Laporkan Masalah

INSTITUSI SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (Studi Tentang Peran Institusi Sosial di Lingkungan Masyarakat Penghuni Rusunawa Dabag, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman)

AULIA WIDYA SAKINA, Dr. Hempri Suyatna, M.Si.

2015 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Institusi sosial merupakan bagian reproduksi budaya, di dalamnya bersemai pengetahuan, norma, perilaku yang dapat memfasilitasi berbagai tindakan bersama di masyarakat. Dalam rangka pengembangan masyarakat berbasis dinamika internal, institusi sosial di lingkungan masyarakat penghuni rusunawa merupakan media partisipasi, perumusan perencanaan lokal, sarana identifikasi kebutuhan, serta peningkatan kesadaran dan komitmen masyarakat dalam mewujudkan visi bersama. Namun demikian, tidak mudah bagi masyarakat penghuni rusunawa memanfaatkan institusi sosial sebagai sarana pengembangan masyarakat. Hal ini dikarenakan keberadaan institusi sosial seringkali melakukan eksklusi terhadap inisiatif, pemikiran dan nilai-nilai yang membuka peluang untuk keluar dari keterbatasan. Penelitian ini untuk mengidentifikasi institusi sosial di lingkungan masyarakat penghuni Rusunawa Dabag, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Pemilihan lokasi dilakukan mengingat keberadaan Rusunawa Dabag yang merujuk pada pandangan modernisasi lingkungan fisik dianggap belum cukup responsif dan adaptif dalam memfasilitasi aspirasi dan kepentingan masyarakat penghuninya. Penelitian ini menekankan pada pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analitis, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan untuk mengidentifikasi aktivitas keseharian masyarakat penghuni rusunawa. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah penghuni Rusunawa Dabag, Aparatur Desa Condongcatur dan Unit Pelaksana Teknis Rusunawa Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembentukan institusi sosial di lingkungan masyarakat penghuni rusunawa dapat dijelaskan menggunakan skema fungsi AGIL, yaitu: a) Adaptation (adaptasi), pola adaptasi dilakukan dengan mempelajari ekologi rusunawa, aturan-aturan dan membentuk kelompok teman sebaya untuk melakukan aktivitas bersama; b) Goal attainment (pencapaian tujuan), tujuan yang ingin dicapai penghuni rata-rata bersifat jangka pendek yakni pemenuhan kebutuhan primer keluarga, sedangkan pencapaian tujuan bersama di masyarakat masih jauh dari harapan; c) Integration (integrasi), tindakan integrasi dalam melakukan berbagai aktivitas bersama dibiarkan berada dalam kedangkalan, berhenti pada tingkat basa-basi dan tidak dibekali dengan ketulusan; d) Latency (latensi atau pemeliharaan pola), fungsi pemeliharaan yang kuat hanya bernilai positif untuk keluarga, sedangkan dalam melakukan aksi-aksi pemeliharaan kolektif kesadaran individu tergolong rendah. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya agar keberadaan institusi sosial dapat terinternalisasi secara utuh dalam diri masyarakat penghuni rusunawa. Upaya yang dilakukan diarahkan pada pelaksanaan peran-peran penyeimbang melalui optimalisasi pengembangan inisiatif seluruh masyarakat penghuni Rusunawa Dabag.

Social institution as a part of cultural reproduction, in which it is found knowledge, norms, behaviors that can facilitate collective action in the community. In order to develop the internal dynamics-based society, social institution in the rusunawa is a media participation, local planning formulation, means of identification of needs, as well as increasing public awareness and commitment to realize a shared vision. However, it is not easy for rusunawa dwellers to utilize social institution as a means of community development. This is due to the existence of social institution often do exclusion of the initiatives, ideas and values the opportunity to get out of the limitations. This research is to identify the social institution in the Rusunawa Dabag, Condongcatur, Depok, Sleman, D.I.Yogyakarta. The choice of location is done considering the existence of Rusunawa Dabag which refers to the view of the modernization of the physical environment is considered not sufficiently responsive and adaptive in facilitating the aspirations and concerns of the dwellers. This study emphasizes the qualitative approach is descriptive analytical, with the method of collecting data through in-depth interviews and participant observation to identify people's daily activities of rusunawa dwellers. Informants in this study were Rusunawa Dabag dwellers, Condongcatur Village Officials and UPT Rusunawa Sleman. The results showed that the process of becoming social institution in the Rusunawa Dabag can be explained using the AGIL function, specifically: a) Adaptation, the pattern of adaptation is done by studying the ecology of rusunawa, rules and form peer groups to conduct joint activities; b) Goal Attainment, the objectives to be achieved on average dwellers are short term the fulfillment of the primary needs of the family, while the achievement of common goals in the community is still far from expectations; c) Integration, integration measures in a variety of activities together allowed to be in the shallowness, stopping at the level of politeness and not equipped with sincerity; d) Latency, the maintenance of a strong function is positive only for the family, while in performing maintenance actions collective consciousness of individuals is low. Based on this, it is necessary for the existence of social institution as a whole can be internalized within rusunawa dwellers. These efforts must be directed at the implementation of a balancing role through the optimization of the community development initiatives in Rusunawa Dabag.

Kata Kunci : Institusi Sosial, Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Rusunawa Dabag, Fungsi AGIL


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.