Sustensi program perhutanan sosial :: Studi kasus di Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Utara

MAHENDRADI, RM, Dr. Warsito Utomo

2002 | Tesis | Magister Administrasi Publik

Penelitian ini mengkaji sustensi Program Perhutanan Sosial di PT. Perhutani KPH. Kedu Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, sustensi Program Perhutanan Sosial. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data-data yang diperoleh adalah melalui dokumentasi, kuestioner, wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sustensi Program Perhutanan Sosial (Y) adalah reorientasi birokrasi (XI), partisipasi (X2) dan koordinasi (X3). Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa variabel X2 dan variabel X3 ada hubungan dengan variabel Y, adapun koefisien korelasi masingmasing adalah r UY = 0,465 dan r X ~ Y= 0,517. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai r tabel sebesar 0,113 pada tingkat kesalahan 5 %. Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa variabel X2 mempunyai hubungan yang bersifat murni dengan variabel Y, nilai koefisien korelasi adalah r YU.X~X~ = 0,3365 dan variabel X3 mempunyai hubungan yang bersifat murni dengan variabel Y, nilai koefisien korelasi adalah r y x 3 . x 1 ~ = 0,4138. Hasil analisis korelasi majemuk menunjukkan ada hubungan secara bersama-sama XI .X2.X3 dengan Y nilai koefisien korelasi = 0,592. Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut Y = 47,890 + (-0,023)Xl + (0,604)U + (O,688)X3, perhitungan nilai F test adalah 46,734 lebih besar dari nilai F tabel yaitu 2,65. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan garis regresi tersebut adalah signifikan pada tingkat kesalahan 5 YO. Berkaitan dengan sustensi Program Perhutanan Sosial disarankan : pertama, agar pelaksanaan program diupayakan dapat berlanjut, sehingga arus manfaat dapat diterima oleh kelompok sasaran secara terus menerus. Selain itu pelaksanaan program dimasa yang akan datang lebih diarahkan kepada kemandirian kelompok sasaran. Kedua, reorientasi birokrasi sebagai fasilitator (enabler) yang bersifat pemberdayaan (empowering) dan pendorong (supporting) mendapat perhatian. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia melalui mekanisme penyuluhan akan menjadikan kelompok sasaran mampu untuk tumbuh atas dasar kekuatannya sendiri. Kefiga, partisipasi kelompok sasaran dalam sustensi program dapat lebih ditingkatkan lagi dengan memperhatikan masukan-masukan yang bersumber dari kelompok sasaran, sehingga self sustaining capacity dapat tercapai. Pola penanaman lebih dikembangkan dan perawatan tanaman lebih sering dilakukan untuk peningkatan produktivitas lahan. Keempaf, koordinasi antara pihak-pihak terkait perlu dibina secara terus menerus melalui cara pendekatan dan pembinaan terhadap kelompok sasaran. Agar tercipta kesesuaian waktu dan tindakan dalam pelaksanaan program dengan baik. Hal tersebut akan menjamin tercapainya tujuan kelestarian fungsi-fungsi hutan dan peningkatan sosial ekonomi kelompok sasaran

The sustainability of social forestry program is influenced by bureaucratic reorientation, participation, and coordination. This research studies the sustainability of social forestry program of the forestry firm in the northern part of Kedu region, while the objective of the study is know the sustainability of social forestry program. The data collecting methods used were documentary, questionnaire, interview, and direct observation in the field. The result of Product Moment correlation analysis shows that there is correlation between variable X2 and X3 and variable Y, while the coefficient correlation of each is rx2y=O1465 and ra,=0,51 7. Those values are higher than r-table 0,113, at the significant level 5%. The result of partial correlation analysis shows that variable X2 and variable Y have pure correlation, the value of the coefficient correlation is r yx2.~1~3=0,336a5n d the variable X3 has pure correlation with the variable Y, in which its value of coefficient correlation is r YXJ.XI= = 0,4138. The result of multiple correlation analysis shows that there is correlation of XI.X2.X3 and Y, the value of coefficient correlation is 0,592. The result of multiple regression analysis is Y=44,890+(- O,O23)X1+(0,604)X2+(0,688)X3. The result of F test calculation is 46,734; it is higher than F table 2,65. It means the linear regression formula is significant at the significant level 5%. Dealing with the sustainability of social forestry program, the researcher suggests first, the program should be sustained, in order that the forest community get its advantages continually. Besides the future implementation of the program directs them to be independent community. Second, bureaucratic reorientation as facilitator on enabler which is empowering and supporting gets more attention. The improvement of human resources by giving agricultural information ydl train them to be able to be self sustaining capacity. Third, the participation of the target community to sustain the program can be more improved by paying attention at the inputs which is from the community, thus self sustaining capacity Is achieved. The plantation is more developed and the treatment is often done to improve the crop of the field. Fourth, coordination of the involved parties should be built continuously by approaching and founding the target community in order to match the schedule and the activity of the implementation of program well. It guaranties the achievement of the objectives of sustained yield forestry and the improvement of the community’s social economy.

Kata Kunci : Kebijakan Kehutanan,Program,KPH Kedu Utara