Laporkan Masalah

RISIKO USAHA TANI TANAMAN KERAS DAN PENDAPATAN PETANI PEMILIK HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN BATANG (KASUS DI DESA KALISALAK KECAMATAN BATANG DAN DESA SURJO KECAMATAN BAWANG TAHUN 2009-2014)

SRI ELY YULIANI, Dr. Akhmad Makhfatih, MA.

2015 | Tesis | S2 Ekonomika Pembangunan

Hutan rakyat sebagai salah satu bentuk usaha tani tanaman keras merupakan suatu usaha tani yang memiliki risiko lebih besar karena membutuhkan jangka waktu pengelolaan yang lebih panjang daripada usaha tani tanaman pertanian lain pada umumnya. Risiko ini merupakan akibat dari suatu ketidakpastian yang diantaranya disebabkan oleh faktor produksi dan harga/pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besarnya peluang sebuah pohon terkena serangan hama dan penyakit pada suatu lahan yang sudah terkena serangan hama dan penyakit serta melihat pengaruh dari peningkatan risiko usaha tani tanaman keras terhadap pendapatan petani hutan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupahasil wawancara dengan stakeholder terkait dan kuesioner yang diberikan kepada anggota kelompok tani. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis usaha tani dan analisis risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peluang terjadinya serangan hama dan penyakit di Desa Surjo adalah sebesar 17,04 persen, sedangkan di Desa Kalisalak sebesar 0,56 persen. Di Desa Kalisalak dengan harga rata-rata kayu sebesar Rp118.910,00 peningkatan risiko sebesar 1 persen akan menyebabkan hilangnya potensi pendapatan sebesar Rp221.933,00 dan peningkatan tingkat windfall sebesar 1 persen memberikan kelebihan pendapatan sebesar Rp43.847,00. Di Desa Surjo dengan harga rata-rata kayu sebesar Rp123.120,00 peningkatan risiko sebesar 1 persen akan menyebabkan hilangnya potensi pendapatan sebesar Rp97.577,00 dan peningkatan tingkat windfall sebesar 1 persen memberikan kelebihan pendapatan sebesar Rp102.931,00.

The private forest as one of the form of wood plants farming business is a farming business that has high risk because it needs longer time of planting than any other plants farming business in general. This risk is caused by uncertainty which among them are production and price/market factors. This research aimed to identify the number of chances a tree would be affected by an attack of pest and disease in a land that has already been infected by pest and diseases and also see the effects of an increase in wood plants farming business risk towards the income to forest farmers. Primary data was used in this research which was the results of interviews with concerned stakeholder and quesitioners given to members of the farmer’s group. Collected data were analyzed by using farming business analysis and risk analysis. Results of the research showed that the chances of pest and diseases attack in Surjo Village is 17.04 percent, while in the Kalisalak Village is 0.56 percent. In Kalisalak village where the average price of wood is Rp118,910.00 an increase of 1 percent in risk will cause the lost of Rp 221,933.00 in potential income and an increase of 1 percent in windfall gives a surplus of Rp 43,847.00 in income. In the Village of Surjo with the average price of wood is Rp123,120.00 an increase of 1 percent in risk will cause the lost of Rp97,577.00 in potential income and an increase of 1 percent in windfall gives a surplus of income of Rp102,931.00.

Kata Kunci : usaha tani tanaman keras, hutan rakyat, sengon, risiko, windfall, pendapatan petani


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.