Analisa Limpasan Akibat Perubahan Tata Guna Lahan pada DAS Ciliwung Hulu
DWI INDRIASTUTI, Prof. Ir. Djoko Legono, Ph.D, Prof. Dr. Ir. Bambang Yulistiyanto
2015 | Tesis | S2 Teknik SipilPerubahan iklim telah memicu terjadinya iklim ekstrim seperti naiknya temperatur, tingginya curah hujan, naiknya muka air laut, kekeringan dan lain sebagainya (Tran Thuc, 2014). Salah satu tantangan dalam pembangunan yang berkelanjutan adalah meningkatnya bencana, perubahan iklim dan krisis global seperti perubahan penggunaan lahan, degradasi kualitas tanah, keterbatasan air dan mineral, meningkatnya polusi lingkungan dan menurunnya jumlah biodiversitas (Nhuan, 2014). Penyebab banjir di Jakarta yang sering terjadi salah satunya adalah akibat luapan sungai Ciliwung. Perubahan penggunaan lahan/tata guna lahan yang terjadi pada DAS Ciliwung sangat mempengaruhi debit aliran sungai Ciliwung. Degradasi lahan di DAS Ciliwung hulu (wilayah Puncak) telah menimbulkan masalah serius, banjir tahunan, bagi wilayah di bagian hilirnya. Perubahan permukaan yang tidak dapat menampung air memperbesar laju limpasan air, serta perubahan kondisi tanah yang mudah jenuh, sangat mempengaruhi kondisi limpasan di DAS Ciliwung. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak HEC-HMS untuk mengetahui bagaimana perubahan penggunaan lahan dan intensitas hujan DAS mempengaruhi limpasan. Dengan menggunakan peta penggunaan lahan di tahun 2000, 2005 dan 2010, serta data hujan untuk 5 stasiun hujan yang berada di lokasi penelitian tahun 1996-2013, dapat diketahui bagaimana perubahan limpasan. Dilakukan kalibrasi parameter dengan debit terukur di Katulampa untuk masing-masing tahun kejadian. Nilai parameter yang digunakan dalam simulasi nantinya adalah yang mendekati nilai sesungguhnya (hasil observasi). Hasil simulasi HEC HMS dengan menggunakan nilai CN RTRW DAS Ciliwung Hulu dan hujan kala ulang 25 tahun., didapat tinggi muka air maksimum adalah 3.17 meter atau sama dengan 317 cm. Ketinggian > 200 cm (Siaga I) terjadi selama± 6 jam dengan debit puncak 226.25 m3/s.
Climate change has trigerred extreme climate such as rising temperature, high rainfall intensity, rising sea water level, drought, and others (Tran Thuc. 2014). Challenges of sustainable development are increases in various disasters, climate change and global crisis such as land use change, soil quality degradation, limited water and mineral, environmental pollution, dan decreasing in biodiversity (Nhuan. 2014). The cause of flooding in Jakarta is due to the overflow of Ciliwung River. The changes of land use greatly affect Ciliwung River flow. Land degradation in upstream of Ciliwung watershed (Puncak area) has triggered new problem, annual flooding, especially in downstream area. The change of surface which cannot accommodate water, increasing runoff, moreover, the change of land condition which easily saturated, greatly affected the runoff conditions in Ciliwung watershed. This research using HEC-HMS software in order to know how the land uses changes and rainfall intensity affected the runoff. By using land use maps in 2000, 2005, 2010, and rainfall data in 5 (five) rainfall station near location from 1996 to 2013, it can be known how the runoff changes. Parameter calibration is done with measured discharge in Katulampa weir for each occurrence. The parameter value used in simulation later is the real value approach. Simulation by HEC HMS using CN of RTRW in Ciliwung upstream area and rainfall 25 years return period gives that the highest discharge is 226.25 m3/s and water level reaches to 317 cm. If included into the alert in Katulampa weir, then the condition faces to Siaga I for during ± 6 hours.
Kata Kunci : ciliwung, limpasan, lahan, hujan, HEC-HMS