PERBAIKAN KEMASAN KOPI BUBUK ROBUSTA (Coffea canephora) UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN DI GAPOKTAN GUNUNG KELIR, SEMARANG, JAWA TENGAH
ADIYUDHA, Dr. Wagiman, STP., M.Si.; Dr. M. Affan Fajar F, STP, M. Agr.
2015 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANKopi merupakan salah satu bahan minuman yang sangat digemari masyarakat. Produksi kopi pun meningkat sehingga banyak dijumpai sentra tanaman kopi, salah satunya di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Petani kopi di Kecamatan Jambu ini mempunyai gapoktan bernama "Gunung Kelir" dan sudah berhasil memproduksi kopi bubuk kemasan dengan merk "Gunung Kelir". Untuk menunjang dan memperluas pemasaran kopi bubuk ini, dapat dilakukan dengan memperbaiki kemasan yang sudah digunakan untuk memperpanjang umur simpan sekaligus nilai tambah ekonomisnya. Dengan melakukan perbaikan kemasan dan memperpanjang umur simpan produk ini, penelitian ini dapat membantu memperlama waktu edar produk sehingga dapat menjangkau pemasaran yang lebih luas. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan tiga jenis kemasan yaitu kemasan A (plastik PP), kemasan B (kombinasi plastik klip dan kertas Samson), dan kemasan C (aluminium foil). Nilai tambah kopi bubuk ditunjukkan dari lamanya umur simpan dan nilai tambah ekonomis pengemasan produk pada masing-masing jenis kemasan. Model penentuan umur simpan produk menggunakan model Labuza. Pengukuran umur simpan dilakukan pada RH 64 %, 75 %, dan 90 % pada suhu 30°C. Perhitungan nilai tambah ekonomis pengemasan produk digunakan model Hayami. Hasil pengujian menunjukkan adanya perubahan lama umur simpan pada masing-masing kemasan. Selain itu, setiap jenis kemasan juga menghasilkan nilai tambah secara ekonomis yang berbeda-beda pula. Perubahan nilai tambah ekonomis kemasan A sebesar Rp 33.600,00/kg dengan umur simpan 1495,68 hari (suhu 30°C, RH 75 %). Kemasan B sebesar Rp 34.940,00/kg dengan umur simpan 773,28 hari (suhu 30°C, RH 75 %). Kemasan C sebesar Rp 40.500,00/kg dengan umur simpan 15849,04 hari (suhu 30°C, RH 75 %). Kemasan yang dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan dan nilai tambah ekonomisnya paling tinggi yaitu kemasan C (aluminium foil).
Coffee is one of the most favourite drink in society. Coffee production increase, so that we easily find coffee center in Indonesia, on of them in Kecamatan Jambu, Semarang District, Mid Java. Coffee farmer in this place has Gapoktan named "Gunung Kelir" and has made coffee powder package with brand "Gunung Kelir" successfully. To enhance dan expand its marketing, make an improvement to its package can be chosen to prolong shelf life and increase the added value of this product. So that, long shelf life will make the marketing reach greater area. There are three packages in this researh; package A (PP plastic), package B (combination of clip plastic and Samson paper), and package C (alumunium foil). The added value of coffee can be shown from its shelf life and the added value of product packing are in each kind of the package. Labuza model is used to determine the shelf life of the product. Measuring the shelf life is done in RH 64%, 75%, and 90% at 30°C. Model Hayami is used to count the added value of product packing. The result showed that there are alteration in the shelf life and the added value in each package. The alteration of the added value of package A is Rp 33.600,00/kg with the shelf life 1495,68 days (temp 30°C, RH 75%); package B is Rp 34.940,00/kg with the shelf life 773,28 days (temp 30°C, RH 75%); package C is Rp 40.500,00/kg with the shelf life 15849,04 days (temp 30°C, RH 75%). Package C (alumunium foil) is the best result to prolong the shelf life and increase the added value of coffee powder.
Kata Kunci : kemasan, kopi bubuk, nilai tambah, umur simpan