Pola Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja di Provinsi Jawa Barat (Analisis Gender Data Riskesdas Tahun 2007)
NAHRIAH RIFFAT T, Supriyati, S.Sos, M.Kes ; dr. M. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D
2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTERPOLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJADI PROVINSI JAWA BARAT (ANALISIS GENDER DATA RISKESDAS TAHUN 2007) Nahriah Riffat Triandari , Supriyati , Lutfan Lazuardi2 Latar belakang: Penyakit tidak menular telah menjadi penyebab utama (63%) kematian global di dunia. Delapan puluh persen kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia. Rendahnya konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur adalah risiko utama PTM dan saat ini, fakto risiko tersebut banyak terjadi pada kaum remaja. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 menemukan bahwa 83,64% remaja di indonesia kurang mengonsumsi buah dan sayur. Secara keseluruhan, konsumsi buah dan sayur khususnya di Provinsi Jawa Barat lebih rendah dibandingkan rata-rata konsumsi nasional tersebut. Untuk mengendalikan risiko itu maka perlu diketahui lebih detail faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur seperti faktor sosiodemografi khususnya pada remaja di Provinsi Jawa Barat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui pola konsumsi buah dan sayur pada remaja di Provinsi Jawa Barat berdasarkan gender, area perkotaan dan perdesaaan, dan tingkat pendapatan. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analytic descriptive potong lintang (cross sectional study) dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007. Subjek penelitian adalah responden Riskesdas Jawa Barat usia 15-25 tahun. Hasil: Sebagian besar remaja di Provinsi Jawa Barat tidak cukup dalam konsumsi buah dan sayur dengan presentase sebesar 99,7%. Rata-rata porsi konsumsi buah dan sayur remaja hanya 1 porsi dan rata-rata hari konsumsi buah dan sayur adalah 3 hari dan 4 hari. Berdasarkan gender, responden yang mengonsumsi buah dalam jumlah cukup untuk kelompok perempuan(2,7%) lebih besar dari kelompok laki-laki (2,5%) dan responden yang mengonsumsi sayur dalam jumlah cukup untuk kelompok perempuan (2,5%) lebih besar dari kelompok laki-laki (2,3%), meskipun tidak terdapat perbedaanyang bermakna. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, responden yang mengonsumsi buah dan sayur cukup, masing-masing lebih banyak di area perdesaan (2,9% & 1,7%) dibandingkan di area perkotaan (1,9% & 1,1%). Berdasarkan tingkat pendapatan, tingkat konsumsi buah dan sayur cukup secara berturut-turut dari kuintil 1 sampai kuintil 5 mengalami peningkatan. Kesimpulan: Pola konsumsi buah dan sayur pada remaja kelompok perempuan lebih baik dari kelompok laki-laki. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, kelompok responden yang mengonsumsi buah dan sayur cukup lebih tinggi di area perdesaan dan semakin tinggi tingkat pendapatan didapatkan peningkatan konsumsi buah dan sayur. Kata Kunci: Konsumsi buah dan sayur, gender, area perkotaan, area perdesaan, pendapatan
FRUIT AND VEGETABLE CONSUMPTION PATTERNS AMONG ADOLESCENT IN WEST JAVA (GENDER ANALYSISOF BASIC HEALTH RESEARCH DATA 2007) Nahriah Riffat , Supriyati , Lutfan Lazuardi2 Background: Non-communicable diseases have become the main cause (63%) of global deaths in the world. Eighty percent of these deaths occur in developing countries, including Indonesia. Low consumption of fiber-rich foods such as fruits and vegetables are the main risks and the current, the risk factor common in adolescents. National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2004 found that 83,64% of adolescents in Indonesia consume less fruit and vegetables. Overall, the consumption of fruits and vegetables, especially in West Java province is lower than the average national consumption. To control the risk that is important to know in more detail the factors that influence the behavior of consumption of fruits and vegetables such as sociodemographics, especially in adolescents in the province of West Java. Objective: This study aims to determine the pattern of fruit and vegetable consumption among adolescents in West Java Province by gender, urban and rural areas, and income level. Methods: This study isa descriptive cross-sectional analytic study by using secondary data health research 2007. Subject in this study were respondent aged 15 to 25 years. Results: Most of the adolescent in West Java province is not sufficient in fruit and vegetable consumption with a percentage of 99,7%. By gender, respondents who consumed fruit in sufficient quantities for women (2,7%) higher than among men (2,5%) and respondents who consumed vegetables in sufficient quantities for women (2,5%) also greater than among men (2,3%), although no significant relations between gender and pattern of fruit and vegetable consumption. Based on the location of residence, respondents who consumed sufficent fruits and vegetables more in rural areas (2.9% and 1.7%) than in urban areas (1.9% and 1.1%). Based on the level of income, the level of consumption of fruits and vegetables was increased from quintile 1 to quintile 5. Conclusions: The pattern of fruit and vegetable consumption in women is greater than man. Based on the location of residence, the group of respondents who consume sufficient fruits and vegetables is higher in rural areas and the higher the level of income earned increased consumption of fruits and vegetables. Keywords: Consumption of fruits and vegetables, gender, urban areas, rural areas, income.  
Kata Kunci : Konsumsi buah dan sayur, gender, area perkotaan, area perdesaan, pendapatan