Laporkan Masalah

PERBANDINGAN PREPARASI KULIT MENGGUNAKAN ALKOHOL-KLORHEKSIDIN DENGAN ALKOHOLPOVIDON IODIN TERHADAP INFEKSI LUKA OPERASI SEKSIO SESAREA

MOH. NAILUL FAHMI, dr. Diah Rumekti Hadiati, MSc., SpOG (K); dr. Shofwal Widad, SpOG(K)

2014 | Tesis | SP Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Latar belakang: Infeksi luka operasi merupakan penyebab infeksi nosokomial kedua yang paling sering dan mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penggunaan antiseptik preparasi kulit efektif dalam mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Masih terdapat kurang bukti untuk mengevaluasi jenis, konsentrasi dan cara pakai bahan antiseptik untuk preparasi kulit pada seksio sesarea. Tujuan: Mengetahui perbedaan angka infeksi luka operasi seksio sesarea pada wanita yang mendapat alkohol-klorheksidin dibandingkan dengan alkoholpovidon iodin sebagai antiseptik preparasi kulit Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik secara random (randomized clinical trial). Penelitian dilakukan pada pasien yang menjalani seksio sesarea di RSUP Dr. Sardjito, RSUD Saras Husada Purworejo dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sejumlah 174 sampel memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok uji (87 sampel) mendapatkan alkoholklorheksidin sebagai antiseptik preparasi kulit sebelum operasi seksio sesarea. Kelompok kontrol (87 sampel) mendapatkan alkohol-povidon iodin. Alokasi kelompok penelitian dilakukan dengan bilangan random yang dibuat melalui komputer. Penilaian hasil dilakukan pada hari ketiga dan ketujuh setelah intervensi. Hasil yang dinilai adalah infeksi luka operasi dengan menggunakan kriteria Center for Disease Control and Prevention (CDC). Hasil: Komparabilitas sebaran pada kedua kelompok berdasarkan umur, usia kehamilan, indeks massa tubuh, gravida, sifat operasi, lama operasi, lama pecah ketuban dan periksa dalam berulang tidak berbeda bermakna secara statistik (P>0,05). Angka kejadian infeksi luka operasi hari ketiga pada kelompok alkoholklorheksidin lebih tinggi yaitu 12 kasus (13,8%) dibanding kelompok alkoholpovidon iodin 10 kasus (11,5 %), namun secara statistik tidak berbeda bermakna dengan nilai p=0,820. Kejadian infeksi luka operasi kumulatif selama tujuh hari pada kelompok alkohol-klorheksidin adalah 13,8%(12 kasus) sedangkan pada kelompok alkohol-povidon iodin 12,6% (11 kasus). Angka kejadian infeksi ini tidak bermakna secara statistik (p=1). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan angka infeksi luka operasi antara kelompok yang menggunakan alkohol-povidon iodin dengan alkohol-klorheksidin untuk preparasi kulit pada pasien seksio sesarea.

Background: Surgical site infection (SSI) is the second most frequent nosocomial infection and has high morbidity and mortality rate. The use of preoperative skin antiseptics effective in preventing of surgical site infection. There are lack of evidences to evaluate types, concentration and application methods of antiseptic for skin preparation for preventing infection following caesarean section. Objective: to determine the difference of SSI rate in patients receiving alcoholchlorhexidine and alcohol-povidone iodine as an agent for skin preparation during caesarean section. Methods: The study design was randomized clinical trial. The study was conducted in Dr Sardjito hospital and two affiliated hospital (Saras Husada Hospital and Panembahan Senopati Hospital). Total 174 subjects meeting in inclusion and exclusion criteria were divided into two groups. Experimental group (87 subjects) received alcohol-chlorhexidine as skin preparation antiseptic during caesarean section. Control group (87 subjects) received alcohol-povidone iodine. A computer generated random number was created to assigned subject into experimental and control goups. Outcome assessment was performed on day 3 and day 7 after caesarean section. Surgical site infection was diagnosed based on Center for Disease Control and Prevention (CDC) criteria. Results: There were no differences in terms of age, weeks of gestation, body mass index, parity, emergency/elective, duration of operation, duration of membrane rupture, and number of vaginal examination between two groups (P>0.05). SSI rates on day 3 were similar between two groups, alcohol-chlorhexidine group was 13.8% (12 subjects) and alcohol-povidone iodine group was 11.5% (10 subjects). Cumulative SSI for 7 days were similar (p=1) between two group, alcoholchlorhexidine group was 13.8% (12 subjects) and alcohol-povidone iodine group was 12.6% (11 subjects). Conclusions: there were no differences of SSI rates in patients receiving alcoholchlorhexidine and alcohol-povidone iodine as an agent for skin preparation during caesarean section.

Kata Kunci : infeksi luka operasi, preparasi kulit, alkohol, povidon iodin, klorheksidin, seksio sesarea


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.