics. This stream is found that to be the standard of human good and bad deeds, based on the rules of the Lord. Ethics in al-Jailani's thinking about the concept of perfect man is more inclined to normative ethics. In the end, normative ethics will be specified in ethics of teleology, obligations ethics and virtue ethics. Al-Jailani's thinking is relevant course still used in today's modern life. One is to overcome the impact of modernity that hit almost all countries in the world, one of which is Indonesian. Modernity appear in two antagonistic faces. On the one hand, modernism has succeeded in realizing spectacular progress, especially in the field of science and technology, as well as physical prosperity. While on the other hand, he has to show a human face blurred in the form of modern humans tangible spiritual misery, far from being a religious, moral crisis, and attitudes such materialistic attitude does not support Pancasila modernity. Al-Gilani's thinking is expected to realize an Indonesian society moral in the modern era. Keywords: perfect man, ethics, the purification of the soul

Kata Kunci : insan kamil, etika, penyucian jiwa

  1. S2-2015-340355-abstract.pdf  
  2. S2-2015-340355-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-340355-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-340355-title.pdf