ANALISIS ANTRIAN PENUMPANG KRL JABODETABEK MENUJU PINTU KELUAR STASIUN TANAHABANG JAKARTA PUSAT
RATNA KUSMIATI, Nurul Indarti, SE, Sivilokonom., Cand. Merc. Ph.D
2014 | Tesis | S2 ManajemenAntrian merupakan hal yang biasa dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dari berbagai literatur tentang antrian (teori antrian) disebutkan bahwa antrian terjadi ketika kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan kapasitas pelayanan atau fasilitas layanan. Sebagai dampaknya, pengguna fasilitas yang datang tidak dapat dengan segera mendapatkan pelayanan karena kesibukan layanan atau penyedia layanan. Fasilitas publik yang melayani kepentingan umum dan diakses banyak orang seringkali terjadi antrian, salah satunya adalah Stasiun Tanahabang di Jakarta Pusat. Setiap harinya stasiun ini melayani lebih dari lima puluh ribu penumpang. Keterbatasan sarana pintu keluar yang ada berdampak pada munculnya antrian penumpang saat menuju pintu keluar stasiun. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya antrian penumpang di pintu keluar Stasiun Tanahabang. Selain itu menganalisis sistem antrian yang terjadi di pintu keluar dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi lama antrian penumpang. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari wawancara, observasi, dan survei menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di Stasiun Tanahabang (peron yang terbatas, tangga digunakan bersama antara penumpang yang naik dan yang turun, pintu keluar (gate out) penumpang berada dalam satu lokasi pintu masuk penumpang) berkontribusi terhadap terjadinya antrian. Selain itu sistem tiket elektronik (Kartu Multi Trip/KMT, tiket single trip atau Tiket Harian Berjaminan/THB) yang diberlakukan pada bulan Juli 2013, ternyata berpengaruh memunculkan antrian baru di pintu keluar stasiun. Hal ini karena penumpang yang hendak masuk maupun keluar stasiun harus melakukan tapping out/in yang sekali melakukan tapping diperlukan waktu sedikitnya dua detik. Keputusan manajemen stasiun yang memindahkan pintu keluar (gate out) penumpang terpisah dari pintu masuk (gate in) pada bulan Agustus 2013 ternyata mampu memperlancar antrian. Namun lokasi pintu keluar baru yang jauh dari peron menyebabkan total waktu yang diperlukan penumpang menuju pintu keluar kurang lebih sama dengan ketika penumpang mengantri menuju pintu keluar lama. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya penambahan sarana menuju pintu keluar baru stasiun, antara lain menambah panjang peron, membuka pintu keluar baru yang lebih aman dan mampu melayani penumpang yang terus bertambah, dan mempertimbangkan pemisahan peron penumpang yang akan naik dengan penumpang yang akan turun.
Queues are common and frequently encountered in everyday life. Based on various literatures about queuing theory, queuing occurs when the demand for services exceeds the ability of the service capacity or service facilities. As a result, users of the facility cannot be served immediately because the service providers are busy. Public facilities usually accessed by many people often lead to queues, for example, Tanahabang Railway Station in Central Jakarta. Every day this station serves more than fifty thousand passengers. Limitations of gate out facilities had been impacted on the queue of passengers on the way to the station exit. This study aims to analyze the factors that resulted in the queue of passengers exit at Tanahabang Railway Station. Also, analyzing the queuing system occurred at the exit gate can provide recommendations to reduce the long queues of passengers. Based on data collected from interviews, observations, and survey, they showed that the facilities and infrastructure available in Tanahabang Station (i.e: limited platform, passenger stairs used together between in and out passengers, the exit gate is in the same location with entrance gate) contributed to queueing. Besides, the electronic ticketing system (The Multi-Trips Card, single trip ticket or The Secured Ticket Days) imposed in July 2013, raised a new queue at the exit gate of the station. This is because passengers who want to enter and exit the station should be tapping in and out, and each tapping takes at least two seconds. The Tanahabang Station management decisions that have moved the exit gate separated from the entrance gate in the August 2013 was able to expedite queue. But the new exit gate away from the platform led to the total time it takes passengers to the exit more or less the same as when passengers queue in the old exit gate. The study recommends the importance of adding new facilities: increase the length of the platform, the safer access to the exit gate, and consider to separate the platform for in and out passengers.
Kata Kunci : Antrian, Teori Antrian, Stasiun, Stasiun Tanahabang, Tapping in, Tapping out, Tiket Elektronik, Kartu Multi Trip (KMT), Tiket Harian Berjaminan (THB)