SAMA DI LAO’ SEBAGAI DASAR PEMBENTUK ARSITEKTUR PERMUKIMAN SUKU BAJO PULAU KABALUTAN SULAWESI TENGAH
IR. AHDA MULYATI, MT, Prof. Ir. Nindyo Soewarno, M.Phil. Ph.D.
2015 | Disertasi | S3 ILMU ARSITEKTURPermukiman pulau/desa Kabalutan merupakan salah satu dari gugusan pulau di kabupaten Tojo Una-una. Pulau ini sudah menjadi desa terdiri atas tiga dusun, jumlah pemukim bertambah dan telah dihuni sejak ratusan tahun oleh orang Bajo. Orang Bajo yang menghuni pulau Kabalutan masih mempunyai beberapa ritual tradisi untuk menghormati para leluhurnya hingga sekarang. Artefak yang paling nyata adalah permukiman mereka dikelilingi oleh laut dan kawasan lindung (perbukitan) sebagai bagian dari kehidupan mereka. Disertasi ini mengkaji spasial permukiman, termasuk makna laut pada pola ruang pulau/desa Kabalutan, dengan menggunakan metode penelitian fenomenologi. Alat utama pada metode fenomenologi adalah peneliti sendiri, untuk menjawab pertanyaan penelitian makna sama di lao‟ dalam arsitektur permukiman. Langkah pertama penelitian adalah tahap grand tour untuk memperoleh fokus penelitian tentang keberadaan lao‟ (laut) pada spasial permukiman. Tahap kedua, penelitian mendalam pada segala aspek menyangkut fenomena maupun spasial yang terbentuk, termasuk keberadaan ‟lao‟ pada permukiman. Informan ditentukan berdasarkan masukan dari informan sebelumnya, sesuai kebutuhan setiap fenomena. Tahap ketiga, analisis induksi, dilakukan pada waktu penggalian data di lapangan maupun di luar lapangan secara terus menerus. Proses analisis induksi dalam fenomenologi Husserl dilakukan sampai mencapai kejenuhan. Dari lapangan terdapat informasi-informasi dimulai dari orang Bajo hidup di bido‟ (perahu), menetap, membangun babaroh (tempat tinggal darurat) membentuk pagmundah (kelompok tempat tinggal), ruma‟/rumak (tempat tinggal) dan kampoh (permukiman). Tahap induksi pada unit-unit informasi diperoleh 13 (tiga belas) tema, 7 (tujuh) sub konsep dan membentuk 3 (tiga) konsep utama, yaitu pasidakanan (filosofi hidup), malabu/madara (cara bermukim), dan sama/same (identitas sosial). Tahap keempat, yaitu induksi terhadap konsep membangun konsep lokal yang konstruktif. Temuan penelitian Disertasi adalah sama di lao‟ sebagai falsafah hidup suku Bajo di pulau/desa Kabalutan, dimana lao‟ memiliki makna ruang kehidupan. Falsafah sama di lao‟ disimbolkan lao‟ sebagai pusat (ruang) orientasi secara spiritual, spasial, dan sosial, yang menggambarkan kerukunan, kebersamaan, kekeluargaan, keharmonisan, dan kesepakatan. Nilai-nilai menjadi penting dalam kehidupan suku Bajo terutama pada pembentukan ruang bermukim, menjadi simbol adanya pengikat, pengendali dan penghormatan secara vertikal dan horizontal. Dalam khasanah keilmuan, falsafah sama di lao‟ dan nilai-nilai yang dikandungnya merupakan konsep dasar teori arsitektur permukiman yang berpijak pada pengetahuan lokal. Pengetahuan lokal terkait antara lain, mboh ma di lao‟, dapu‟ma di laok (laut milik orang Bajo), umbo made lau‟ (ibunda lautan) dan beberapa falsafah ruang laut. Sama di lao‟ dalam Disertasi ini dinyatakan sebagai konsep keruangan, adanya pusat (inti) pada struktur permukiman suku Bajo, mengungkapkan keberlangsungan, keberlanjutan habitat dan ekosistem laut.
Dwelling at Kabalutan island is a group of islands in Tojo Una-Una district. This island has been turned into a village that consists of three Dusun, the number of dwellings has increased and orang Bajo have inhibited the dwellings for hundreds of years. Orang Bajo that inhibited the island have rituals tradition to respect their forefathers. The rituals exist until now. The most valuable artefact of orang Bajo was their dwellings sorrounded by sea and protected forest as the part of their live. This dissertation studies about dwelling spatial, including meaning of the sea towards spatial pattern at Kabalutan island, by employing fenomenology research. The main instrument of this method was the researcher himself, to answer the research question of „meaning of sama di lao‟ in dwelling architecture. The first step in this research was grandtour stage, namely a step to obtain research focus on existence of lao‟ (sea) at dwelling spatial. Secondly, a thorough research on every aspect related to ongoing phenomena and spatial formation, this includes existence of sea (‟lao‟) towards dwellings. Informants for this research were selected based on information given by former informants. The third analysis was inductive, it was done when the data was collected in the field continually. Inductive process of analysis on Husserl phenomenology was conducted until it completed. There were many information obtained from the field,for instance orang Bajo were living on bido‟ (boat), build babaroh (temporary housing) that forms into pagmundah (a group of houses), ruma‟/rumak (house), and kampoh (dwelling). From the inductive stage on information units, there were thirteen themes obtained, seven sub-concepts form the three main concepts, namely of pasidakanan (phylosophy of life), malabu/madara (reside), and the sama/same (social identity). The final stage is the inductive concept built constructive local concept. The findings of this dissertation was sama di lao‟ as philosophy of orang Bajo at Kabalutan island/district, where lao‟ had living space. The philosophy of sama di lao‟ was symbolized lao‟ (sea) as/the existance centre (space) orientation describing harmony, togetherness, agreement, security infacing the life. The values was very important for Bajo ethnic group especiallny in forming spaces for dwelling, spatial, social, spiritual, becoming symbol of binding element, controller and respect vertically and horizontally. In a knowledge sphere, phylosophy of sama di lao‟ and its values including the concpet of basic architecture theory of water dwellign based on orang Bajo local wisdom. The theory of local wisdom includes, mboh ma di lao‟, dapu‟ma di lao‟ (sea belongs to Orang Bajo), umbo ma de lau‟ (mother of the sea), and some sea philosopies that descibed social space. Sama di lao‟ in this dissertation was stated as spatial concept namely symbol of the existance of centre, structure and pattern. The dissertation was also revealing the the existancy and continuity towards habitat and ecosystem.
Kata Kunci : Sama di Lao‟, permukiman perairan, suku Bajo