Laporkan Masalah

KETUK TILU, TOPENG BANJET DALAM PERTUMBUHAN GARAP KARAWITAN JAIPONGAN

ISMET RUCHIMAT, Prof. Dr. R.M. Soedarsono; Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc; Prof. Dr. Tati Narawati, M.Hum

2015 | Disertasi | S3 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Disertasi Ketuk Tilu, Topéng Banjet Dalam Pertumbuhan Garap Karawitan Jaipongan merupakan aktivitas peristiwa sosio karawitan yang menautkan beragam disiplin seperti, seni pertunjukan, kreativitas, sosiologi serta abstraksi perubahan sosial. Kepentingan ini ditempatkan oleh karena makna garap bukan hanya terletak pada mengapa karawitan Jaipongan hadir dan membingkai pergulatan eksistesi karawitan, tetapi sekaligus menekankan pada mengapa garap selalu memberi ruang tafsir dinamis pada setiap gejala perkembangan karawitan Jaipongan. Sebagai produk komunal garap karawitan Jaipongan tidak hanya dimaknai sebagai kaidah estetik yang berperan tunggal mewakili nilai musikal, namun selalu berada pada dinamika fungsi dan peran ganda. Garap adalah sistem kerja yang sangat khas untuk membedah karakteristik musikal dan non-musikal. Secara spesifik teori garap berperan menganalisis keberadaan estetika karawitan. Garap karawitan tidak hanya diliohat sebagai kaidah musikal, tetapi sekaligus ditempatkan sebagai representasi kebudayaan Sunda. Garap karawitan Jaipongan sebagai kesatuan konseptual merepresentasi ungkapan seniman lewat unsur bunyi, musikal serta intelektual, sedangkan kesatuan budaya merupakan wadah pertarungan ideologi untuk mencapai objektivitas penerimaan masyarakat. Dengan berpedoman pada pendekatan karawitanologi dan sejarah rajutan waktu yang dianalisis melalui dinamika pertunjukan Ketuk Tilu dan Topéng Banjet sebagai representasi pertunjukan awal keberadaan Jaipongan telah menunjukkan bagian yang tidak hanya merupakan gejala kulturil yang memandang pertunjukan sebagai bagian kehidupan rakyat, tetapi sekaligus sebagai petunjuk situs-situs musikal atau ciri-ciri garap karawitan. Penelitian ini mengasilkan suatu kesimpulan bahwa garap karawitan Jaipongan telah menautkan aspek genah, betah, tumaninah sebagai peristiwa sosio karawitan yang selalu mengacu pada makna ngindung ka waktu mibapa ka jaman serta makna bihari ngancik di kiwari sebagai sistem kerja berkelanjutan. Keyword: Karawitanologi, sejarah seni, kreativitas, perubahan sosial.

Dissertation of Ketuk Tilu, Topéng Banjet in Garap Karawitan Jaipongan is the scene of musical event that connected with many diciplines such as performing art, creativity, sociology and social change abstractions. This interest was placed because the meaning garap not only lies in why Jaipongan musicians present and frame the struggles of talking of about musical existence, but at the same time, emphasis was put on why garap is always give a dynamic interpretations for many possibility to depelov Karawitan as continuity. As a community production, garap karawitan Jaipongan was not only interpreted as a single way of representing the musical score, but always on the dynamic and function of the dual role. Garap is a spesific working system that can be used to see the musical and non musical characters. Specifically, the theory was apllied to analyze the exixtence of garap on musical aestethic. Garap Karawitan Jaipongan is not only seen as a musical convention, but it is also an important representation of Sundanese culture. As a concept of unity, garap karawitan Jaipongan artist represent expression through elements of sound, musical and intellectual, while cultural unity is a means to achieve public recognition od ideological of society. With refence to the karawitanologi approach and the woven history of time describe by the show dynamic Ketuk Tilu and Topéng Banjet as a respresentation of the show pre-Jaipongan that not only is it a part of cultural phenomenon that sees the show as part of people’s lives, but at the same time as a guide to musical sites or garap karawitan characteristics. This study conclues that garap karawitan Jaipongan is connected with genah, betah, tumaninah as the socio karawitan that always refers to the meaning of Ngindung ka waktu mibapa ka jaman and bihari ngancik di kiwari as an update working system.

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.