ANALISIS PROSES SUKSESI DI PERUSAHAAN KELUARGA: STUDI KASUS PT ASKARA CARGO SEMESTA
DANANG CHRISTIAN GEMAYEL, BM Purwanto., MBA., Ph.D.
2014 | Tesis | S2 ManajemenSuksesi merupakan tahapan yang krusial dan harus dilalui oleh setiap perusahaan keluarga agar tetap langgeng. Suksesi ini merupakan suatu kepastian. Cepat atau lambat setiap perusahaan keluarga akan mengalaminya. Suksesi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan, kejadian, dan pengembangan yang menyebabkan terjadinya penyerahterimaan kendali pengelolaan bisnis dari satu anggota keluarga kepada anggota keluarga lainnya dan keuntungan perusahaan keluarga yang berlanjut setelah proses suksesi terjadi (Sharma et al. 2001). Data-data yang dikumpulkan dari wawancara mendalam dan studi kepustakaan menunjukkan bahwa proses suksesi di perusahaan keluarga ini berjalan efektif dan berlangsung informal dan persiapan suksesi terpusat pada pendiri tanpa ada dokumentasi tertulis. Proses suksesi sendiri terbagi menjadi dua (2) tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.Tahap perencanaan ini meliputi perencanaan dan kontrol suksesi. Sedangkan tahap pelaksanaan meliputi persiapan bagi calon suksesor, partisipasi anggota keluarga, pelimpahan wewenang, komunikasi, pemberian pelatihan dan bimbingan, pengelolaan relasi, dan proses transisi. Kedua tahap ini bersifat sinergis dan saling ketergantungan. Apabila satu tahap gagal dipersiapkan dan dieksekusi maka proses suksesi dapat dipastikan mengalami kegagalan. Perencanaan suksesi di perusahaan ini sudah dilakukan sejak awal. Pendiri perusahaan menerapkan pola suksesi yang terencana secara informal, yaitu perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada pemberian pengalaman dengan cara memberikan posisi di bawah “orang no.1†dan secara langsung menerima perintah dan petunjuk dari orang tersebut (Susanto et al. 2008). Persiapan calon suksesor sebagai kelanjutan dari tahap perencanaan berperan sebagai landasan bagi calon suksesor dalam mengimbangi dan menyesuaikan diri untuk mengelola perusahaan kelak. Partisipasi anggota keluarga dalam mengelola perusahaan inipun tidak dipengaruhi oleh suatu prasyarat. Pola komunikasi yang dikembangkan yaitu closed power games, kekuasaan tersentralisasi pada satu atau beberapa orang dan komunikasi yang terjadi sifatnya tertutup (Haag et al. 2006) Faktor-faktor yang berperan dalam keberhasilan proses suksesi, antara lain: faktor kepuasan suksesor, faktor keuntungan perusahaan, faktor kesesuaian level pelatihan, faktor tanggung jawab, faktor pengalaman, faktor komunikasi, faktor persiapan calon suksesor, faktor relasi serta faktor perencanaan dan kontrol suksesi. Meskipun analisis terhadap kesembilan faktor tersebut menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa proses suksesi di PT ACS sudah berjalan dengan efektif. Namun perusahaan ini tetap harus melakukan banyak pembenahan diantaranya mengenai kontrol suksesi, komunikasi, pelatihan dan kepuasan suksesor. Pembenahan dan perbaikan harus terus dilakukan demi kelangsungan perusahaan dan proses suksesi yang lebih baik lagi. Penelitian ini merekomendasikan antara lain: prasyarat perlu ditetapkan dalam hal partisipasi keluarga di perusahaan keluarga, perencanaan suksesi sebaiknya melibatkan anggota keluarga secara aktif, perencanaan dan kontrol suksesi sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk dokumen tertulis yang mendefinisikan proses secara mendetil, perencanaan suksesi yang berlangsung secara informal dan pola komunikasi yang sifatnya lebih terbuka serta program peremajaan armada perlu dipertahankan, pelatihan dan bimbingan perlu digalakkan, relasi diantara keluarga dan karyawan sebaiknya dikelola dengan baik.
Succession is crucial stages and must be passed by each company in order to maintain their families. This succession is a certainty sooner or later every family company will experience. Succession itself can be defined as an act, occurrence, and development which led to the handover of control of the business management of the family members to other family members and gains are continued after the family business succession process occurs (Sharma et al. 2001). The data were gathered from in-depth interviews and literature study that showed that succession process in a family company succession takes place effectively and informally while the preparation is focused on founders without any written documentation. The succession process itself is divided into two (2) phases: planning and execution stages. Planning stage consists of succession planning and control. Whereas execution stage consists of prospective successors’ preparation, participation of family members, delegation of authority, communication training and mentoring, relationship management and transition process. Both of these stages are synergistic and interdependent. If one step fails then succession process can certainly fail. Succession planning in this company has done this since offspring of the founder were still children. The founder of the company implements a planned succession informally, that succession planning is more directed at giving experience by providing position under \\"the no.1\\" and directly receive orders and instructions of the person (Susanto et al. 2008). Prospective successors’ preparation as continuation of planning stage, acts as the foundation for the prospective successors to compensate and adopt with company management later. Participation of family members in managing the company is not affected by a pre-requisite. Communication patterns developed are closed power games, centralized power in one or a few people and closed nature of the communication that occurs (Haag et al. 2006). Factors that have a role in the success of succession process: successors’ satisfaction, company profit, appropriateness of the level of training, responsibility, experience, communication, prospective successors’ preparation, relationship, succession planning and control. All the factors above showed that those have influenced the smoothness of succession process. Even though the analysis of nine factors showed that there is strong indication of effective succession process in PT ACS, the company shall conduct major revamping among others: succession control, communication, training and successors’ satisfaction. Revamping and improvement shall be done for company sustainability and better succession process. The study recommends among others: prerequisites need to be specified in terms of the participation of the family in family firms, succession planning and control should actively involve family members, succession planning should be documented in the form of a written document that defines the process in detail, succession planning takes place informally and patterns that are more open communication should be maintained, fleet renewal program needs to be maintained. Training and mentoring should be encouraged, family and employee relation should be well-managed.
Kata Kunci : Suksesi, Teori Suksesi, Perusahaan Keluarga