Case Fatality Rate Meningoensefalitis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
ALIFA KHAIRANI, dr. Ahmad Asmedi, M.Kes., Sp.S(K); dr. Usi Sukorini, M.Kes., Sp.PK(K)
2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTERLatar Belakang: Meningoensefalitis (ME) merupakan kasus infeksi dengan jumlah dan angka kematian terbanyak di Bangsal Saraf RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2012. Data epidemiologi mengenai penyakit ini ditemukan masih sangat sedikit, padahal beberapa studi menunjukkan bahwa ME termasuk salah satu kasus infeksi dengan tingkat kefatalan yang tinggi. Data epidemiologi penting diketahui dalam memberikan kontribusi terhadap penatalaksanaan ME. Tujuan: Menghitung case fatality rate (CFR) ME dan kecenderungannya pada tahun 2011, 2012, dan 2013, serta untuk mengetahui profil pasien ME yang meninggal berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kesadaran, dan ada tidaknya kejang pada pasien. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan menggunakan rekam medis dari pasien rawat inap Bangsal Saraf RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang terdiagnosis klinis ME, dari Januari 2011 hingga Desember 2013. Hasil: Tiga puluh enam dari 66 pasien ME meninggal dunia (54,5%). Case fatality rate sebesar 23,5% di tahun 2011, kemudian meningkat tajam pada tahun 2012 sebesar 63%, dan konstan sebesar 68,2% di tahun 2013. Kejadian kematian tinggi pada kelompok dewasa muda dan dewasa lanjut (57,1%), jenis kelamin pria (60,5%), skor GCS buruk (56,3%), serta pasien dengan kejang (60%). Tidak tampak selisih angka kematian yang jelas dengan kelompok lainnya. Kesimpulan: Lebih dari setengah pasien dengan klinis ME yang berakhir dengan kematian. Dalam 3 tahun didapatkan CFR yang cenderung meningkat. Tidak terdapat perbedaan jumlah angka kematian yang mencolok pada kelompokkelompok yang dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, skor GCS, dan ada tidaknya kejang.
Background: In 2012, meningoencephalitis (ME) became the largest in number of infection in Neurology Ward RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Though it's large number, ME doesn't seem to have a lot of epidemiological data, whereas in some studies outside Yogyakarta, it had a high case fatality rate. In case for the optimalization and evaluation of management of ME, epidemiological data is importantly needed. Aim: To calculate the case fatality rate of ME and its trend in 2011, 2012, and 2013, as well as to find out it's mortality profile based on patient's age, gender, level of consciousness, and seizure. Methods: This research is using the patient's (which has been clinically diagnosed as ME in Neurology Ward RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta) medical record from January 2011 up to December 2013. This study will be presented descriptively. Results: Among 66 patients with ME, 36 of the patients dead (54,5%). CFR in 2011, 2012, and 2013 is 23.5%, 63%, and 68.2% respectively. The cases of death are predominantly in group of young adult and late adult (57.1%), male (60.5%), GCS score ≤8 (56.3%), and in patients with seizure (60%); there were no clear differences compared with the other groups. Conclusion: More than half of the patients with ME have death as their outcome. The CFR is tended to increase in 3 years. There were no clear differences in mortality between groups which have differentiated based on age, gender, GCS score, and seizure.
Kata Kunci : case fatality rate, meningoensefalitis, kematian, usia, jenis kelamin, glasgow coma scale, kejang