PENGARUH CURAH HUJAN TINGGI DAN GEMPA TERHADAP RISIKO TANAH LONGSOR DI DAS BATANG KURANJI, PADANG SUMATERA BARAT
DANIEL BLESSON DEO S, Dr. Ir. Ahmad Rifai, MT ; Prof. Dr. Ir. Subagyo Pramumijoyo DEA.DIP.HRD
2015 | Tesis | S2 Teknik SipilKota Padang sebagian besar memiliki daratan berbukit dan pegunungan terjal yang mengalami pelapukan. Keadaan tersebut mengakibatkan wilayah Kota Padang berpotensi longsor. Curah hujan yang cukup tinggi dan gempa bumi sering terjadi di wilayah ini. Secara alami kejadian curah hujan tinggi dan gempa memicu terjadinya longsor. Perlu dilakukan pemetaan risiko (risk map) tanah longsor sebagai antisipasi bencana tanah longsor secara dini. Peta resiko merupakan perpaduan antara peta kerawanan (susceptibility map) dan peta kerentanan (vulnerability map) tanah longsor. Peta tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan mitigasi bencana, manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Penyusunan peta kerentanan, kerawanan dan risiko tanah longsor dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program Geographic Information System (GIS). Metode yang digunakan meliputi pembobotan parameter yang mempengaruhi tanah longsor, proses tumpang tindih (overlay) dan tahapan klasifikasi risiko longsor. Metode pembobotan dilakukan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Parameter yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber peta (dalam berbagai skala) dan data penginderaan jauh. Parameter terdiri dari 7 faktor pengontrol kerawanan tanah longsor (kemiringan, batuan penyusun, densitas kelurusan, densitas sungai, intensitas hujan, PGA, dan kerapatan tanaman), 2 faktor pemicu tanah longsor (curah hujan dan gempa bumi) serta 4 parameter penyebab kerentanan tanah longsor (fisik, ekonomi, sosial dan lingkungan). Analisis ini kemudian ditampalkan dengan kejadian longsor yang telah terjadi. Hasil dari penelitian ini yaitu faktor pemicu dominan yang menyebabkan terjadinya longsor meliputi curah hujan dengan intensitas tinggi. Parameter kerawanan yang mempengaruhi kestabilan lereng yaitu kelerengan, densitas kelurusan, densitas sungai, batuan penyusun, intensitas hujan, PGA, dan kerapatan tanaman. Analisa divisualisasikan dalam bentuk peta kerawanan, peta kerentanan dan peta risiko yang dibagi menjadi 5 kelas (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi). Wilayah dengan risiko tanah longsor tinggi dan sangat tinggi berada pada daerah Batu Busuk, Limau Manis, Sungai Sungkai, Universitas Andalas, Gunung Sarik, Lapau Panggung, Guo, Ulakkarang Timur Dan Gunung Pangilun.
Padang city has hilly land and rugged mountains mostly which were weathered, it makes the land so prone to landslide. High rainfall and earthquakes are common in this region, so that naturally trigger landslides. To anticipate and prevent the occurrence of natural disasters that lead derivatives disaster such as flood, we need to make landslide risk maps. Landslide risk map is a combination of landslides susceptibility and vulnerability map. The map can be used as a consideration in the planning disaster mitigation, prevention and management of natural disaster management. Geographic Information System (GIS) is used in the preparation of a susceptibility map, vulnerability map and landslides risk map. The method includes weighting parameters that affect landslides, overlay process, and risk classification. Analytic Hierarchy Process (AHP) is used as a method of the weightings. Parameter that used in the research is secondary data obtained from various source maps (in various scale) and remote sensing data. The data consists of 7 landslides controlling factor (slope, rock structure, lineament density, river density, rainfall intensity, PGA, and vegetation density), 2 landslides triggering factors (rainfall and earthquake) and 4 parameter causes of vulnerability (physical, economic, social and environmental). This analysis is overlaid with a landslide that had occurred The results of this study are high-intensity rainfall becomes the dominant trigger factor that caused landslides. Susceptibility parameters that affecting the stability of the slope is slope, rock structure, lineament density, river density, rainfall intensity, PGA, and vegetation density. The analysis is visualized in the form of susceptibility, vulnerability and risk maps. They are divided into five classes (very low, low, medium, high and very high). The high risk and very high risk region is covering Batu Busuk, Limau Manis, Sungai Sungkai, Universitas Andalas, Gunung Sarik, Lapau Panggung, Guo, Ulakkarang Timur Dan Gunung Pangilun.
Kata Kunci : AHP, curah hujan, gempa, tanah longsor, peta risiko.