HUKUM PROGRESIF SATJIPTO RAHARDJO DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM: RELEVANSINYA DENGAN PENYELESAIAN KASUS KORUPSI GRIYA LAWU ASRI (GLA) DI KARANGANYAR

BUDIJONO, Prof. Dr. Joko Siswanto

2015 | Disertasi | S3 Ilmu Filsafat

Disertasi ini berjudul Hukum Progresif Satjipto Rahardjo dalam Perspektif Filsafat Hukum: pada Penyelesaian Kasus Korupsi Griya Lawu Asri (GLA) di Karanganyar. Tujuan penelitian disertasi adalah mendeskripsikan latar belakang munculnya hukum progresif Satjipto Rahardjo, melakukan analisis kritis atas landasan filosofis hukum progresif Satjipto Rahardjo, dan merefleksikan kontribusi gagasan hukum progresif Satjipto Raharjo bagi penyelesaian kasus korupsi di Griya Lawu Asri (GLA) di Karanganyar. Objek material penelitian adalah hukum progresif Satjipto Rahardjo, objek formal adalah filsafat hukum. Metode yang digunakan adalah historis, hermeneutika, dan heuristika. Metode historis digunakan untuk melacak perkembangan pemikiran dan gagasan dasar hokum progresif Satjipto Rahardjo. Metode hermeneutika digunakan untuk melakukan interpretasi atas landasan filsafat hukum progresif Satjipto Rahardjo. Heuristika dipakai untuk menemukan pemahaman baru yang dikontribusikan bagi penyelesaian kasus korupsi di Griya LawuAsri (GLA) di Karanganyar. Temuan yang diperoleh sebagai berikut. Pertama, hukum progresif lahir karena didorong oleh kegalaun intelektual Satjipto Rahardjo yang secara langsung menyaksikan gagalnya reformasi Indonesia di bidang hukum karena penerapan hukum positivistik yang terlalu kaku, kurang memperhatikan dinamika sosial, dan aspek keadilan. Kedua, hukum progresif Satjipto Rahardjo dibangun atas dasar landasan ontologi bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan manusia untuk hukum. Oleh karena kehidupan manusia terus berubah maka secara epistemologi hukum harus terus berubah atas dasar pengalaman (empiris). Hukum yang berlandaskan pada kehidupan manusia yang terus berubah itu harus diaplikasikan sesuai hatinurani untuk mencapai keadilan (aspek aksiologi). Ketiga, dalam penyelesaian kasus korupsi di Griya Lawu Asri (GLA) di Karanganyar menurut hukum progresif harus dilakukan terobosan terhadap ketentuan hukum positif yang kaku dengan menekankan aspek hatinurani untuk mencapai keadilan.

The dissertation entitled Satjipto Rahardjo’s Progressive Law in Perspective Philosophy of Law: Its Relevance with Corruption Settlement at Griya Lawu Asri (GLA) in Karanganyar. Dissertation research goal is to describe the background of the emergence of Satjipto Rahardjo’s progressive law, a critical analysis of the philosophical foundations of Satjipto Rahardjo’s Progressive Law, and reflects the contribution of Satjipto Rahardjo’s Progressive Law ideas for resolving cases of corruption at Griya Lawu Asri (GLA) in Karanganyar. Material object of this research is the Satjipto Rahardjo’s progressive law, formal object is philosophy of law. The method used is the historical, hermeneutics, and heuristics. The historical method used to track the development of thinking and legal basic of Satjipto Rahardjo ideas. Hermeneutics method used to perform the legal interpretation of the Satjipto Rahardjo’s philosophy of progressive. Heuristics are used to find a new understanding of which contribute to the resolution of corruption cases at Griya Lawu Asri (GLA) in Karanganyar. Invention are obtained as follows. First, progressive law was born, driven by intellectual anxious Satjipto Rahardjo who directly witnessed the failure of Indonesian reforms in the legal field for the application of positivist law is too rigid and less attention to social dynamics and aspects justice . Second, Satjipto Rahardjo’s progressive law built on the foundation of ontology that the law is for man, not man for the law. Therefore changing of human life epistemologically have to keep changing the law on the basis of experience (empirical). Law which is based on the ever changing human life that should be applied according to conscience for justice (aspects axiology). Third, in the resolution of cases of corruption at Griya Lawu Asri (GLA) in Karanganyar according to progressive law should be made inroads against the rigid laws by emphasizing the positive aspects of conscience for justice.

Kata Kunci : hukum progresif, filsafat hukum, GLA Karanganyar