MANAJEMEN K3 SEKTOR PERTANIAN: Kajian Pada Petani Sawah Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
ANDERIAS UMBU ROGA, S.PD., M.KES, Prof. Dr. KRT Adi Heru Husodo
2015 | Disertasi | S3 Ilmu KedokteranSemua orang perlu memiliki pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua bidang pekerjaan memiliki potensi bahaya mulai dari ringan, sedang hingga berat. Setiap tenaga kerja dituntut memiliki pengetahuan yang cukup, terampil dan disiplin, serta paham tentang cara-cara kerja aman dan selamat. Petani sawah termasuk pekerja yang harus diproteksi dari bahaya kecelakaan dan PAK. Sebagai dampak penggunaan mesin dan peralatan pertanian, serta pestisida dan bahan kimia lainnya dalam bertani. Hal ini menjadi penting mengingat petani sawah erat kaitannya dengan penyediaan beras yang menjadi sumber makanan utama sebagian besar bangsa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menilai dampak program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sektor pertanian terhadap kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan produktivitas kerja petani sawah di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Manfaat penelitian adalah petani sawah mengaplikasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam bekerja di sawah sehingga terhindar dari kecelakaan dan sakit akibat kerja, petani sawah terus dapat berproduksi. Telah dipilih dua kelompok tani, satu kelompok perlakuan dan yang lainnya kelompok kontrol dengan jumlah petani masing-masing 35 orang. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk menilai perbedaan program manajemen K3 sektor pertanian antara kedua kelompok tani. Juga menilai pengaruh penerapan manajemen K3 sektor pertanian terhadap kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan produktivitas kerja petani sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p hitung 0.00 < 0.05) antara kelompok tani yang menerapkan manajemen K3 sektor pertanian dengan kelompok tani yang tidak menerapkan K3 dalam bertani di sawah. Program manajemen K3 sektor pertanian berpengaruh signifikan (thitung > 1.96) terhadap penurunan angka kecelakaan dan PAK dan meningkatkan produktivitas kerja petani sawah. Penerapan manajemen K3 dapat menurunkan angka kecelakaan dan PAK, serta meningkatkan produktivitas kerja petani sawah Desa Sinduharjo Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Walaupun penelitian ini sangat mendukung prinsip bahwa penerapan manajemen K3 sektor pertanian mampu menurunkan angka kecelakaan dan PAK serta meningkatkan produktivitas kerja petani sawah, penelitian lanjutan dengan jumlah sampel termasuk buruh tani dan keluarga mereka serta luas kawasan persawahan masih terus diperlukan terutama di kawasan yang lebih intensif menggunakan mekanisasi, pestisida dan bahan kimia lainnya. Kata Kunci: Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Petani sawah, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, produktivitas kerja
Everyone needs to have a decent job to make ends meet. All field work has the potential dangers ranging from mild, moderate or severe. Every labor is required to have sufficient knowledge, skilled and disciplined, as well as the notion of safe working methods and survived. Rice farmers, including workers who must be protected from the danger of accidents and occupational diseases. As a result of the use of agricultural machinery and equipment, as well as pesticides and other chemicals in farming. This becomes important because rice farmers is closely related to the provision of rice which became the main food source of most of the nation of Indonesia. The purpose of this study was to assess the impact of OHS (Occupational Health and Safety) management programs of the agricultural sector occupational accidents, occupational diseases, and productivity of rice farmers working in Sleman Yogyakarta Special Region. The benefits of research are rice farmers applying the safety and health at work in the fields, so avoid accidents and occupational illness, rice farmers continue producing. Have been two groups of farmers, the other treatment groups and the control group with the number of farmers each 35 people. Quasi-experimental methods used to assess differences in OHS management programs the agricultural sector between the two groups of farmers. Also assess the effect of application OHS management programs of the agricultural sector, occupational accidents, occupational diseases and productivity of rice farmers. The results showed that there were significant differences (p value 0:00 <0.05) between groups of farmers who implement OHS management of agriculture with farmer groups that do not apply the OHS in farming in rice fields. OHS management program agricultural sector have a significant effect (t value > 1.96) to decrease the number of accidents and occupational disease and increase labor productivity rice farmers. OHS management practices can reduce the number of accidents and occupational disease, and to improve the productivity of rice farmers work Sinduharjo Village District of Ngaglik, Sleman Yogyakarta. Although this study strongly supports the principle that the application OHS management programs of the agricultural sector is able to reduce the number of accidents and occupational disease and enhance productivity of farmers working the fields, further research with a sample including farm workers and their families as well as the vast paddy fields are still needed, especially in the more intensive use mechanization, pesticides and other chemicals. Keywords: OHS management, Farmers fields, occupational accidents, occupational diseases, labor productivity
Kata Kunci : Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Petani sawah, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, produktivitas kerja; OHS management, Farmers fields, occupational accidents, occupational diseases, labor productivity