PEMODELAN RISIKO BANJIR GENANGAN PADA LAHAN SAWAH DI SEBAGIAN WILAYAH PESISIR UTARA JAWA TENGAH
SRI HARTINI MGIS, Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc.
2015 | Disertasi | S3 Ilmu GeografiLahan sawah mempunyai nilai strategis untuk menunjang ketahanan pangan nasional karena sebagian besar beras yang merupakan makanan pokok penduduk Indonesia dihasilkan dari padi sawah. Namun demikian, sebagian dari lahan sawah berada pada wilayah rawan banjir, diantaranya adalah lahan sawah di pesisir utara Jawa Tengah. Banjir genangan pada lahan sawah berisiko mengurangi produktivitas lahan sawah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran banjir genangan pada lahan sawah di sebagian wilayah pesisir utara Jawa Tengah dan mengembangkan pemodelan risiko banjir genangan pada lahan sawah berdasarkan kondisi bahaya dan kerentanannya. Lingkup penelitian mencakup pemodelan bahaya, kerentanan, dan risiko banjir genangan pada lahan sawah. Metode penelitian yang digunakan merupakan gabungan antara analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan data spasial (peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), peta Sistem Lahan, citra penginderaan jauh) dan data numerik (data curah hujan, debit sungai, tinggi pasang air laut, data statistik Potensi Desa (PODES), data statistik pertanian dan laporan banjir. Analisis risiko diawali dengan pemetaan kerawanan banjir genangan pada lahan sawah yang merupakan gabungan antara kerawanan banjir genangan yang disebabkan oleh hujan dan pasang air laut (rob). Pemodelan kerawanan banjir genangan pasut dilakukan dengan mempertimbangkan faktor ketidakpastian sebesar 4 meter sebagai konsekuensi dari resolusi data DEM yang merupakan hasil interpolasi dari garis kontur dan titik tinggi peta RBI skala 1 : 25.000. Model statistik VAR digunakan untuk mengkaji hubungan kausalitas antara curah hujan dan debit sungai. Pemodelan kerentanan banjir dilakukan dengan menggunakan data PODES 2008 dan laporan kejadian banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model VAR mampu menunjukkan hubungan kausalitas yang signifikan antara variabel curah hujan dan debit sungai. Model VAR dan impulse response yang terbentuk menunjukkan hubungan autokorelasi pada variabel debit sungai yang dipengaruhi oleh curah hujan pada hari sebelumnya dengan besar time lag yang bervariasi. Model VAR juga menunjukkan bahwa variabel debit sungai berpengaruh terhadap variabel curah hujan, mengindikasikan bahwa hujan bergerak dari hulu ke hilir. Model risiko banjir genangan dapat menggambarkan kondisi risiko pada lahan sawah di daerah penelitian. Hasil pemetaan menunjukkan luas lahan sawah pada tahun 1994 pada wilayah kerawanan sedang dan tinggi berturut-turut seluas 43.891,94 dan 20.144,35 ha, dan berubah berturut-turut menjadi 38.001,96 ha dan 16.448,5 ha pada tahun 2010. Luas genangan rob pada ketinggian pasang 150 cm dengan dan tanpa faktor uncertainty berturut-turut mencapai 44.701,29 ha and 18.761,73 ha. Peta risiko banjir yang dihasilkan menunjukkan bahwa sebagian besar lahan sawah berada pada tingkat risiko sedang 46.134,30 ha (73%) dan tinggi 14.345,83 ha (23%). Selama periode 1994 – 2009 lahan sawah telah berkurang seluas 8.508,50 ha. Sebagian lahan sawah yang tergenang rob secara permanen telah dialihfungsikan ke penggunaan lain. Perubahan fungsi lahan sawah menjadi tambak dapat menciptakan peluang baru untuk diversifikasi sumber pangan sekaligus peningkatan pendapatan petani.
Paddy field plays a strategic role in national food security issues since rice is a staple food for most Indonesian people. Most of the rice is a product of paddy fields, however some of the rice fields are situated in flood prone areas, including the paddy field at the north coast of Central Java. Flood could risk to paddy field by decreasing rice production. This research aims to analyze the distribution of flood inundation in the flood prone area and modeling the flood risk based on risk factors i.e. flood susceptibility, vulnerability and capacity. The research location is at some part of the north coastal area of Central Java Province, Indonesia. The model developed consisted of hazard, vulnerability and risk models of flood inundation on the paddy field. Method used in this research is a combination of qualitative and quantitative methods by using spatial and numerical data, i.e. topographic and land system maps, remotely sensed imageries, daily rainfall and river discharge data, hourly tidal data, Village Potency (PODES) data and crop statistics data. The risk analyses began with flood inundation susceptibility mapping. This flood inundation model comprised of flood inundation caused by rainfall and tide. The tidal inundation model developed considered hydrological connected water extent and uncertainty factor as of 4 meters height as consequence of the data input i.e contour line and height points from RBI topographic map. The flood vulnerability model was developed based on PODES 2008 data and flood reports. Meanwhile, VAR statistical model was used to assess relationship causality between rainfall and river discharge. The VAR model shows a significant causality relationship between the two variables. Results of VAR model and the impulse response show the autocorrelation nature on the two variables, indicating that the river discharge was influenced by previous rainfall and previous discharge with time lags that confirm the occurrence of flood statistically. The VAR model also shows a significant causality relationship of discharge to rainfall indicating that rainfall moved downstream. The risk model could present the flood risk inundation in the rice field. The mapping shows the paddy field at moderate and high susceptibility flood inundated area accounted for 43,891.94 and 20,144.35 ha respectively in 1994, and changed into 38,001.96 and 16,448.5 ha respectively in 2010. Meanwhile, the tidal inundation area within 150 cm of tide height with and without uncertainty factors covered area of 58,054.15 and 18,748.88 ha respectively. The risk map shows that most of the paddy field falls in moderate risk 46.134,30 ha (73%) and high risk 14,345.83 ha (23%). The paddy fields have decreased by 8.508,50 during the period of 1994 – 2010. Some of the inundated paddy fields have been converted into other landuses, with the largest changed was into fishpond.
Kata Kunci : banjir genangan, rob, sawah, risiko,VAR