Laporkan Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN ADITIF ANTI STRIPPING AGENT WETFIX DAN FILLER PC PADA ASPAL SHELL PEN.60/70 TERHADAP NILAI STABILITAS, DURABILITAS DAN PERMEABILITAS CAMPURAN AC–WC

IFA TRI WULANDARI, Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc., Ph.D.

2015 | Tesis | S2 Sistem dan Teknik Transportasi

Kondisi lingkungan yang tidak kondusif khususnya yang dipengaruhi oleh faktor kelembaban ditambah dengan adanya beban lalu lintas yang bekerja dan penggunaan material perkerasan yang kurang baik menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan campuran aspal panas perkerasan jalan. Hal ini terjadi sebagai dampak adanya pemisahan antara lapisan pengikat aspal dengan partikel agregat yang pada umumnya bersifat hydrophilic (mudah berikatan dengan air) dan lipophobic (tidak mudah berikatan dengan minyak). Aditif adalah salah satu teknologi yang digunakan untuk memperbaiki ketahanan performance konstruksi perkerasan jalan akibat pengaruh air dengan cara meningkatkan ikatan adhesi dan kohesi bahan campuran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dengan atau tanpa aditif bahan anti pengelupasan Wetfix sebagai bahan anti pengelupasan cair dan Portland Cement (PC) sebagai filler pengganti pada campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) terhadap nilai stabilitas, durabilitas dan koefisien permeabilitas campuran aspal. Penelitian secara empiris dilakukan dengan cara membuat campuran dengan tiga variasi. Variasi 1 (filler 100% debu batu tanpa Wetfix), variasi 2 (filler 100% debu batu+0,3%Wetfix) dan variasi 3 (filler debu batu+1,2%PC+0,3% Wetfix) dengan variasi kadar aspal 5,0%; 5,5%; 6,0%; 6,5%; 7,0%. Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas Marshall, durabilitas Marshall, Marshall Immersion dengan variasi durasi waktu perendaman 24, 72, 120, 168 jam atau 1, 3, 5 dan 7 hari menggunakan air hujan dan uji permeabilitas dengan kekuatan tekanan 1 kg/cm2 dan 2 kg/cm2. Hasil pengujian menunjukkan Kadar Aspal Optimum (KAO) variasi 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah 5.9%, 5.9%, 6.1%. Nilai karakteristik Marshall meliputi stabilitas, flow dan MQ pada variasi 1 (1300 kg, 3.9 mm, 338 kg/mm), variasi 2 (1486 kg, 3.8 mm, 391 kg/mm) sedangkan pada variasi 3 (1623 kg, 3.8 mm, 433 kg/mm). Nilai Indeks Kekuatan Sisa pada perendaman air normal variasi 1, 2 dan 3 (92,4%, 93,4% dan 94,7%) lebih tinggi daripada pada air asam (86,3%; 90,6%; 92,2%.). Nilai durabilitas Marshall campuran yang diindikasikan dengan nilai Indeks Durabilitas Pertama (r) variasi 1, 2, 3 adalah 26,7%, 23,1% dan 20,4% dan Indeks Durabilitas Kedua (a) variasi 1, 2, 3 sebesar 25,9%, 23,6%, dan 21,8%. Nilai koefisien permeabilitas variasi 1, 2 dan 3 adalah 7,20x10-4 cm/dtk; 3,16x10-4 cm/dtk dan 1,40x10-4 cm/dtk. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran AC-WC variasi tiga dengan KAO sebesar 6,1% dengan bahan aditif anti stripping agents Wetfix dan Portland Cement (PC) sebagai filler pengganti mempunyai nilai stabilitas, durabilitas dan permeabilitas lebih baik dibandingkan variasi lain.

Critical environmental conditions especially because of moisture factor are coupled with traffic and poor materials may occur premature failure can have a profound effect on the durability of hot mix asphalt pavement as result of stripping of the asphalt binder from the aggregate particles. This is the case caused by separation of the asphalt cement and aggregates are generally hydrophilic (water loving) and lipophobic (oil hating). Additive is one of technologies used to improve the resistance performance of an asphalt pavement to water damage by improve the initial mixture bonding both adhesion and cohession. The aims of this research is to know the effect with and without additive Wetfix as liquid anti stripping agents and Portland Cement (PC) as subtitute of filler of Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) mixture toward the stability, durability and permeability coefficient value. Research has focused of empirical tests was conducted by making specimens, investigates 3 (three) variations. The first variation was a mixture that contained (100% stone dust as filler, without Wetfix), the second a mixture contained (100% stone dust as filler+0,3% Wetfix), modified binder with additive anti stripping), and the third variation contained (stone dust mixed 1,2%PC as subtitute filler +0,3%Wetfix) were mixed variations of variations bitumen content 5,0%; 5,5%; 6,0%; 6,5%; 7,0%. Tests that conducted are the Marshall stability, durability which modified by 0,5; 24; 72; 120; 168 hours immersion period and using 1 kg/cm2 and 2 kg/cm2 pressure for permeability testing. The research result shows that Optimum Bitumen Content (OBC) of 1, 2 and 3 variations were 5,9%; 5,9% and 6,1%. The value of Marshall characteristics are stability, flow and MQ on each variation 1 is (1300 kg; 3,9 mm; 338 kg/mm), variation 2 (1486 kg, 3.8 mm, 391 kg/mm) and variation 3 (1623 kg, 3.8 mm, 433 kg/mm). The value of Retained Marshall Stability on netral water variations 1,2 and 3 were higher (92,4%, 93,4% dan 94,7%) than by acid water (86,3%; 90,6%; 92,2%.). The value of Marshall Durability based on The First Durability Index (r) variation 1, 2, 3 were 26.7%; 23.1% and 20.4%. The Second Durability Index (a) variation 1, 2, 3 were 25,9%; 23,6%; 21,8%. Permeability test shows that the values of the permeability coefficient of variations 1, 2 and 3 were 7,20 x 10-4 cm/sec; 3,16 x 10-4 cm/sec and 1,40 x 10-4 cm/sec. Finding from this research showed that the variation 3 of mixture which has OBC 6,1% with additives both anti stripping and Portland Cemet (PC) as filler on AC-WC mixture is more stable, durable and impermeable than the others.

Kata Kunci : AC-WC, aditif, durabilitas, stabilitas, permeabilitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.