POLA KEPEKAAN Staphylococcus aureus TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO PADA TAHUN 2012-2013

WAHYU TRI KURNIAWAN, dr. Nurrokhman, M.Si; dr. Muchammad Mustafa, S.U., Sp.MK(K)

2014 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif yang dapat menyebabkan penyakit dengan jangkauan yang luas (Harvey et al., 2007). Selain dapat menyebabkan penyakit dengan jangkauan yang luas, salah satu kekhawatiran tersendiri pada infeksi Staphylococcus aureus adalah menurunnya respon pengobatan terhadap antibiotik lini pertama pada infeksi atau biasa disebut resistensi antibiotik. Tujuan: Untuk mengetahui pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif. Penelitian dilakukan dengan mengambil data sekunder di Laboratorium Mikrobiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro pada bulan September 2012 hingga bulan September 2013 Hasil: Penelitian ini menemukan 54 isolat Staphylococcus aureus dari total 774 isolat bakteri. Isolat Staphylococcus aureus paling banyak ditemukan pada spesimen pus (70,4%). Staphylococcus aureus memiliki pola kepekaan terhadap antibiotik yang paling tinggi hingga yang paling kecil secara berurutan adalah meropenem (88,9%), kloramfenikol (70,4%), kloksasilin (59,3%), eritromisin (46,3%), dan tetrasiklin (35,2%). Kesimpulan: Pola kepekaan Staphylococcus aureus terhadap berbagai antibiotik menunjukkan hasil yang beragam. Meropenem merupakan antibiotik yang menunjukkan hasil kepekaan Staphylococcus aureus yang paling tinggi diantara antibiotik lainnya.

Background: Staphylococcus aureus is a gram-positive cocci bacteria that can cause a wide range of disease (Harvey et al., 2007). Besides being able to cause a wide range of disease, one of its own concerns on Staphylococcus aureus infections is declining treatment response in first-line therapy for infection or commonly called as antibiotic resistance. Objective: To identify antibiotic susceptibility pattern of Staphylococcus aureus in RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Method: This study is a descriptive retrospective study. The study was conducted by taking secondary data from Microbiology Laboratorium in RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro from September 2012 until September 2013. Results: This study found 54 Staphylococcus aureus isolates from a total of 774 isolates. Most of Staphylococcus aureus isolates were obtained from pus (70,4%). Staphylococcus aureus that have susceptibility pattern of antibiotics from highest to smallest respectively is meropenem (88,9%), chloramphenicol (70,4%), cloxacillin (59,3%), erythromycin (46,3%), and tetracycline (35,2%). Conclusion: The susceptibility pattern of Staphylococcus aureus to several antibiotics showed various results. Meropenem shows the highest Staphylococcus aureus susceptibility results among the other antibiotics.

Kata Kunci : pola kepekaan, staphylococcus aureus, kloksasilin, kloramfenikol, eritromisin, tetrasiklin, meropenem, mrsa