Laporkan Masalah

CORRELATION BETWEEN PARENTAL ACCEPTANCE AND SPAHHI SCORES AMONG ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN SLEMAN , YOGYAKARTA

JASKIRAN KAUR DALJIT SINGH, dr. Budi Pratiti, Sp.KJ,Dr.dr.Carla Raymondalexas Marchira,Sp(KJ)(K).

2015 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: SPPAHI atau juga dikenal sebagai Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif adalah alat untuk mengevaluasi apakah ada kemungkinan ADHD terjadi pada anak-anak di Indonesia. SPPAHI Kuesioner hanya dapat digunakan untuk mendeteksi perilaku anak-anak dalam rentang usia 6-13 tahun. Item dari SPAHHI berfokus pada tiga gejala utama ADHD iaitu kekurangan perhatian, hiperaktif, dan impulsif. Ini seharusnya tidak terjadi dengan gangguan mental atau psikotik lainnya .Disebabkan manifestasi gejala ADHD dapat melelahkan orang tua, kita kemudian mengeksplorasi lebih dalam tentang PARTheory. Ada 2 dimensi teorinya. Salah satunya adalah penerimaan orang tua yang ditandai dengan kehangatan dan penerimaan yang dirasakan oleh anak. Kedua adalah penolakan orang tua yang ditandai dengan kehadiran perilaku fisik dan psikologis yang menyakitkan. Teori ini lebih lanjut dijelaskan dengan 3 subtheories iaitu kepribadian, cara mengatasi penolakan dan sistem sosial budaya yang menpengaruhi persepsi anak terhadap prilaku orang tua. Tujuan: Untuk melihat hubungan antara penerimaan orangtua dan skor SPPAHI. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional survey. Sebanyak 22 siswa yang direkrut dari kelas II ke kelas VI. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat yang menggunakan Wilcoxon Signed-Ranks Test dan uji korelasi Pearson. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dan skor SPPAHI (p = 0,709, p <0,05) Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara penerimaan orangtua dan skor SPAHHI dalam kalangan anak-anak sekolah dasar di Sleman, Yogyakarta.

Background: SPPAHI or also known as Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif is an instrument to evaluate if there is a possibility of ADHD occurring among children in Indonesia. SPPAHI Questionnaire that is used can only be used to detect the behaviour of children within the age range of 6-13 years old. The items of SPAHHI focuses on the three main symptoms of ADHD which are inattention, hyperactivity and impulsivity. It should not occur with any other mental or psychotic disorders. Since the manifestation of ADHD symptoms can be rather tiring for the parents,we then explore further about the PARTheory. There are 2 dimensions. One is parental acceptance which is marked by warmth and acceptance felt by the child. Second is parental rejection expressed by presence of physically and psychologically hurtful behavior. The theory further is explained with 3 subtheories which are personality, coping and sociocultural systems. Objective: To gain an insight into the relationship between parental acceptance and SPPAHI scores. Method:This research is a quantitative descriptive study using a cross sectional survey method. A total of 22 students are recruited from class II to class VI. Analysis of data was done using univariate analysis and bivariate analysis using Wilcoxon Signed-Ranks Test and Pearson Correlation test. Result:The bivariate analysis showed that there is no significant correlation between parental acceptance and SPPAHI scores (p=0.709, p<0.05) Conclusion: There is no correlation between parental acceptance and SPAHHI scores among elementary school children in Sleman, Yogyakarta.

Kata Kunci : SPPAHI, ADHD, parental acceptance ,elementary school children