KONFLIK SUMBERDAYA ALAM LAUT DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (Studi Kasus Konflik Antara Nelayan Dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa)
AGUS MARDIYANTO,S.H., Dr. Poppy S. Winanti, MPP, M.Sc.
2015 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui akar konflik yang terjadi dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Karimunjawa dan mengapa konflik antara nelayan dengan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa terus terjadi. Semakin tingginya kebutuhan hidup masyarakat Karimunjawa akan berdampak pada eksploitasi sumberdaya lautnya semakin tinggi. Peristiwa ini akan sulit dihindari karena ketergantungan masyarakat kepada sumberdaya laut masih sangat besar dan selama ini belum ada alternatif lain sebagai penganti mata pencaharian selain mengandalkan sumberdaya laut yang dimiliki Karimunjawa. Melihat adanya dua kepentingan yang berbeda antara kesejahteraan dengan konservasi maka konflik kepentingan akan selalu terjadi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa apabila tidak ada solusinya. Nelayan dengan sudut pandangnya tentu berpikir bahwa mereka yang penting dapat hidup dengan layak dengan mengandalkan sumberdaya alam laut yang dimiliki oleh perairan kepulauan Karimunjawa yang selama ini menjadi sumber nafkah hidup mereka. Di pihak lain, Balai Taman Nasional Karimunjawa selaku pemangku kawasan berkewajiban untuk menjaga sumberdaya alam yang dimiliki Taman Nasional Karimunjawa agar tetap lestari. Dalam buku mengelola konflik-ketrampilan dan strategi untuk bertindak, Simon Fisher dan kawan-kawan menyebutkan bahwa Konflik adalah “ Hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalanâ€. Mengikuti salah satu model analisis konflik dari Furlong (2005), yaitu, maka bisa didefinisikan bahwa penyebab terjadinya suatu konflik disebabkan karena batas (aturan) dan norma-norma yang telah ada ditentang, terancam atau dielakkan/diabaikan oleh masyarakat yang berkonflik. Dengan demikian diperlukan solusi konflik yang membutuhkan intervensi dari lembaga atau orang yang memiliki kewenangan sesuai yurisdiksi. Ada beberapa penyebab utama mengapa konflik antara nelayan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa ini masih terus berlarut-larut hingga kini dan belum ditemukan resolusi konfliknya yaitu : Perbedaan cara pandang diantara para pihak (stakeholder) terkait aturan yang ada, Legitimasi atau yurisdikasi Balai Taman Nasional Karimunjawa terkait aturan (batas) tidak diperbolehkannya kegiatan penangkapan sumber daya perikanan di kawasan Taman nasional Karimunjawa mendapat banyak tentangan dari masyarakat nelayan sekitar kawasan, Instansi pengelola kawasan Taman Nasional Karimunjawa, Balai Taman Nasional Karimunjawa, dengan segala keterbatasannya, tidak mampu menegakkan aturan sebagaimana mestinya, Pembiaran terhadap suatu pelanggaran secara terus menerus akan berakibat turunnya wibawa dari institusi yang memiliki kewenangan menegakan batas itu.
The purpose of this study is to determine the root of conflict in the management of the Karimunjawa National Park and why conflicts between fishermen and the Karimunjawa National Park be continued. Increasing the people of Karimunjawa needs will effected on the exploitation of marine resources. This event will be difficult to avoid due to people’ dependence highly on marine resources and there are no other alternatives of livelihood in addition rely on marine resources’ of Karimunjawa. There are two different interests between welfare and the conservation that makes conflicts of interest will always occur in the management of Karimunjawa National Park. In fisherman’s point of view. they can live decently with relying on Karimunjawa marine resources that have been the source of their livelihood. On the other hand, the management of Karimunjawa National Park as the holder of responsibility to maintain the resources to remain sustainable. Simon Fisher and his colleagues in the book of managing conflict - skills and strategies for action states that the conflict is “the relationship between two or more parties (individuals or groups) who have or feel they have different goalsâ€. Following one of the models of conflict analysis by Furlong (2005), it can be defined that the cause of conflict caused by the boundary (the rules) and norms that have been challenged, threatened or circumvented/ignored by societies. Thus the conflict solution is needed and it requires the intervention of the institution or person who has the authority under jurisdiction. There are several main reasons why the conflict between fishermen and the Management of Karimunjawa National Park continues. They are: There are no resolution of the conflict, differences in perspectives between the parties (stakeholders) related to the existing rules, legitimacy or juridiction of Karimunjawa National Park related with rules (limit) that it is not the permissibility of fishing activities in the national park region received much opposition from fishing communities around the area, the manager of Karimunjawa national Park, with all its limitations , is not able to enforce the rules properly. As results, the ommision of violation continuosly will affect the decline institutions’ authority.
Kata Kunci : Taman Nasional, Konflik, Konservasi, Kesejahteraan, Legitimasi