Laporkan Masalah

ANALAISIS STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL STUDI AKUISISI PT ADARO ENERGY TBK TERHADAP PT MARITIM BARITO PERKASA

CARLO LUKMAN WINDARTO, Amin Wibowo, MBA.

2014 | Tesis | S2 Manajemen

PT Adaro Energy, Tbk dengan hasil produksi sebesar 35 juta metric ton sebagai salah satu tiga besar perusahaan tambang batubara. PT Adaro Energy, Tbk dan anak-anak perusahaannya selain bergerak di bidang bisnis utama pertambangan, juga masuk pada bisnis penunjang industri batubara antara lain: agen perdagangan batubara, infrastruktur penunjang industri batubara, logistik serta transportasi dari dan ke tambang, dan kontraktor pertambangan. Dengan pertimbangan untuk meningkatkan tingkat reliabilitas pasokan dimata pelanggannya PT Adaro Energy, Tbk melakukan akuisisi terhadap PT Maritim Barito Perkasa, sebuah perusahaan jasa transportasi tongkang dari sungai ke laut lepas. Penulis menganalisa apakah PT Adaro Energy, Tbk dalam melakukan strategi integrasi vertikal nya dengan mengakuisisi PT Maritim Barito Perkasa merupakan strategi yang tepat. Apakah keputusan itu benar membawa benefit kepada perusahaan secara korporasi. Penelitian analisis deskriptif ini dilakukan atas informasi yang tersaji pada laporan keuangan tahunan dan kuartal, serta juga rangkaian wawancara dengan, Chief Operation Officer, Director of Adaro Logistic, General Manager Finance and Accounting. Serta data-data eksternal lembaga statistik antara lain Biro Pusat Statistik, profil industry dari Asosiasi Penambang Batubara Indonesia, analisa pasar serta beberapa lembaga riset terkemuka. Atas analisa yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa: PT Adaro Energy, Tbk dalam melakukan akuisisi PT Maritim Barito Perkasa sebagai strategi korporasi integrasi vertikal perusahaan adalah benar bila dilihat dari sisi tujuan perusahaan yaitu mengamankan rantai pasokan dan mendapatkan pengetahuan tentang cara mengelola bisnis tongkang, sehingga mempunyai kekuatan dalam melakukan negosiasi dengan penyedia jasa tongkang yang lain. EBITDA perusahaan baik korporasi maupun anak perusahaan sebagai salah satu indikator masih tetap terjaga dengan baik. Untuk kedepannya, anak perusahaan disarankan untuk menambah pelanggan non batubara sehingga eksternalitas nya meningkat, dengan tujuan agar tingkat ketergantungannya kepada Adaro tidak terlalu tinggi.

PT Adaro Energy Tbk, with production of 35 million metric tons as one of the three major coal mining companies. PT Adaro Energy Tbk and its subsidiaries is engaged in a business other than the principal mining, also entered the business of supporting the coal industry, among others: trade agents coal, coal industry supporting infrastructure, logistics as well as transportation to and from the mines, and the mining contractor. With consideration to increase the level of supply reliability in the eyes of customers of PT Adaro Energy Tbk acquisition of PT Maritim Barito Perkasa, a transportation services company barge from the river to the open sea. The author analyzes whether PT Adaro Energy Tbk in performing its strategy of vertical integration by acquiring PT Maritim Barito Perkasa is an appropriate strategy. Is it right decision to bring benefits to the company as a corporation. This descriptive analysis study conducted on the information presented on an annual and quarterly financial statements, as well as a series of interviews with, Chief Operation Officer, Director of Adaro Logistics, General Manager of Finance and Accounting. As well as external data statistical agencies include the Bureau of Statistics, the industry profile of the Association of Indonesian Coal Miners, market analysis as well as some of the leading research institutions. The above analysis has been conducted, it is concluded that: PT Adaro Energy Tbk PT Maritim Barito acquisition Perkasa as the company's corporate strategy of vertical integration is correct when viewed from the side of the company's goal is to secure the supply chain and gain knowledge on how to manage the barge business, so as to have strength in negotiating with service providers barges other. EBITDA both corporate and subsidiary as one indicator is still well preserved. For the future, it is advisable to add a subsidiary non-coal customers so that its externality increases, with the goal of keeping the level of dependence on Adaro is not too high.

Kata Kunci : vertical integration, Vertical Market Structure framework, Transaction Asset Matrix, Yellow Pages test


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.