Laporkan Masalah

SEROPREVALENSI DAN KARAKTERISTIK HEPATITIS B PADA PENDONOR DARAH DI UPTD RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011-2014

DEWANTORO PRIYO S, dr. Fahmi Indrarti, Sp.PD; dr. Rizka Humardewayanti Asdie, Sp.PD-KPTI

2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berperan dalam melakukan skrining darah donor seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 7 tahun 2011 untuk mengamankan darah donor dari risiko infeksi menular terkait transfusi walaupun telah terdapat standar prosedur skrining, hal tersebut belum menjamin 100% eliminasi transmisi. Tujuan Penelitian: Untuk memberikan data besarnya darah donor yang mengandung HBsAg dengan membandingkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, kelompok usia, golongan darah, wilayah asal, dan pekerjaan. Metode: Analisis observasional retrospektif terhadap data sekunder rekam medis semua pendonor yang melakukan donor darah di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari April 2011-Maret 2014 dengan membandingkan status donor, jenis kelamin, kelompok usia, pekerjaan, golongan darah, wilayah asal, dan status frekuensi donor. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode April 2011-Maret 2014, angka HBsAg reaktif mencapai 613 (1,26%) dari total pendonor sebesar 48.807. Didapatkan hasil uji analisis statistik terhadap hubungan seroprevalensi HBsAg dengan jenis kelamin (p=0,736), kelompok usia (p=0,000), golongan darah (p=0,393), wilayah asal (p=0,027), dan pekerjaan pendonor (P=0,005). Mayoritas darah donor yang reaktif HBsAg berasal dari pendonor laki-laki (1,12%), kelompok usia 17-30 tahun (0,59%), golongan darah O (0,51%), karyawan swasta (0,50%), dan/atau dari Sleman (0,47%). Kesimpulan: Seroprevalensi HBsAg ditemukan sebesar 1,26 % dan terdapat hubungan yang bermakna secara statitik (p<0,05) antara seroprevalensi HBsAg dengan kelompok usia, wilayah asal, dan pekerjaan pendonor.

Background: UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta has a role in performing blood donor screening as regulated in Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 7 Tahun 2011 for secure blood donor to be free from Transfusion Transmitted Infection (TTI). Although there have been a standard screening procedure, it does not guarantee 100% elimination of transmission. Objectives: To help clinicians by providing data of donor blood containing HBsAg by comparing characteristics based on gender, age group, blood type, region of origin, and occupation. Methods: A retrospective observational analysis of medical records secondary data of all blood donor donation in UPTD Dr. Sardjito Yogyakarta of April 2011 to March 2014 by comparing gender, age group, blood type, region of origin, and occupation. Results: There were 613 samples with reactive HBsAg from 48,807 samples of total blood donor in UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta from April 2011 to March 2014. Statistical analysis was done to find correlation of HbsAg seroprevalence with gender (p=0,736), group of age (p=0,000), blood group (p=0,393), region of origin (p=0,027), and donor's occupation (P=0,005). The majority of donors with HBsAg reactive are male (1,12%), 17-30 years (0,59%), blood O type (0,51%), non-government employee (0,50%), and/or from Sleman Regency (0,47%). Conclusion: HbsAg seroprevalence was 1,26% and it has significant corellation (p <0,05) with group of age, place of origin, and donor's occupation.

Kata Kunci : Kata kunci: darah donor, HBsAg reaktif, infeksi menular terkait tranfusi,skrining, seroprevalensi

  1. S1-2015-317385-abstract.pdf  
  2. S1-2015-317385-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-317385-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-317385-title.pdf