Laporkan Masalah

DINAMIKA KOSMOLOGI ORANG MELAYU DALAM PANTUN MELAYU

MAHYUDIN AL MUDRA, SH., MM., Dr. Setiadi, M.Si.

2015 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGI

Pantun Melayu telah diteliti oleh peneliti mancanegara sejak tahun 1688. Secara fisik bentuk pantun sangat sederhana, hanya empat baris, tetapi ia mengandung semua hal tentang kehidupan Melayu. Pantun Melayu mengandung berbagai unsur pendidikan, pengajaran, nasehat, peraturan tentang kehidupan dan tingkahlaku, budi pekerti, peran orang tua dalam mendidik anak, hubungan suami istri, hubungan anak dengan orang tuanya, dan lain sebagainya. Pantun memancarkan semacam mysterium tremendum et fascinosum (misteri yang dahsyat menggetarkan dan menakjubkan) sehingga banyak orang yang mencoba mencari ”intan permata” yang ada didalamnya, mereguk nilai luhur dan menguak misteri yang dikandungnya. Kompleksitas isi dan fungsi pantun ini yang menjadi daya pikat pantun sehingga banyak para peneliti tertarik untuk mengkajinya. Penelitian ini berupaya untuk menjawab tiga hal, yaitu bagaimana posisi pantun dalam khazanah kebudayaan Melayu?, bagaimana pengaruh sosiogeografis (lokalisasi daerah) terhadap pantun Melayu?, dan bagaimana pantun Melayu membentuk imaji kebersamaan antarorang-orang Melayu? Untuk menjawabnya, penelitian ini disusun berdasarkan pengamatan lapangan yang dipadukan dengan sumber kepustakaan (library research), baik berupa buku, artikel, makalah, jurnal, majalah, surat kabar dan lain sebagainya. Pemaduan kedua jenis sumber data ini sangat penting untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian ini. Dari penelitian yang telah dilakukan, ada tiga kesimpulan yang dihasilkan. Pertama, pantun tidak sekedar persoalan rima dan irama, tetapi melingkupi semua sendi kehidupan orang-orang Melayu. Pantun merupakan identitas asli Melayu, yaitu untuk berkomunikasi dan mentransmisikan nilai-nilai agama, budaya, adat, dan fenomena sosial yang hidup dan berkembang di tanah Melayu. Oleh karenanya, dengan memahami perkembangan pantun Melayu kita akan mengetahui perkembangan dan perubahan nilai-nilai Melayu. Kedua, pantun merupakan ekspresi kebudayaan masyarakat oral. Pantun merupakan alat untuk mengkomunikasikan ide-ide dan pemikirannya dengan merujukkan kepada alam sekitarnya. Perujukan tersebut untuk mengkonkritkan ide-ide yang abstrak sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh komunikannya. Dengan demikian, melalui sampiran pantun Melayu akan diketahui perubahan alam Melayu dan aspek lokalitas sosiogeografis penciptanya. Ketiga, pantun merupakan memori kolektif Melayu, yaitu menyatukan dan mengikat orang-orang Melayu yang secara kebetulan berada dalam teritori negara, agama, dan adat-istiadat yang berbeda. Pantun menghadirkan sebuah bayangan bangsa “Melayu” yang sama sekali tidak bisa dibekukan dalam sebuah teritori yang berdaulat. Keberadaan pantun bagi Melayu sangat penting bukan hanya warisan masa lalu, akan tetapi menjadi kesadaran kolektif yang secara efektif membentuk masa kini dan masa depan Melayu. Kata kunci: kosmologi, pantun, melayu

The Malay Pantun has been researched by international investigators since 1688. The format of pantun is very simple, just four rows, but it contains all the things about the life of Malay. The Malay pantun contains various elements of education, teaching, encouragement, rules about life and habit, manners, the role of parents in educating children, husband wife relationship, the relationship of the child with the parents, and so on. Pantun emanates a kind of mysterium tremendum et fascinosum (tremendous facsinating mystery) that atracts many linguists and social scientists who are trying to find a \\"jewels\\" that exist in it, find great value and reveals the mysteries they contain. The complexity of the content and functionality of this pantun being the pantun allure that many researchers are interested to analyse it. This research seeks to answer three things, namely, how is the position of pantun in Malay cultural context?, how is the socio-geographical context contribute to the formation of Malay pantun? and how is the Malay pantun construct the solidarity among the Malays? To answer these questions, data was compiled based on field observations combined with library research, either in the form of books, articles, papers, journals, magazines, newspapers, and so on. The secondary data sources is very important to support the field research. This research conclude three important findings. First, the significance of pantun is not only about the poetic aspect of rhyming and rhytms, but pantun is actually a knowledge of life that covers all aspects of the Malays' world view. Pantun, shows about cultural identity of the Malay which is publicly unfold in social even. It is constructed through the communication process that transmit the values of religion, tradition, customs, and other social aspects that are alive and thriving in Malay. Through the understanding the development of the Malay pantun we will be able to observe the dynamics and changes of the values of the Malays. Second, pantun as an expression of the oral tradition shows that it is an important instrument of communication that function to share ideas and thoughts with refers to the natural environment and other context. Malay pantun sampiran (attachement) in the lyric is function to note the changes of nature and other aspects that reflects the socio-graphic contribution in the pantun. Third, the Malay pantun is a reflection of the collective consciousness which unite and bind the Malay people within the various cultural and political teritory, religion, and customs. This means that pantun presenting an imagined \\"Malay\\" nation that cannot be devided into several sovereign territories. The existence of the Malay pantun is highly important not only as the legacy of the past, but a collective consciousness which effectively shape the present and future of the Malays. Key word: cosmology, pantun, malay

Kata Kunci : kosmologi, pantun, melayu; cosmology, pantun, malay


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.