DINAMIKA RESISTENSI PETANI TERHADAP EKSPANSI KAPITALISME DI JAWA (Studi atas Perlawanan Petani Terhadap Pertambangan Pasir Besi di Karangwuni Kulon Progo)
SULIADI, Dr. M. Najib Azca
2015 | Tesis | S2 SosiologiPenulisan tesis ini berupaya untuk memahami resistensi petani terhadap ekspansi pertambangan pasir besi di Kulon Progo. Lebih khusus penelitian ini difokuskan terhadap perubahan sikap masyarakat dalam melihat masuknya pertambangan pasir besi di Kulon Progo. Bangunan argumentasi dalam penelitian ini di dasarkan atas meningkatnya resistensi petani yang tersebar di Indonesia terhadap program pembangunan pemerintah. Munculnya resistensi tersebut berkorelasi dengan agenda pemerintah dalam rangka mempercepat program pembangunan. Pada saat yang bersamaan situasi tersebut juga telah menggambarkan bahwa program pembangunan pemerintah justru menciptakan situasi krisis agraria. Frekuensi dan eskalasi konflik agraria yang muncul bersamaan dengan rencana proyek mega proyek pembangunan tambang telah menjadi perhatian banyak pihak sekarang ini. Sebagian besar penjelasan atas konflik agraria itu berpandangan bahwa konflik tersebut adalah bukti ketersingkiran petani akibat ekspansi kapitalisme yang disokong juga oleh penguasa. Dari fakta tersebut banyak analisis mengenai gerakan petani yang cenderung hanya melihat bahwa perlawanan petani sepenuhnya sebagai reaksi atas penetrasi kapitalisme, karena pembangunan tersebut telah menyingkirkan masyarakat dari proses pembangunan yang diagendakan oleh pemerintah. Penelitian ini mengunakan data yang dihasilkan dari wawancara tidak terstuktur dengan orang-orang yang menerima kehadiran pertambangan yang sebelumnya terlibat dalam penolakan, data-data dari hasil penelitian sebelumnya, video dan arsip pemberitaan yang terdapat di media baik cetak maupun elektronik. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitis. Dengan pendekatan moral ekonomi petani-nya James C.Scott, dan pendekatan ekonomi politik dari Samuel L. Popkin, penelitian ini mengungkapkan bahwa perubahan sikap politik petani dalam menanggapi ekspansi kapitalisme pertambangan merupakan bentuk kompromi politik petani dalam merespon ekspansi kapitalisme pertambangan, karena itu, perubahan sikap tersebut tidaklah tepat kalau di anggap sebagai bentuk kekalahan atau kepasrahan petani dalam merespon ekspansi kapitalisme pertambangan. Selanjutnya juga, bestudi ini menunjukan bahwa resistensi petani terhadap ekspansi kapitalisme pertambangan tidak dapat dianggap sebagai bentuk ekspresi dari rasa ketersingkiran atau penolakan terhadap beroperasinya pertambangan tetapi lebih sebagai bentuk perjuangan petani untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dalam sebuah sirkuit sistem kapitalisme yang teruwujud dalam bentuk pembangunan mega proyek pertambangan pasir besi. Apa yang sesungguhnya hendak ditolak adalah cara-cara yang ditempuh para pemodal/perusahaan dan negara dalam melakukan ekspansi yang bias kapitalis yang hanya menciptakan masyarakat petani menjadi tersingkir terhadap akses sumber daya yang ada.
This thesis tries to understand the peasant resistance against the expansion of iron sand mining in Kulon Progo. More specifically, this study is focused on the changes in people attitude in view on the entry of iron sand mining in Kulon Progo. The whole of argumentation in this research is based on the increased of peasant resistance spread in Indonesia against the government's development program. The rise of the resistance is correlated with the government's agenda in order to accelerate the development program. At the same time, the situation has also shown that the government's development program creates an "agrarian crisis" situation. The frequency and escalation of agrarian conflicts that arise in the same time with the plan of mega mine development project has become a concern to many people today. Most of the explanations for the agrarian conflict believe that the conflict is evidence of farmers marginalization due to the expansion of capitalism which is supported also by the authorities. From the fact that a lot of analysis of the peasants movement who tend to only see that the peasants resistance is fully in response to the penetration of capitalism, because the development has marginalize the people from the development process that is scheduled by the government. This research using a data which is resulted from unstructured interviews with people who accept the presence of mine who was previously involved in the refusing, the data from the results of previous studies, videos and news archives which is contained in both the media and electronic. This research is to use descriptive analytic. With the approach of the "moral economy of peasants" of James C.Scott, and approaches "Political economy" of Samuel L. Popkin, this study reveals that the change in political attitude of peasants in response to the expansion of mining capitalism is a form of political compromise of peasants in response to the expansion of mining capitalism, therefore, the changes in attitude is not appropriate when considered as a form of defeat or surrender of farmers in response to the expansion of mining capitalism. Furthermore, this study shows that the peasants resistance to the expansion of mining capitalism cannot be regarded as a form of expression of a marginalization sense or rejection toward the mining operation but rather as a form of struggle of peasants to achieve a better life in a circuitry of capitalist system embodied in the construction of mega iron sand mining project. What is actually going to be rejected is the ways in which investors/companies and countries in expanding capitalist bias which only creates a farming community be eliminated to access existing resources.
Kata Kunci : Ekspansi kapitalisme, konflik agraria, resistensi petani.